24 April 2024
84 / 100

 

Dimensi.id-Sampah plastik masih menjadi salah satu masalah dalam negeri. PBB mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok (procal.co, 24/02/2024). Tumpukan limbah plastik yang terus menggunung menunjukkan bahwa penggunaan bahan ini makin bertambah. Tak hanya itu, pengelolaan limbah yang kurang efektif juga menjadi penyebab masalah tersebut tidak kunjung usai. Lantas, adakah solusi atas permasalahan ini?

Sampah dan Penyebabnya

Menumpuknya sampah plastik di berbagai wilayah setidaknya disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

  1. Jumlah penggunaan plastik yang tinggi.
  2. Pengelolaan limbah yang tidak efektif.
  3. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang ditimbulkan.
  4. Tidak adanya panduan dalam pengelolaan sampah dari pemerintah.
  5. Budaya konsumtif terhadap barang yang berbahan plastik.
  6. Adanya impor bahan baku plastik.

Semua penyebab di atas kini telah menjadikan Indonesia sebagai darurat sampah. Tentu saja hal ini harus segera diselesaikan agar tidak menimbulkan bahaya yang lebih besar.

Butuh Solusi Holistik

Berbagai penyebab masalah di atas, sebenarnya tak lepas dari peran negara. Memang, masyarakat turut andil dalam masalah ini. Akan tetapi, jika negara tidak turun langsung untuk menanganinya, maka rakyat pun akan enggan untuk melakukan upaya perubahan dalam perilaku sehari-hari mereka.

Tak dimungkiri, limbah plastik merupakan masalah lama yang sudah dilakukan upaya dalam pengelolaannya baik oleh masyarakat maupun negara. Sayangnya, upaya ini tak diimbangi dengan pengurangan penggunaan plastik dan impor bahan bakunya. Hingga saat ini, masyarakat bahkan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) kerap membakar limbah plastik untuk menghilangkannya. Ini jelas bukan solusi tuntas, sebab hasil pembakaran plastik tentu akan menimbulkan masalah baru.

Tak hanya itu, meskipun Indonesia memiliki pabrik daur ulang, salah satu pabrik yang ada justru melakukan impor sampah dari Amerika sebanyak 4.000 ton per bulan (muslimahnews.net, 17/02/2024). Oleh karena itu, perlu solusi holistik untuk menangani masalah ini.

Baca juga : https://dimensi.id/banjir-akibat-pembangunan-kapitalistik/

 Solusi Tuntas Limbah Plastik

Jika merujuk kepada penyebab menumpuknya limbah plastik, maka solusi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

Pertama, pemberian edukasi kepada masyarakat terhadap bahaya limbah plastik. Limbah plastik dapat mencemari air, udara, tanah, dan laut. Limbah menyebabkan tanah tidak subur, polusi udara yang mengakibatkan pemanasan global, serta berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan.

Kedua, pengurangan penggunaan plastik dan bahan bakunya. Budaya konsumtif yang ada dalam masyarakat sekuler saat ini jelas menambah banyak penggunaan plastik. Terlebih lagi, sebagian perabotan rumah tangga yang berbahan plastik memiliki harga yang lebih murah sehingga masyarakat banyak menggunakan bahan ini.

Ketiga, negara harus mengembangkan penelitian terpadu untuk menemukan bahan baku yang dapat digunakan sebagai pengganti plastik yang ramah lingkungan. Ketika tidak ada pengganti plastik yang dijamin aman, maka masyarakat pun enggan beralih kepada bahan yang lain.

Keempat, negara memberikan fasilitas dan pembiayaan untuk pengelolaan limbah plastik yang efektif. Sejauh ini, upaya untuk mengolah limbah plastik tidak dikelola penuh oleh negara. Sehingga daur ulang yang ada sebagian merupakan hasil kreasi masyarakat atau pabrik daur ulang yang ada.

Kelima, negara memantau pengelolaan daur ulang plastik. Berdirinya pabrik daur ulang, mungkin dianggap solusi atas limbah plastik yang ada. Namun, jika tidak ada kontrol dari negara, maka impor limbah pun dapat terjadi. Sehingga jelas tidak akan mampu menjadi solusi tuntas atas masalah tersebut.

Keenam, negara harus memiliki tim ahli yang mampu mengelola limbah secara efektif dan meminimalisasi bahaya yang ditimbulkan. Pembentukan tim ahli akan dapat dilakukan jika negara mau memberikan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai untuk para peneliti.

Larangan Islam Membuat Kerusakan

Sungguh, Islam sebagai pedoman hidup telah memperingatkan manusia agar tidak membuat kerusakan di muka bumi. Allah Swt. berfirman,

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan ulah tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (kepada jalan yang benar).” (TQS. Ar-Rum : 41)

Oleh karena itu, segala sesuatu tindakan yang dapat merusak alam tentu harus dicegah. Meskipun dalam kehidupan, mungkin rasanya sulit untuk tidak menggunakan plastik, namun harus ada upaya untuk meminimalisasi penggunaannya. Hal ini tentu agar risiko yang ditimbulkan pun makin kecil.

Wallahu a’lam bishawab. []

 

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.