24 April 2024
82 / 100

 

Oleh Ummu Taqy

 

Dimensi.id-Keluarga harus saling menjaga. Itulah yang seharusnya terjadi. Namun tak semua keluarga melakukannya. Di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, seorang ibu tega menghilangkan nyawa dan membuang bayinya yang berusia sembilan bulan ke sungai karena belum bisa merangkak. Di Depok, seorang wanita melahirkan seorang diri di dalam musala lalu meninggalkan bayinya. (tribunnews.com, 24/01/2024)

Fenomena di atas hanya segelintir dari sekian banyak kasus yang menimpa para ibu, tekanan hidup membuat orang orang kalap dan melakukan hal yang tidak manusiawi. Prihatin, begitulah ucapan yang tepat untuk mewakili kondisi para ibu saat ini. Para ibu muslim sudah mengalami disfungsi dan disorientasi hingga berujung hancurnya keluarga tersebut. Tentu ini adalah sebuah malapetaka besar bagi kita kaum muslim.

 

Akar Masalah Keluarga

Akar masalah dari semua yang terjadi menimpa ibu dan para muslim adalah karena hukum-hukum Islam sudah tidak dijadikan pedoman dalam kehidupan. Nilai-nilai Islam di tengah keluarga sedikit demi sedikit menjadi hilang. Akibatnya tidak bisa dimungkiri lagi, dengan semakin lemahnya nilai-nilai Islam pada sosok seorang ibu, maka masalah demi masalah pun akan semakin parah.

Inilah gambaran yang menyelimuti para ibu dan keluarga muslim di Indonesia. Negeri besar yang mayoritas penduduknya beragama Islam, namun kondisinya jauh dari gambaran Islam . Apa yang menjadi penyebab dari semua yang terjadi ini? Akankah semua yang terjadi pada para ibu segera berakhir dan berganti dengan suasana baru yang lebih cerah?

Baca juga : https://dimensi.id/kemiskinan-ekstrem-mengancam-generasi-global/

Keluarga dalam Sistem Islam

Keluarga, yang pada umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak – anak sering disebut instansi terkecil dalam masyarakat. Walaupun kecil, struktur tersebut merupakan tiang penyangga bagi tegaknya masyarakat. Kuat lemahnya instansi kecil ini dalam masyarakat mempengaruhi kuat lemahnya masyarakat tersebut. Sayangnya, saat ini umat berada pada kondisi memprihatinkan karena tidak di terapkan aturan Islam di tengah tengah masyarakat.

Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh. Islam juga mengatur kehidupan manusia baik dalam masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, hankam, dll. Bahkan di dalam Islam keluarga bisa diibaratkan sebagai benteng pertahanan terakhir dalam menghadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang akan merusak dan menghancurkan tatanan masyarakat yang lebih tinggi.

Karenanya fungsi instansi kecil ini diumpamakan sebagai madrasah, rumah sakit, masjid bahkan kamp militer yang siap mencetak pribadi pribadi mujahid dan mujtahid. Di samping itu Islam juga memiliki seperangkat aturan yang memastikan semua hukum Islam tegak secara sempurna, baik yang harus di lakukan oleh individu, masyarakat dan negara.

Sehingga, dapat di simpulkan bahwa untuk membentuk keluarga yang ideologis yang sesuai tuntunan Allah Swt. adalah menjadikan akidah Islam sebagai fondasi pernikahan, semua anggota keluarga memahami tugas masing-masing, suami dan istri memiliki visi dan misi yang sama, Islam dijadikan solusi segala masalah, melakukan amar makruf nahi mungkar, melakukan ibadah bersama, menghidupkan amal sunah, dan senantiasa memanjatkan doa kepada Allah dan bersabar dalam situasi apa pun.

Benar musuh-musuh Islam tidak akan tinggal diam. Mereka memang tidak menghendaki kaum muslim berpegang teguh kepada Islam secara utuh, sebagai sistem aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Sehingga mereka akan bekerja keras untuk memisahkan para ibu, keluarga, dan kaum muslim pada umumnya dari syariat Islam dan mengaburkannya serta mengikis sedikit demi sedikit syariat Islam dalam kehidupan sehari hari kaum muslim.

Oleh karena itu yang menjadi agenda kaum muslim saat ini untuk menghalang upaya penghancuran keluarga muslim adalah bagaimana menghadirkan Islam dengan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh dalam pengaturan umat secara nyata baik tingkat individu , keluarga, maupun masyarakat hingga negara. Sehingga kaum muslim bisa keluar dari keterpurukan dan sekaligus bangkit kembali sebagai khoiru ummah yang tegak di atas keluarga keluarga yang kuat.

Allah Swt. berfirman,

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ 

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali Imran : 110)

Wallahu a’lam bisshawab. [DMS/FU]

1 thought on “Keluarga Muslim Terancam, Raih Kebahagiaan dengan Islam

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.