25 April 2024
Sumber Foto : iStock

"Al-Masara, Occupied Palestinian Territories - January 27, 2012: A Palestinian youth waves a flag while confronting Israeli soldiers in a protest against the Israeli separation barrier in the West Bank down of Al-Masara."

53 / 100

Dimensi.id – Konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas setelah Hamas melakukan serangan mendadak ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10) lalu. Serangan ini merupakan serangan yang paling masif selama puluhan tahun sejak kependudukan tanah Palestina direbut secara paksa oleh Israel. Bahkan Hamas mampu membobol pertahanan milik Israel yang di klaim paling canggih yaitu IronDome dengan meluncurkan 5.000 roket milik Hamas.

Sejak serangan itu, para pemimpin negara-negara Barat dan media-media mainstream Barat langsung bereaksi dan mengeluarkan kecaman serta menyatakan dukungan pada Israel untuk membela diri – atau lebih tepatnya membalas. Barat memang sejak dulu sudah menentukan posisinya terhadap konflik Palestina-Israel, tanpa peduli siapa yang benar dan salah.

Faktanya serangan yang dilakukan Hamas bukan tanpa sebab. Solusi dua negara yang disahkan oleh PBB dan disepakati oleh Palestina-Israel nyatanya di langgar oleh pihak Israel. Inilah yang coba ditutupi media. Sementara solusi dua negara juga tak memberi keuntungan untuk Palestina. Masyarakat Palestina tetap hidup dalam bayang-bayang ancaman tentara Israel dimanapun.

Imbas dari serangan Hamas tersebut, Israel melakukan serangan balik dengan melancarkan serangan udara, darat dan laut bahkan memutus pasokan air, makanan dan juga listrik. Balasan yang dilakukan Israel ini jelas berlebihan dan lebih tidak manusiawi.

Lalu, dimanakah posisi pemimpin negara-negara muslim dunia saat ini? Ya, tak lain dan tak bukan posisi mereka saat ini berada pada satu titik yang disebut grey point (titik abu-abu). Selama ini para pemimpin negara-negara muslim hanya mengamankan posisi masing-masing. Mengapa demikian?

Nasionalisme telah menyekat tali persatuan aqidah antara sesama kaum muslimin. Para pemimpin negara-negara muslim hanya mampu mengecam dan memberikan bantuan donasi pangan dan sandang. Sedangkan donasi pangan dan sandang hanyalah masalah cabang yang tidak akan mampu menghentikan penjajahan dan perampasan tanah oleh Israel atas Palestina.

Padahal dengan kekuatan militer yang dimiliki oleh negara-negara muslim di dunia bila dikerahkan untuk membantu Palestina maka tentu Palestina sudah merdeka sejak dulu. Inilah yang sesungguhnya dibutuhkan oleh Palestina. Namun hal ini tentu sulit terealisasi mengingat pemimpin negara-negara muslim dunia juga ternyata memiliki hubungan bisnis internasional dengan negara-negara Barat.

Selama kita masih di jerat sistem kapitalisme global selama itu pula kita tak mampu berbuat apa-apa saat saudara kita di jajah dan di dzalimi. Maka dari itu, memperjuangkan tegaknya Institusi Pemerintahan Islam (Khilafah Islam) menjadi sebuah kewajiban. Karena dengan adanya Khilafah Islam maka seluruh negeri-negeri kaum muslimin akan berada dalam satu komando yang berdiri diatas Al Haq, yaitu Al Quran dan As Sunnah.

Ketika mendengar ada kaum muslimin yang dirampas haknya atau di dzalimi, maka khilafahlah yang akan menjadi perisainya dengan mendeklarasikan jidah fii sabilillah. Sejarah pernah mencatat kisah tentang pembebasan oleh Khilafah kepada negeri-negeri yang dijajah . Salah satunya penaklukan Yerusalem oleh Salahuddin Al Ayubi. Kisah ini tentu tidak asing lagi, namun mari kita fokuskan pada apa yang menjadi pokok utamanya. Bukan sekedar tentang penaklukan bersejarah yang dikomandoi oleh Salahuddin, namun lebih kepada power besar yang mendorong penaklukan tersebut. Salahuddin pada masa itu berada dalam naungan Khilafah Islam yaitu pada masa kekhilafahan Abbasiyah. Dengan adanya Khilafah maka jihad bisa terlaksana. Seluruh kekuatan kaum muslimin bersatu dan saling melindungi.

Inilah yang tidak kita miliki saat ini dan perlu kita perjuangkan keberadaannya. Bila atas izin Allah Khilafah itu tegak maka bukan hanya Palestina yang bisa terbebas dari penjajahan dan penindasan, tetapi juga saudara kita yang ada di India, Pakistan, Suriah, Rohingya dan yang lainnya.

Maka sudah semestinya kaum muslimin memahami bahwa inilah yang sesungguhnya dibutuhkan. Sudah semestinya pula dakwah tentang khilafah digencarkan ke tengah-tengah ummat. Semoga Allah menyegerakan pertolongan-Nya dengan tegaknya Khilafah Islam.

Allahua’lam.

Oleh : Vindy W Maramis (Kontributor Opini Islam)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.