2 Mei 2024
Usia Bunuh Diri Semakin Belia! Salah Siapa??
64 / 100

Dimensi.id-Kasus bunuh diri bukanlah suatu perkara yang sepele apalagi jika yang melakukan masih anak-anak kasus bunuh diri seorang anak SD kelas 5 di Pekalongan misalnya di mana menurut ibunya Anak tersebut hanya diminta untuk berhenti bermain HP tapi ia malah pergi ke kamar dan mengunci pintunya saat itulah peristiwa bunuh diri itu terjadi.

kasus semacam ini bukan sekali dua kali terjadi. Deputi badan perlindungan khusus anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( Kemen PPPA ) telah mencatat pada tahun 2023 sudah ada 20 kasus bunuh diri dengan alasan yang beragam. Misalnya bullying, percintaan, sampai dengan permasalahan keluarga.

Sebab utama terjadinya hal tersebut adalah depresi dan gangguan kejiwaan yang muncul karena tekanan suatu hal. Ketika seseorang itu tidak mampu mengelola segala emosi atau kejadian yang menimpanya, kemudian menjadikan seseorang tersebut tidak mampu berpikir jernih. Maka melukai diri sendiri akan dianggap sebagai solusi. Karena yang terpenting bagaimana depresi itu bisa hilang.

Usia anak-anak adalah masa-masa yang penting dalam pertumbuhan. Karena apapun yang dia konsumsi atau yang dia lihat dan juga dia pelajari, akan berpengaruh pada usia-usia selanjutnya. Segala pemikiran akan berpengaruh dari usia itu.

Perlunya orang tua untuk hadir dalam tiap tumbuh kembang anak-anaknya, mengawasi betul apa yang anak-anak lakukan di rumah atau di luar rumah, tahu dengan siapa saja anak-anaknya bergaul, dan yang terpenting tidak membiarkan anak-anak berlama-lama dengan gawainya. Karena bagaimanapun, dengan gawai anak-anak bisa menjelajahi berbagai hal. Dan tidak bisa dipungkiri, konten-konten negatif maupun game online dengan berbagai genre sangat mudah untuk diakses. N

egara seharusnya berperan sebagai tameng utama pemikiran dan budaya barat agar tidak bebas masuk. Yang mengakibatkan pola pikir dan gaya hidup mengekor pada Barat. Karena jelas tidaklah mampu jika hanya keluarga dan masyarakat saja yang turun tangan untuk mengatasi segala problem yang ada, dalam hal ini kasus yang berkaitan dengan generasi.

Negara yang menerapkan sistem demokrasi liberalisme yang menganut segala kebebasan. Mulai dari kepemilikan, beragama, berpendapat, hingga bertingkah laku. Kebebasan inilah yang akhirnya mempengaruhi segala pola pikir dan sikap generasi saat ini. Di samping itu sistem pendidikan sekuler juga turut andil dalam pembentukan kepribadian generasi. Menjadikan mereka generasi yang jauh dari agama. Akibatnya yang mereka pahami dan nilai adalah kebahagiaan itu adalah materi dan kesenangan yang sifatnya duniawi saja.

Solusi tuntas agar anak-anak dan generasi muda memiliki pemahaman yang baik, agar mampu menyikapi segala problem kehidupan dengan nalar dan pikiran yang jernih , adalah dengan Akidah Islam. Karena dengannya mereka bisa berpikir realistis dan paham bahwa kebahagiaan tertinggi adalah meraih Ridho Allah. Bukan hanya ribut dengan kesenangan-kesenangan dunia saja. Karenanya syariat Islam harus diterapkan secara sempurna.

Wallahualam bisshowab

Penulis : Hafsaa

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.