28 April 2024
Ilusi Bahan Pangan Murah Untuk Rakyat
67 / 100

Dimensi.id-Harga pangan di sejumlah daerah terpantau masih mengalami kenaikan. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat banyaknya bahan pangan yang mengalami kenaikan beberapa waktu belakangan ini. Padahal biasanya harga pangan naik ketika permintaan melonjak seperti pada momen natal, tahun baru atau ketika lebaran.
Tetapi untuk saat ini, kenaikan harga pangan terjadi jauh hari sebelum Natal, tahun baru dan juga lebaran.

Akhirnya beberapa warga mengeluh akibat kenaikan bahan pangan. Salah satunya diungkap oleh Waluyo, seorang warga di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan. Dia mengaku cukup terbebani dengan kenaikan harga pangan, utamanya yang sering dikonsumsi. Dikutip dari www.liputan6.com

Misalnya seperti harga beras yang mengalami kenaikan sampai 20% dan cabai 90%.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, ada 9 komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga lebih dari 10% dari harga acuan atau eceran yang ditetapkan pemerintah.

  • beras medium di Zona 1 naik 17,83% ke atas harga eceran tertinggi (HET)
  • beras medium di Zona 2 naik 17,26% ke atas HET
  • beras medium di Zona 3 naik 26,28% ke atas HET
  • beras premium di Zona 3 naik 15,24% ke atas HET
  • kedelai biji kering naik 11,91% ke atas harga acuan pemerintah (HAP)
  • gula konsumsi naik 15,14% ke atas HAP
  • cabai merah keriting naik 17,22% ke atas HAP
  • jagung di tingkat peternak naik 47,66% ke atas HAP

Harga itu pertanggal 18 November 2023 (Dikutip www.cnbcindonesia.com)

Penyebab persoalan pangan ini tidak terlepas dari tata kelola yang masih semrawut. Data pangan yang akurat dan real time tidak ada, insentif bagi petani berkurang, subsidi pupuk dan solar dikurangi sehingga biaya produksi meningkat serta berujung kepada kenaikan harga di konsumen. Sehingga ketika bahan pangan permintaannya meningkat sedangkan barang sedikit, harga ditinggikan.

Dan tak kalah penting ini semua adalah peran negara, harga pangan menunjukkan bahwa negara telah gagal dalam menjamin kebutuhan pangan murah. Negara harusnya melakukan segenap upaya untuk mengantisifasi kenaikan harga karena berbagai persoalan. Sayangnya hari ini mustahil terwujud sebab negara hanya menjadi regulator atau pengatur kebijakan bukan sebagai pengurus rakyat.

Negara seperti ini adalah tabiat dari negara kapitalisme. Kapitalisme menjadikan negara berada di bawah kendali para korporat atau pemilik modal.

Prinsip kapitalisme adalah membatasi gerak negara dan memberikan ruang sebebas-bebasnya kepada sang pemilik modal untuk menguasai semua bidang, termasuk menguasai bahan pangan.

Berbeda Dengan Sistem Islam

Jika negara ini dibangun berdasarkan sistem islam dan berdiri daulah islam, maka kebutuhan warga akan dijamin oleh negara, karena negaralah yang bertanggung jawab penuh atas rakyatnya, bahkan bukan hanya bahan pangan saja, pendidikan dan kesehatan pun akan dijamin.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Imam (khalifah) raain (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya”. (HR. Ahmad, Bukhari).

Sudah jelas dalam hadits Rasulullah bahwa Kholifahlah yang bertanggung jawab atas rakyatnya, menjadikan rakyat sejahtera dari semua sisi. Bukan malah mencekik rakyat dengan tingginya harga bahan pangan, biaya pendidikan dan kesehatan. Maka islam kaffahlah solusi utama.

Wallahu a’lam bishowab

Penulis : Ukhti Indah

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.