4 Mei 2024
60 / 100

 

Manusia ditempa dengan beratnya ujian. Bisa jadi ujian dari keluarga, anak, pasangan, sanak kerabat, sahabat, rekan kerja, pekerjaannya, hartanya, relasinya, sosialnya, karirnya, dakwahnya, impiannya, masa depannya, masa lalunya. Dan masih banyak lagi.

Terkadang, ujian itu berasal dari eksternal dirinya. Namun tak jarang berangkat dari pribadinya sendiri. Tak ada satu pun manusia yang lepas dari ujian ini.

Nampak di depan mata, tawa canda seseorang seakan menyiratkan tak punya ujian. Padahal ia menyembunyikan ujiannya, karna memilih untuk tak mengumbar. Sebab ujian perlu dicari jalan keluar. Orang lain tahu pun belum tentu membantu.

Tak jarang pula, nampak gurat kesedihan. Ketika ujian terasa lebih berat dibanding ilmu yang dimiliki. Belum mampu mengcover ujian yang menimpanya.

Raga ada di sini, namun pikiran dan perasaan bisa tak tentu arahnya. Menghiba mencari rimbanya. Namun tak jua menemukan cahaya.

Di saat seperti itu, sudah saatnya mengharap pada Allah saja. Menihilkan kemelekatan dan kebergantungan pada manusia.

Allah beri ujian yang tak pernah akan membuat kalah. Karena ujungnya adalah hikmah. Bagi siapa yang mampu memetik buah.

Karenanya, mata perlu lurus pada tujuan akhir. Riak-riak di sekitar tak lagi jadi penghalang dan penghambat.

Rela ditempa. Hingga menyabet mentalitas paripurna sebagai pemenang. Allah yang menentukan, apakah kita terkategori tegar dan tangguh di garis finish, atau kalah sebelum genderang perang ditabuh.

Adakalanya letih. Merasa tak layak. Kehabisan energi di tengah jalan. Kesepian tak ada supporter. Semua rasa yang bisa saja melemahkan tekad, hadir membisiki agar menyerah.

Namun Allah punya caraNya. Untuk menyuntikkan semangat pada jiwa-jiwa yang pasrah dan qonaah padaNya. Untuk membangkitkan energi kuat yang menghalau segala rintangan dan menyibak target di depan. Untuk menitipkan sebuah kekuatan.

Kekuatan visi. Kekuatan cita. Yang kemudian mampu menjadikan yang sulit menjadi mudah. Yang menciptakan keberkahan dan kebaikan tak disangka-sangka arahnya. Yang mewujud menjadi pribadi kuat yang telah ditempa.

Inilah ujian kehidupan, agar Allah menjadi tujuan di atas segala tujuan. Benarlah firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Fajr ayat 28-30:

يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surgaku.”

1 thought on “Ujian Kehidupan Tertuju Ke Allah

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.