12 Mei 2024
Tanpa Khilafah, Konflik Palestina-Israel Terus Abadi
71 / 100

Dimensi.id-Perang kembali terjadi antara Palestina dan Israel.Serangan mendadak hamas berupa ribuan roket di luncurkan ke arah tentara militer Israel. Puluhan anggotanya berhasil menerobos wilayah perbatasan negara yang di jaga ketat. Israel merespon serangan tersebut dengan kiriman lebih dari 2000 roket secara membabi buta ke arah gaza.(voa 7/10/’23)

Tak lama, israel memgumumkan deklarasi perang melalui pernyataan perdana mentri Israel Benjamin Netanyahu (CNBC Indonesia 7/10/’23)

Yang kemudian mengundang respon dari berbagai negara termasuk Indonesia melalui kemenlu terkait keprihatinan atas korban. Hingga mendesak perdamaian kedua belah pihak dengan merunut kepada akar masalah dan menyelesaikan sesuai parameter PBB (katadata.co.id 7/10/’23)

Ada yang berbeda secara garis besar pada konflik Palestina-Israel saat ini.Dukungan secara vulgar di dapat Israel dari negara negara besar seperti Amerika, Jerman dan Prancis. Bahkan Amerika segera mengirimkan pasukan militernya selang beberapa waktu pasca pernyataan perang oleh Netanyahu.

2 hari serangan Hamas di jadikan Opini sepihak melalui media-media barat sebagai sebab legalitas genosida berbalut peperangan secara brutal di mata internasional. Yang kemudian di ikuti juga oleh media pro-penjajah Israel di dalam negri indonesia.

Hal ini memunculkan dua sudut pandang berbeda dari berbagai kalangan.Siapa memihak siapa.Tentu, sikap kita sebagai umat islam jelas mendukung hamas. Sangat kerdil jika dua hari serangan mendadak hamas di jadikan tolak ukur kebencian atau termakan hasud oleh barat sehingga menjuluki teroris.Beberapa faktor menjadi alasan penting untuk di garis bawahi.

Pertama dari segi historis, palestina adalah negara terjajah sejak 1948 oleh kependudukan paksa zionist yahudi laknatullah. Dimana sebelum itu wilayah palestina masuk dalam kekuasaan khilafah turki Ustmany. Kekalahan secara signifikan yang di alami daulah ustmaniyah pasca Perang Dunia 1 membuat wilayah palestina jatuh ke tangan inggris. Inggris lalu menyerahkan palestina kepada zionist melalui deklarasi balfour.

Deklarasi tersebut adalah pembuka berdirinya negara zionist Israel.Israel sejak lama menginginkan tanah palestina untuk seluruh umat yahudi sebagai “Tanah yang di janjikan”.

Sehingga dari sini petaka rakyat palestina di mulai. Zionist Yahudi sangat berambisi terhadap tanah palestina.Mereka bertindak kejam selama bertahun tahun sebagaimana tabiat penjajah. Intimidasi, pembantaian, pembunuhan, pendudukan paksa kawasan, perampasan hak tanah, penyiksaan hingga penjara tanpa peradilan setiap hari di alami oleh penduduk palestina. Wilayah palestina kian tahun kian berkurang dan nyaris habis dari peta dunia akibat di caplok zionist untuk proyek negara yahudi.Hingga menyisakan jalur Gaza yang kerap di sebut “penjara terbesar di dunia” dengan tembok yang mengelilingi beserta akses keluar yang sangat sulit.

Dalam islam mempertahankan wilayah negri ketika mendapatkan serangan ,gangguan apalagi bentuk penjajahan adalah wajib sebagaimana firman Allah

وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

Artinya,
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, tetapi jangan melewati batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Surat Al-Baqarah ayat 190).

Kemudian dari segi Aqidah, banyak keutamaan keutamaan tentang pentingnya mengimani dan menjaga kehormatan masjidil aqsa semaksimal kemampuan umat islam. Diantaranya bahwa masjidil aqsa merupakan kiblat pertama umat islam sebagaimana hadist riwayat imam bukhari :

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا حَتَّى نَزَلَتْ الْآيَةُ الَّتِي فِي الْبَقَرَةِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ…

Dari Al-Bara bin ‘Azib berkata, “Saya shalat bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghadap ke arah Baitul Maqdis selama enam belas bulan, sampai turun ayat di dalam Surah Al-Baqarah WAHAITSU MA KUNTUM FAWALLAU WUJUHAKUM SYATROH…” (H.R. Bukhari).

Bumi syam buminya para nabi. Tanahnya di sucikan dan di berkahi.Selain itu, peristiwa penting Isra’ miraj nabi muhammad salallahu ‘alaihi wassalam juga tak lepas dari peran keberadaan masjidil aqsa.

Sedangkan dari sisi kepemilikan, palestina adalah tanah kharaj milik umat islam sejak masa kekhalifan umar ibn khatabb hingga sampai datangnya hari kiamat.Tanah tersebut di berikan secara suka rela tanpa adanya pertumpahan darah atau paksaan.

Di era khilafah seluruh umat nasrani, yahudi dan islam hidup tenang dan damai tidak seperti saat ini. Muslim dan kristen kerap mengalami intimidasi ketika beribadah.Disini peran PBB kerap kali di pertanyakan. Sebagai organisasi penjaga perdamaian dunia nyatanya berstatus omong kosong belaka. Terutama terkait isu Palestina-Israel. Resolusi 1948 dan 1975 tidak mampu mengakhiri konflik.

Organisasi yang kelahirannya di bidani oleh negara2 adi kuasa yg justru saat ini paling banyak mendukung israel. Jadi mustahil berpihak kepada kepentingan palestina. Alih-alih damai justru palestina semakin terjajah.Jika di perhatikan keberadaan PBB malah menjadi fatamorgana bagi umat, sehingga teralihkan dari solusi islam. Nyatanya PBB bersikap pasif menghadapi pola tingkah zionist Israel.

Sama halnya dengan negri negri muslim lain, kecaman dan rasa prihatin menjadi solusi banci yang kita saksikan hari ini.Normalisasi uni emirat arab dengan israel seperti menabur garam di atas luka. Indonesia sendiri mendukung solusi dua negara yang jelas tidak mungkin terwujud mengingat ini adalah ranah prinsip kedua belah pihak.

Sungguh akar masalah konflik berkepanjangan ini adalah dengan adanya sistem kapitalisme sekular. Racunnya sudah menjalar di tubuh umat sehingga umat tak mampu melihat islam sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Keberadaan kapitalisme sekular jelas mempengaruhi kondisi politik umat.Yang berdampak besar pada perbedaan sudut pandang sesama muslim.Nasionalisme antar negara kerap menjadi jurang dalam persatuan .Padahal umat islam adalah bangsa yang satu.Bukan berpecah belah.

Gambaran hari ini di palestina, suriah, rohingya dan uyghur menunjukkan bahwa umat tidak ada pilihan lain.Bangsa hanya bisa di ungguli dengan bangsa. Militer dengan militer.Umat butuh seorang khalifah yang mampu melindungi hak umat.

Yang mampu memimpin menggunakan sebuah entitas politik terbaik.Rasulullah dan khulafaur Rasyidin sudah membuktikan keberhasilan entitas politik dengan sistem yang bernama khilafah tersebut.Bahkan di teruskan oleh khalifah-khalifah berikutnya hingga kurang lebih selama kurun waktu 14 abad.

Dengannya pula jihad bisa di tegakkan sehingga penjajahan yahudi di palestina bisa segera terhapus.Masjidil aqsa, negri yang beberapa kali menjadi saksi kemenangan jihad fiisabilillah di bawah naungan khilafah.Sebagaimana masanya Salahuddin al-Ayyubi. Marilah kita renungkan kembali, sudah solutif kah selama ini solusi yang sudah di upayakan? Tidak percayakah kita dengan janji Allah dan Rasul-NYA sehingga lebih condong kepada sistem buatan orang kafir?Cukuplah islam sebaik baik solusi.

Wallahu a’lam bissahwab

Penulis : Sariatul Mufida

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.