30 April 2024
63 / 100

Dimensi.id-Milyaran sumbangan sudah diberikan oleh masyarakat Indonesia kepada Palestina. Dari mulai sumbangan dalam bentuk pangan, kesehatan, peralatan medis sampai sumbangan tenaga ahli. Namun, sampai saat ini persoalan palestina terus terjadi bahkan lebih parah lagi. Mengapa demikian?

Pendahuluan

Memang tak salah jika Indonesia kembali menjadi negara paling dermawan di dunia pada 2023. Berdasarkan World Giving Index (WGI) yang dirilis Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia berada di posisi pertama dengan skor 68 poin. Hal itu membuat Indonesia menjadi negara paling dermawan selama enam tahun berturut-turut (Sumber : Indonesiabaik.id). Maka untuk urusan sumbang-menyumbang, tidak perlu dikomando, mengalir bak air mengalir.

Pada Jumat, 25/11/2023, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menyelenggarakan Tablig Akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pengumpulan Donasi Peduli Palestina. Tablig Akbar tersebut juga diramaikan penampilan dari sang Raja Dangdut Rhoma Irama bersama Soneta Grup.

Penjabat Bupati Muba Apriyadi yang hadir mengatakan : “Donasi untuk Palestina sampai hari ini telah terhimpun dari warga Muba dan Pemerintah Kabupaten Muba sebesar Rp1,5 milyar. Insya Allah, sebentar lagi akan diserahkan kepada panitia yang berasal dari Jakarta untuk diteruskan kepada saudara-saudara kita di Palestina.” (republika.co.id, 24/11/2023).

Grab Sampai MCD Berlomba Untuk Memberikan Donasi

Kemudian aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru juga mendonasikan hartanya untuk membantu rakyat Palestina, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Pekanbaru, Tri Sepna Saputra mengatakan ada sekitar Rp 838.372.000 donasi yang terkumpul dalam aksi galang dana. Menurut dia, seluruh donasi sudah diserahkan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru untuk disalurkan ke rakyat Palestina melalui MUI pusat (republika.co.id, 25/11/2023).

Beberapa perusahaan yang berafiliasi dengan Israel setelah terbit fatwa MUI untuk boikot sebab hukumnya haram membantu penjajah pun mulai berbondong-bondong menyalurkan sumbangan untuk Palestina. Seperti Perusahaan makanan dan minuman terbesar, Danone Indonesia menyerahkan Donasi Kemanusiaan untuk rakyat Palestina melalui Baznas sebesar Rp 500 juta. Donasi tersebut berasal dari karyawan Danone Indonesia yang berjumlah 13 ribu orang.

Penggalangan dana dilakukan oleh karyawan muslim Danone yang tergabung dalam Karyawan Muslim Aqua (Karisma). Sustainability Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo berharap, bantuan tersebut dapat meringankan beban rakyat Palestina. Dia juga berdoa agar rakyat Palestina bisa kembali melaksanakan ibadah dengan nyaman (republika.co.id, 25/11/2023).

Kemudian Grab Indonesia dan OVO mendonasikan dana kemanusiaan sebesar Rp 3,5 miliar. Bantuan tersebut akan disalurkan melalui BenihBaik.com, platform crowdfunding dan CSR marketplace independen di Indonesia.

Pemegang waralaba McDonald’s Indonesia, PT Rekso Nasional Food, juga menyumbangkan donasi kemanusiaan untuk Palestina melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebesar Rp1,5 miliar dan diterima secara simbolis oleh Ketua Baznas Prof KH Noor Achmad di Aula Achmad Subianto Gedung Baznas, Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2023).

Demikian juga, PT Sarimelati Kencana Tbk, pemegang lisensi waralaba restoran Pizza Hut di Indonesia menyalurkan donasi sebesar Rp 1 miliar kepada Palang Merah Indonesia (PMI). Donasi sebesar Rp 1 Miliar dari Pizza Hut Indonesia diterima secara simbolis oleh Sekretaris Jenderal PMI AM Fachir di kantor pusat PMI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023). (Republika.co.id, 25/11/2023). Dan masih banyak lainnya.

Fakta Kondisi Palestina dan Pemimpin Muslim Dunia

Rakyat Palestina memang sedang kekurangan, sebab mereka dibatasi akses ke dunia luar oleh Israel, bantuan apapun memang bisa diterima. Dan faktanya memang mereka membutuhkan. Apalagi dunia diam, lebih miris lagi para pemimpin muslim juga hanya mengecam, sementara tangan mereka bergandengan tangan mesra dengan penjajah dan para pendukungnya.

Tagar #we standing with Palestine, cuitan julid di berbagai platform umum, media sosial maupun akun-akun milik penjajah dan pendukungnya memang mampu mengguncang jagad Maya dan menambah depresi tentara Israel berikut petingginya. Namun, tak bisa menahan jumawa mereka atas tanah Palestina dan jiwa-jiwa tak berdosa yang melayang tanpa ampun.

PBB Tidak Bisa Diharapkan

Tak bisa pula berharap pada PBB ataupun organisasi internasional lainnya, sekalipun pesertanya para pemimpin muslim seperti OPEC dan lainnya. Mereka macan ompong bahkan menjadi kaki tangan penjajah, mereka bak kerbau dicolok hidungnya, taat dan patuh pada kesepakatan-kesepakatan batil dengan penjajah, dan meninggalkan kaum muslim terabaikan.

Bukankah jelas Allah melaknat perbuatan yang demikian? Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai teman setia dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menjatuhkan hukuman) atasmu?” (TQS an-Nisa:144).

Bagi mereka yang mengaku beriman kepada Allah dan dimudahkan menjadi pemimpin atas kaum muslim, iman mereka tak berguna sebab tak menjadikan sebagai kekuatan politik mengusir penjajah, khusus Negara Indonesia.

Didalam Preambule (pembukaan) UUD 1945 jelas termaktub, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Bagaimana cara menghapuskannya, inilah yang luput dari keberanian pemimpin kita bahkan dunia.

Persoalan Penjajahan Butuh Kekuatan Militer (Jihad)

Israel sesungguhnya tidak sekuat opini yang dibangun. Pendirian negara itu pun tidak jelas dan batil. Kenapa? karena dimana pun berada tak ada peraturan yang mengakui menduduki negara lain yang sudah berdaulat disebut secara resmi sebagai negara, kecuali satu, penjajah!

Bahkan, kita kalau berandai-andai negara muslim sekitar Palestina saja seperti Mesir, Yordania, dan beberapa lagi di jazirah Arab bersatu dan membatasi akses keluar Israel, memboikot pengiriman energi maupun akses internet, tidak mengadakan perdagangan senjata dengan Israel, maka tak perlu waktu lama, Israel akan mati dan berakhir.

Faktanya lagi, penjajahan tidak saja terjadi di Palestina, tanah penuh berkah yang disebut Allah SWT secara langsung dalam Alquran, namun di belahan bumi lain, seperti Suriah, Bangladesh, Myanmar, Xin Jiang, Uighur, India dan lainnya juga berada dalam tekanan kaum mayoritas.

Padahal ketika Islam berjaya, negeri-negeri ini tunduk kepada Islam, bahkan di Perancis, Swedia yang kini juga mengalami Islamophobia pernah ditaklukan khilafah Islamiyah. Muslim adalah bersaudara satu dengan yang lainnya. Akidah yang satu menjadi ikatan kuat mengalahkan aturan adat atau batasan negara. Artinya harus ada kekuatan persatuan persaudaraan yang kuat yang dimunculkan hari ini sebagai lawan penjajahan yang sudah tak manusiawi lagi.

Dunia menjadi rusak, masyarakatnya lebih-lebih karena satu hal, tidak ada Islam sebagai sebuah sistem pengaturannya. Penjajahan dulu terhapuskan oleh komando Kholifah, pemimpin muslim yang satu yang kemudian menyerukan pengerahan militer atau jihad. Empat imam mahzab sepakat bahwa makna syari jihad adalah perang. Bukan bersungguh-sungguh sebagaimana pemaknaan hari ini. Ini akibat adanya moderasi beragama dan upaya monsterisasi kepada Islam.

Wahai kaum muslim, tentu anda akan tegas menyatakan kami beriman kepada Allah yang satu, Rasulullah Muhammad utusan Allah, dan hari akhir. Maka, sebagai bukti keimanan yang kuat dan bersih saatnya hari ini bahkan hari-hari yang akan datang kita wajib menyeru kepada dunia untuk terwujudnya persatuan kaum muslim dan penerapan syariat agar penjajah terlumatkan ke dalam bumi. Ikuti teladan Rasulullah yang senantiasa menyeru kepada kita untuk menegakkan kebenaran, dimana pun berada. Wallahualam bissawab. [DMS].

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.