26 April 2024
Nestapa Rohingya Adalah Tanggung Jawab Ummat Muslim
78 / 100

Dimensi.id-Nestapa menyelimuti Etnis Rohingnya tatkala mereka diusir, dihina, dan dibantai dari kampung halamannya, dan sekarang mereka juga diusir dari tempat pengungsian negara-negara tetangga karena dinilai buruk perangai. Lalu siapakah yang bertanggung jawab untuk menolong mereka?

Pendahuluan

Kapal pengunsi etnis muslim Rohingya kembali berlabuh di pesisir pantai Aceh. Satu kapal berisi pengungsi Rohingya hingga jumat (17/11/2023) dilaporkan masih berada di perairan Kecamatan Muara Batu, Aceh. Kapal yang berisi 249 orang tersebut; 78 laki, 108 perempuan dan 54 anak-anak, mendapat penolakan dari warga setempat. dikutip dari kompas.com

Pengungsi Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan (stateless), mereka mengalami konflik sosial berkepanjangan dan diskriminasi berdasarkan etnis dan agama. Keputusan mereka melarikan diri dari Myanmar adalah karena kondisi konflik, mengalami diskriminasi dan kekerasan.

Selanjutnya mereka juga menjadi sasaran sindikat perdagangan manusia yang akan membawa mereka ke Malaysia menemui keluarga. Sebagian dari mereka sudah punya tujuan untuk menemui keluarganya di Malaysia, tapi sebagian lainnya tidak punya tujuan, selain meninggalkan Myanmar untuk menyelamatkan diri. Dikutip komnasperempuan.go.id

Berlabuhnya Etnis Rohingnya di Aceh

Pengungsi Rohingya kerap berlabuh di perairan Utara Indonesia untuk mencari swaka. Mereka terus mencari tempat yang dapat menerima mereka dan memberikan sedikit bantuan kemanusiaan. Namun, dalam perjalanannya tidak sedikit dari mereka yang meninggal dalam perjalanan karena kehabisan bekal, kelaparan, dehidrasi atau tenggelam.

Bagaimana Kita Merespon Sebagai Muslim?

Dalam merespon kejadian ini, seharusnya kita kembali mengingat hadis Rasulullah :

Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).

“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam mencintai, menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh merasa kesakitan, maka anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Bisa kita fahami bahwasannya Rasulullah telah menghimpun kita, ummat muslim, dengan ikatan akidah yang kuat. Seorang muslim wajib peduli terhadap kondisi sesamanya. Dalam beberapa hadis, Rasulullah dengan jelas mengecam seorang muslim yang abai terhadap urusan muslim yang lain :

Barangsiapa yang (bangun) pada pagi harinya hasrat dunianya lebih besar maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barang siapa yang tidak memikirkan dengan urusan kaum muslimin semuanya maka dia bukan golongan mereka” (HR. Al-Hakim dan Baihaqi).

“Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya dalam kondisi kelaparan, sedangkanl ia mengetahuinya. (HR At-Thabrani).

Muslim Wajib Peduli Rohingya

Termasuk terhadap pengungsi muslim Rohingya, maka kita wajib menunjukkan kepedulian pada mereka. Kita wajib menolong, menerima dan menjamu kedatangan mereka, memberikan perlindungan dan jaminan kehidupan yang layak untuk mereka. Ada hak mereka dalam pundak kita, dan jika hak tersebut tidak ditunaikan maka kita akan dimintai pertanggungjawaban atasnya :

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang pemimpin (kepala) negara, dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.

Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah disbanding dengan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasa’i dan Tirmidzi)

“Barangsiapa membela kehormatan saudaranya (sesama Muslim), maka hal itu menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (HR Tirmidzi).

Dalam penerapan penjaminan hak atas ummat muslim memang tidak bisa kita tunaikan secara mandiri atau kolektif masyarakat. Pelaksanaan ini membutuhkan peran negara yang memiliki wewenang yang lebih luas dan kuat.

Negaralah dengan kebijakannya yang mampu memberikan pelayanan terhadap urusan ummat muslim Rohingya. Dalam hal ini penguasa muslim memiliki tanggung jawab besar terhadap urusan ummat muslim dimanapun (termasuk muslim Rohingya) melalui kekuasaan yang ada di tangannya.

“Seorang pemimpin (kepala) Negara, dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

“Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)

Tidak sepatutnya penguasa dan ummat muslim abai terhadap kondisi muslim Rohingya, bahkan menggunakan batas negara (nation state) sebagai alasan untuk menolak mereka dan membiarkan mereka dalam penderitaan. Wallahu a’lam

Penulis : Tri Handayani

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.