4 Mei 2024
12 / 100

Dimensi.id–Seruan Jihad Al Qassam Palestina untuk Muslim Maroko Hingga Indonesia yang Menggelora. Al-Qassam mengajak umat Muslim berjihad ke Palestina (republika.co.id, 15/10/2023).

 

Perang Gaza telah terjadi sejak Sabtu pada pekan lalu (7/10) hingga saat ini telah menewaskan 1.500 warga Palestina dan melukai 5.339 lainnya; sementara di pihak Israel, sedikitnya 1.300 orang tewas akibat serbuan pasukan Hamas dan Jihad Islam yang telah memicu perang.

 

Menanggapi perkembangan situasi di Gaza, penggiat kemanusiaan asal Indonesia yang tinggal di Jalur Gaza, Abdillah Onim, dalam sebuah diskusi secara virtual pada Jumat (13/10) menjelaskan bagaimana Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani. Israel bahkan terus memperluas wilayahnya dan sekarang sudah menguasai lebih dari 80 persen wilayah itu. Israel, tambah Onim, terus membangun permukiman Yahudi di Tepi barat.

 

Israel, dibantu Mesir, pada 2006 memblokir Jalur Gaza setelah Hamas memenangkan pemilu dan menguasai wilayah itu. Israel mengatakan pemblokiran itu dapat dijustifikasi karena kebutuhan pokok dapat saja digunakan untuk membeli persenjataan (voaindonesia.com, 14/10/2023).

 

Abainya Negeri Muslim atas solusi hakiki konflik Palestina-Israel

 

‘Perang’ Palestina-Israel terus berlanjut. Korban berjatuhan di kedua belah pihak. Banyak umat manusia berbagai bangsa menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel. Mirisnya kaum muslim banyak yang tidak memahami akar persoalan. Dan lebih miris lagi, Negeri-negeri Muslim hanya mengecam, dan tidak mengirimkan pasukannya untuk membantu muslim Palestina. Padahal setiap negara muslim memiliki kekuatan tentara yang tak main-main, namun karena nation state yang diberlakukan penjajah, mereka hanya berani bergerak di negeri sendiri. Bahkan pemimpin muslim pemegang kendali tertinggi militer tak berani buka suara serukan jihad.

 

Abainya negeri muslim atas solusi hakiki konflik Palestina-Israel bukan tanpa sebab. Media menjadi salah satu aktor utamanya, penguasa media dunia adalah kafir barat yang jelas tak menghendaki Islam kembali bangkit. Mereka berusaha mati-matian membelokkan fakta yang benar tentang siapa Palestina dan siapa Israel. Sejatinya Israel tak akan sekuat saat ini jika tak ada dukungan dari Amerika, Inggris, Perancis bahkan pemimpin muslim seperti Turki dan Arab Saudi, sungguh miris!

 

Jika saja mereka paham mengapa Israel menjadi anak emas negara kafir barat, tentulah mereka akan berbalik membela saudara di Palestina, yang selama 100 tahun lebih hidup dalam kesengsaraan. Padahal Palestina adalah tanah Kharajiyyah, tanahnya kaum muslim. Umar bin Khattab, Sultan Imanuddin Zanki, berlanjut ke anaknya Nuruddin Zanki, kemudian Sholahuddin Al Ayyubi telah menjaganya hingga pada kekuasaan Sultan Hamid II Khalifah Turki Utsmani.

 

Israel di”tanam” di Palestina oleh Inggris pasca perang dunia pertama, hanya untuk menjadi penghalang tegaknya kembali Khilafah Islamiyah. Mereka sangat tahu, inilah kekuatan serta perisai kaum muslim. Dengan adanya Khilafah, maka seluruh muslim dari ujung barat dan timur dunia, dari belahan bumi manapun bisa disatukan kemudian diserukan jihad, inilah yang menggentarkan, mereka tahu, dimana kesudahan mereka jika Islam bangkit.

 

Gaya hidup ala kapitalisme juga turut menghilangkan semangat juang kaum muslim. Yang ada dalam benak hanya mencari harta dan harta. Tujuan hidup hanya mendapatkan sebanyak-banyaknya pemuas kebutuhan jazadiyah. Islam diambil hanya sebagai ilmu, bukan pandangan hidup sebagaimana seharusnya. Maka itu tidak heran jika ada program moderasi beragama, tapi hanya Islam yang dimoderasi atau dianggap kuno. Dan ini adalah proyek guna menyenangkan kafir penjajah.

 

Solusi Tuntas Hanya Khilafah

 

Tak cukup hanya mengecam, karena Israel merasa jumawa denga adanya dukungan negara-negara Barat dan sebagian pemimpin muslim. Resolusi yang berkali-kali diadakan oleh PBB pun tak digubris, tidak tanggung-tanggung, ada 33 resolusi. Bukankah itu sudah cukup menyeret Israel ke mahkamah Internasional dan menyatakan sebagai penjahat dunia terkeji? Namun lagi-lagi PBB yang mengklaim sebagai polisi dunia hanya berani dihadapan Islam, sebab ia pun kaki tangan Amerika.

 

Solusi tuntas membutuhkan kekuatan besar, yang hanya akan terwujud melalui tegaknya Khilafah. Umat harus terus dipahamkan hakekat konflik dan solusi tuntasnya ini, dan didorong terus menyuarakan pembelaan dan solusi tuntas. Sebagaimana sejarah mencatat bagaimana Theodore Hertl seorang Yahudi yang dengan pongah meminta bagian dari tanah Palestina kepada Sultan Hamid II, Kholifah Turki Usmani. Dengan lantang sultan mengatakan sekali tidak akan memberikan tanah Palestina, sejengkalpun selama beliau hidup.

 

Kekuatan mana yang bisa dengan tegas mengatakan demikian? Dan benar saja, ketika khilafah Turki Utsmani runtuh, Palestina menjadi barang rebutan kafir. Junnah itu khilafah, bukan yang lain. Maka, kaum muslim semestinya bersatu. Menyadari dengan kekuatan akidah bahwa tidak ada jalan lain menyelesaikan konflik ini.

 

Sudah cukup penderitaan rakyat Palestina, saatnya mulai berpikir yang memperlambat solusi ini kaum Yahudi, kafir barat atau justru kita sendiri kaum muslim yang keukeuh membela nasionalisme dengan nation state ya? Wallahualam bissawab. [DMS]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.