2 Mei 2024
Sistem Pencetak Generasi Tangguh dan Mulia
66 / 100

Dimensi.id-Percayakah anda bahwa sistem yang salah akan mencetak generasi yang penuh masalah?

Alarm tanda bahaya bahkan telah berbunyi nyaring. Permasalahan demi permasalahan ternyata terus menjangkiti generasi, semakin marak dan merambah hingga generasi muda belia. Mulai dari masalah pergaulan bebas, minuman keras, narkoba, tawuran, perundungan sampai bunuh diri. Semua problematika ini telah menjangkiti usia anak-anak.

KPPPA telah menyatakan jumlah kasus bunuh diri anak per Januari hingga Oktober 2023 mencapai 20 kasus. Kasus terbaru terjadi pada tanggal  22 November 2023 kemarin. Seorang anak SD gantung diri lantaran dimarahi ibunya agar berhenti main HP.

Demikian pendeknya jangkauan pemikiran anak-anak hari ini. Hanya karena motif putus cinta atau ditegur orang tua mereka mengakhiri hidupnya.

Namun, di antara motif-motif bunuh diri ada juga karena depresi tak kuat menahan himpitan kehidupan. Anak-anak ini adalah korban dari masalah keluarga, lingkungan atau perundungan oleh teman.

Anak-anak pun juga memiliki problem kehidupan mereka. Bagaimana mereka mengatasi masalah mereka, bergantung juga pada diri dan faktor luar. Bagaimana kekuatan diri, referensi apa yang mereka asup setiap hari, pendidikan keluarga, kontrol masyarakat dan pendidikan serta perlindungan negara.

Sayangnya, asupan referensi anak-anak hari ini bukanlah kebaikan yang menguatkan jiwa mereka malah semakin mendorong perilaku liberal, tidak pedulian dan jauh dari akhlak mulia. Konten-konten prank, percintaan dramatis menggugah syahwat, perkelahian sok jagoan ternyata mudah dan boleh diakses kapan saja.

Pendidikan keluarga pun ala kadarnya, masyarakat ternyata juga tidak memahami bagaimana amar ma’ruf nahi munkar. Sementara negara sebagai pilar terkuat, yang paling punya kuasa untuk mengatur ternyata berfokus pada keuntungan materi. Sekolah-sekolah diprogram untuk menghasilkan lulusan yang bekerja mengumpulkan harta dan prestige. Pendidikan agama hanya secuil tanpa pengaruh apa-apa.

Jika kita kembali pada pembahasan sistem, bukankah itu berarti ada yang salah?

Sistem yang kita adopsi hari ini adalah sistem yang mengabaikan peran Islam dalam mengatur kehidupan. Generasi yang rapuh dan generasi yang sadis pun bercokol dalam sistem ini.

Sebagai perbandingan, sistem Islam mencetak generasi yang sholih dan jauh dari maksiat. Mereka adalah generasi tangguh penakluk sistem kufur. Mereka memiliki keimanan dan tekad kuat bahwa hidupnya adalah lillahi ta’ala atau mati dan terbunuh hanya di jalan Allah.

Dalam sistem Islam, daulah khilafah, terlahir ulama-ulama besar yang menulis berjilid-jilid kitab seperti Imam Nawawi, Imam Ahmad dan Imam Bukhori. Selain ulama besar, Islam juga menghasilkan ilmuwan-ilmuwan perintis. Mereka adalah peletak dasar ilmu pengetahuan dengan penemuan-penemuan yang nantinya akan menjadi inspirasi. Misalnya saja Ibnu Sina, Al Khawarizmi,  Jabir Ibnu Hayyan dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu, Islam juga mencetak pemuda berjiwa pahlawan. Sebut saja Zubair bin Awwam, dalam usia 15 tahun beliau telah mendedikasikan hidupnya untuk dakwah bersama Rasulullah. Usamah bin Zaid juga pemuda berusia 18 tahun yang ditunjuk langsung oleh Rasulullah sebagai panglima perang. Di zaman kekhilafahan Utsmaniyah, seorang pemuda berusia 21 tahun telah menjadi panglima perang yang menaklukkan negeri besar Konstantinopel. Beliau adalah Sultan Muhammad Al Fatih. Bahkan disebutkan dalam hadits “Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.”.

Sistem Islam memberikan perhatian luar biasa pada generasi muda. Keluarga muslim telah membiasakan anak-anak bergaul dengan Al Quran bahkan sejak belum lahir. Mereka membiasakan anak berdekatan dengan Allah. Mengajak mereka sholat, puasa, zakat dan mengisi benak mereka dengan kisah-kisah sejarah Rasul dan para sahabat. Perilaku anak-anak dicontohkan dengan akhlak karimah dari orang tua.

Knowledge anak-anak berisi kebaikan dan pengetahuan. Referensinya dari keluarga, masyarakat, sekolah dan media-media lainnya. Hal itu karena masyarakat dalam sistem Islam diwarnai oleh amar ma’ruf nahi munkar sehingga kehidupan masyarakat adalah kehidupan islami.

Negara Khilafah, institusi yang sangat penting ini,  memfasilitasi pendidikan berbasis akidah. Semua ilmu pengetahuan dikaitkan dengan keimanan dan takwa pada Allah. Selain itu, Khilafah melindungi anak dari referensi-referensi buruk, yang sekuler dan liberal. Buku-buku, media massa, tayangan-tayangan dan media sosial diatur sedemikian rupa sehingga menyenangkan atau menghibur bagi anak sekaligus memberikan pendidikan yang baik.

Inilah gambaran sistem Islam, sistem yang berasal dari Allah dan diwajibkan bagi manusia untuk menerapkannya. Sistem Islam sempurna juga telah dicontohkan oleh Rasulullah beserta Khulafaur Rasyidin. Jadi, percayakah anda bahwa sistem Islam yang sempurna akan mencetak generasi mulia?

Wallahu a’lam.

Penulis : Ari Sofiyanti

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.