3 Mei 2024
Agar Umat Mau Berislam Kaffah
62 / 100

Dimensi.id-Seorang Muslim sejati idealnya memiliki kepribadian Islam, pola pikir dan pola sikap yang Islami. Namun, pada faktanya kehidupan yang sekuler telah banyak mempengerahui pemahanan umat Islam, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengaku muslim enggan diatur dengan Islam secara kaffah dalam kehidupan. Meskipun, muslim tujuan hidupnya telah dibelokkan oleh pemahamannya yang sekuler, yakni mengejar kepuasan dan kesenangan individu.

Sehingga banyak yang mengaku muslim tapi masih nafsiyahnya tidak Islami. Berfikir pragmatis dengan mengambil solusi jalan pintas untuk menyelesaikan masalah mereka. Hurang riba dianggap solusi cepat untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Pergaulan bebas dianggap bentuk kebebasan berekspresi yang memberikan kesenangan hidup. Politik dipahami sebagai jalan untuk bersenang-senang dengan kekuasaan sehingga lupa untuk mengurusi rakyat. Islam ditinggalkan saat dianggap memnyulitkan untuk meraih kesenangan dunia.

Mereka lupa bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk beribadah pada Allah SWT. yang telah menciptakan manusia, hidup dan alam semesta. Seharusnya setiap perbuatan dikaitkan dengan perintah dan laranganNya. Setiap perbuatan harusnya ditujukan untuk menggapai ridho Nya, sehingga terbentuklah nafsiyah yang Islami yang akan mengantarkan manusia pada derajat kemuliaan dan menjadi sebaik-baik makhluk. Sebaliknya, mereka yang kafir dan tidak mau diatur dengan Islam akan menjadi seburuk-buruk makhluk dan jatuh dalam kehinaan.

Seorang muslim harus memiliki kesadaran hubungannya dengan al-Kholik. Iman kepada Sang Pencipta, Allah SWT, harus diikuti dengan keimanan kepada kenabiaan Muhammad SAW., dan semua risalah yang dibawa oleh rasullulah. Tentunya harus juga mengimani bahwa al-Qur’an adalah kalamullah yang tidak sedikitpun diragukan apa yang terkandung didalamnya.  Sehingga, seorang muslim akan memilih diatur dengan Islam secara kaffah dari pada hukum kolonial peninggalan penjajah. Seorang muslim harus yakin bahwa jika Islam diterapkan secara kaffah dalam kehidupan pasti akan membawa kebaikan.

Rezeki dari Allah dan semua makhlukNya dijamin rejekinya, sehingga tidak ada alasan untuk meninggalkan syariatNya hanya karena takut tidak bisa hidup dengan layak. Memilih jalan pragmatis dengan menghalalkan segala cara, karena berfikir usahanya yang mendatangkan rezeki.   Seorang muslim dalam menjalani lakon hidupnya tidak perlu takut karena rezeki tidak akan tertukar dan setiap insan yang hidup mendapatkan rezekinya masing -masing. Allah sebaik-baik pemberi rezeki oleh karena itu setiap usaha dan perbuatan harus dikaitkan dengan perintah dan laranganNya.

Lalu bagaimana seorang Muslim bisa menjaga nafsiyahnya agar sesuai dengan Islam ditengah arus global pemikiran sekuler yang lebih mengedepankan nilai manfaat daripada syariat Islam, perintah dan larangan Sang Pencipta.  Tentunya untuk merubah seseorang harus dimulai dari pemahamannya. Menang tudak mudah dan butuh proses panjang untuk menyadarkan umat Islam agar mau berislam kaffah.

Pemahaman umat harus harus dibersikan dari virus-virus sekuker yang lebih mengejar kesenangan hidup sehingga enggan untuk berislam kaffah jika itu dianggap menghalangi untuk meraih kesenangan. Padahal Allah mengingatkan kita dalam al-Qur’an surat  al-Baqarah ayat 216, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.’

Seorang muslim harus menjadikan ridho Allah sebagai tujuan, sehingga setiap perbuatan harus dikaitkan dengan perintah dan laranganNya agar Allah ridho dengan apa yang kita kerjakan. Kita pun harus ridho dengan semua ketetapannya atas diri kita baik itu yang menyenangkan maupun tidak. Yakinlah apapun yang terjadi pada hidup kita adalah yang terbaik, karena tidak satupun akan terjadi tanpa izin Allah SWT. Mudah bagi Allah untuk merubah sesuatu jika Allah menghendakinya. Menerina dengan ikhlas dan senang hati adalah pilihan tepat bagi seorang muslim sejati.

Saat mendapatkan nikmat, jangan lupa untuk bersyukur karena semua nikmat yang kita rasakan datangnya dari Tuhan yang telah menciptakan manusia. Kita ucapkan dalam lisan dengan mengucapkan “Hamdallah” kemudian kita teruskan dalam hati dengan merasakan setiap nikmat dengan  terus mengingat Allah SWT. yang telah memberi nikmat pada siapa saja yang dikehendaki.

Kita buktikan dengan perbuatan dengan selalu mengkaitka semua perbuatan dengan perintah dan laranganNya. Insyaallah, nikmat akan terus bertambah dan kebahagiaan hakiki akan terus kita rasakan di dunia ini terlebih di akhirat nanti. Pandainya hati untuk bersyukur adalah sumber kebahagiaan hakiki. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Surat Ibrahim ayat 7). Janji Allah adalah pasti  bagi mereka yang meyakini dan terus bersyukur atas setiap nikmat yang datang dalam hidup ini.

Sementara kesulitan hidup jangan membuat diri kita putus asa dari rahmatNya. Yakinlah  sungguh bersama kesulitan ada kemudahan. Dan jadikan sabar dan Sholat solusi tepat untuk semua masalah. “Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah ayat 153). Virus pemikiran sekuler mendorong seseorang untuk berfikir pragmatis dengan melihat sesuatu dari nilai manfaat. Mereka enggan untuk berislam kaffah jika diaggap memberatkan dan menghalangi mereka untuk meraih kesenangan hidup. Mereka melakukan sesuatu meskipun tidak ada tuntunan dalam syariatNya, bahkan berani melanggar aturanNya karena dianggap menyenangkan.

Tujuan hidup seorang muslim yang harusnya menggapai ridhoNya terbelokkan oleh virus sekulariame  yang hanya mengejar kepuasaan dan kesenangan hidup. Hanya dengan membentuk tsaqofah Islam ysng lurus dan mulia akan bisa menangkal virus sekularisme dan membersihkanya dari pemahaman umat sehingga mereka mau mengatur hidup mereka dengan Islam secara kaffah.  Nafsiysh yang Islsmi akan terpancar dari pemahaman umat yang Islsmi yang terebas dari pemikiran sekukler yang rusak. Tentunya semua itu butuh proses pajang dalam usaha dakwah kita yang terus menerus untuk membebaskan umat dari sekularisme.

Penulis : Mochamad Efendi

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.