17 Mei 2024
60 / 100

Dimensi.id-Judi itu seperti candu. Ia membuat orang ketagihan terus menerus. Sampai habis seluruh hartanya karena kecanduan judi. Sayangnya, fenomena Judi kini bukan hanya menyerang orang dewasa.

Anak Terjerat Judi Online

Laporan terbaru PPATK menemukan 2,7 juta orang Indonesia terlibat judi online – sebanyak 2,1 juta di antaranya adalah ibu rumah tangga dan pelajar – dengan penghasilan di bawah Rp100.000. (bbc.com, 23/11/2023)

Berdasarkan data yang ada, pelajar disini mulai dari usia sekolah dasar. Mereka terjerat judi online salah satunya karena streamer game yang dengan sengaja mempromosikan judi Online.

Dokter spesialis anak pun tak pernah menyangka akan menangani kasus kecanduan judi Online pada usia anak. Namun, dalam setahun terakhir, kasus ini kian menjamur. Sungguh meresahkan. Ini tentu sangat berbahaya dan patut untuk diperhatikan dan ditindak dengan serius karena ini menyangkut kualitas generasi mendatang.

Sebagaimana perubahan perilaku agresif bagi anak pecandu gim, maka begitu pula yang hadir saat anak kecanduan judi Online. Anak-anak yang kecanduan judi Online cenderung lebih boros, uring-uringan, tidak bisa tidur dan makan, menyendiri, dan performa belajar terganggu.

Komisioner KPAI Sub Klaster: Anak Korban Cybercrime, Kawiyan menyatakan anak-anak yang terlibat judi online berpotensi menyalahgunakan uang orang tua, bahkan tidak tertutup kemungkinan ia akan berusaha mendapatkan uang dari manapun, termasuk dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh hukum. (cnbc Indonesia , 21/9/2023)

Anak Korban Sistem

Anak usia sekolah dasar saat ini belum bisa berpikir matang. Mengukur konsekuensi atas setiap perbuatannya. Menimbang benar dan salah yang ia lakukan. Saat ini justru hadir budaya FOMO, ikut-ikutan, takut ketinggalan tren. Tak lagi mempertimbangkan baik buruknya, bagaimana konsekuensinya.

Wajar jika anak-anak yang sedang menonton streamer gim, menjadi tertarik untuk mencoba judi Online yang ditawarkan oleh si streamer gim tadi. Apalagi saat ini ikut melakukan judi Online lebih mudah, bisa dengan berbagi pulsa, uang elektronik dengan nominal minimal Rp10.000.

Tentu hal ini tak bisa dibiarkan, kita harus membabat habis akar masalah munculnya judi Online ini. Agar generasi masa depan kita aman dari kemaksiatan ini. Oleh karena itu, kita harus tahu apa saja yang menyebabkan anak-anak terjerat judi Online.

Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan. Pertama, minimnya pendidikan dalam keluarga. Hubungan keluarga saat ini sangat kering. Ada tapi seperti tidak ada. Saat bersama pun semua sibuk dengan gawainya masing-masing. Anak sang peniru ulung tak luput ikut sibuk dengan gawainya.

Bisa jadi karena kurangnya pemahaman tentang bahaya gawai pada anak-anak, para orangtua masih membebaskan anak-anak untuk berinteraksi dengan gawainya. Bisa jadi juga orangtua sudah capek untuk bermain dan beraktifitas dengan anak-anak. Sehingga si kotak ajaib kecil kini menjadi solusinya. Padahal, tanpa pengawasan orangtua, gawai di tangan anak bisa menjadi benda yang berbahaya.

Kedua, masyarakat yang acuh. Budaya individualis sudah membuat masyarakat bersikap masa bodoh terhadap sekitarnya. Tidak ada kontrol sosial dalam menghalau kemaksiatan.

Ketiga, negara yang tidak serius. Kominfo menyatakan pihaknya berhasil menghapus ratusan ribu situs judi Online. Bahkan, halaman YouTube pemerintah bisa tersusupi konten judi Online. Tentu kita mempertanyakan keseriusan pemerintah memandang kebahayaan judi Online. Mengapa tidak diblokir semua situsnya? Malah Pemerintah ingin memungut pajak dari situs judi Online!

Belum lagi kurikulum pendidikan yang kering akan penanaman akidah. Sehingga tak paham ada aturan yang harus ditaati dalam setiap aktivitas. Juga setiap pilihan kita akan ada konsekuensinya di dunia dan akhirat.

Inilah potret buruk penerapan sistem kapitalisme sekularisme. Semua berputar pada asas manfaat. Tak apa judi Online ada asal bisa memberikan pajak bagi negara. Tak apa negara tak memblokir permanen situs judi Online asal ada pemasukan untuk negara.

Akidah, norma, bukan hal yang penting untuk ditanamkan. Hal penting bagi kapitalisme sekularisme hanya manfaat dan materi.

Islam Selamatkan Anak

Hal ini sangat berbeda dengan Islam. Islam memandang anak sebagai amanah selain anugerah. Maka, sebagaimana amanah lainnya, anak harus dijaga dengan baik. Diperlakukan sesuai dengan apa yang dimau oleh Penciptanya yang menitipkan pada kita sebagai orangtua.

Maka, harus dikerahkan segala upaya untuk menjaga amanah ini. Beberapa cara yang dilakukan oleh Islam untuk menyelamatkan anak dari jeratan judi Online diantaranya, pertama pendidikan akidah dari keluarga. Dalam Islam, orangtua mempunyai kewajiban untuk menanamkan keimanan pada anak-anak. Allah bahkan memberikan amanah hadlonah selama 7 tahun pertama di pundak ibu sebagai madrasah pertama. Dengan bantuan ayah sebagai kepala sekolahnya.

Kedua, Islam memerintahkan untuk saling perhatian, menjaga satu sama lain. Termasuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Yang mengingatkan sadar akan kewajiban ini sehingga ringan melaksanakannya. Yang diingatkan sadar bahwa ia diingatkan karena rasa sayang. Sehingga akan terjaga dari kemaksiatan jenis apapun.

Ketiga, negara yang sadar akan kewajiban menjaga generasi dari semua jenis perusak. Islam mewajibkan negara menjaga keamanan, termasuk keamanan dari maksiat judi Online. Apalagi Judi sudah jelas hukumnya haram. Maka, negara akan tegas menghukum siapapun yang membuat usaha dari judi, mempromosikannya, juga para pemain yang menikmatinya.

Negara pun akan menerapkan kurikulum pendidikan yang menanamkan akidah dalam setiap pelajarannya. Sehingga semakin tinggi ilmunya, semakin takut ia bermaksiat pada Allah swt.

Semua solusi ini bukan hanya teori belaka tapi ia solusi solutif atas semua permasalahan yang ada di dunia. Bukan sekedar solusi dalam tulisan tapi pernah diterapkan sebagai sistem kehidupan. Maka, sudah saatnya kita kembali menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan agar anak-anak Kita selamat dari jeratan judi Online.

Wallahua’lam bish shawab.

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.