6 Mei 2024

Penulis : Salwa Hidayah, Aktivis Remaja Serdang Bedagai

Keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya

Dimensi.id-Kebijakan yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah yaitu “ nem normal life’ atau kembalinya tatanan kehidupan baru pasca pandemic seperti yang dilansir oleh KOMPAS.COM – kementrian perekonomian mengeluarkan skenario “hidup normal” atau “ new normal life” dengan timeline pemulihan ekonomi nasional usai pandemic covid 19. Skenario ini akan dibuat mulai awal juni  2020 mendatang, adapun fase itu akan diikuti dengan kegiatan membuka berbagai sektor industri, jasa bisnis, toko, pasar , mall, sektor kebudayaan, sektor pendidikan, aktivitas sehari-hari di luar rumah dan lain sebagainya hingga evaluasi” proposal tersebut dipresentasikan raden perdede kepada menko perekonomian airlangga menko perekonomian airlangga hartoto melalui confrende bertajuk” road map ekonomi kesehatan keluar covid 19.

Namun ketika membahas dioprasikan atau dibukanya kembali sekolah – sekolah dan diberlangsungkannya kegiatan ngajar-mengajar, yang konon akan dibuka pada tanggal 13juli mendatang seperti yang dilansir oleh kumparan. Com – Meski  Indonesia sedang menghadapai pandemic, plt direktur jendral pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah (plt. Dirjen PAUD dismen) kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud), hamid Muhammad menegaskan pihaknya tidak akan memundurkan kalender pendidikan ke bulan januari. Salah satu alasannya, dimulainya tahun ajaran berbeda dengan tanggal dimulainya kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk tatap muka “ tanggal 13 juli adalah tahun pelajaran baru tetapi bukan berarti kegiatan belajar-mengajarakan, tergantung perkembangan kondisi di daerah masing- masing” jelas hamid di laman kemendikbud (28/5).

              

Dari data diatas dapat diambil 2 kesimpulan, pertama : pemeritah terlalu tergesa-gesa dalam mengambi kebijakan  new normal life ditengah kasus covid 19,  yang belum menunjukkan grafik landai dengan cara mengoprasikan atau membuka kembali tempat – tempat umum wabil khusus nya sekolah, yang mana didalam kancah pendidikan tidak akan pernah terlepas dari namanya anak – anak.

Dan seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak tidak akan pernah bisa diam, pasti mereka akan sangat aktif jika bertemu dengan teman sebaya nya, tidak menutup kemungkinan mereka lupa menggunakan masker saat bermain dengan temannya atau meraka lupa mencuci tangan selepas bermain dan pastinya jika sudah bermain meraka juga lupa untuk menjaga jarak seperti yang sudah ditentukan, apalagi anak – anak yang melakukannya adalah anak – anak yang masih duduk dibangku paud, TK, dan SD yang mereka belum bisa mengontrol diri mereka sendiri.

Hal inilah yang dikhawatirkan, pembukaan sekolah dapat mengancam kesehatan anak sebagaimana yang dikatakan  oleh ketua KPAI (komisi perlindungan anak Indonesia), yaitu ibu Retno listyarti. Bahkan sampai saat ini kasus  anak – anak yang terpapar covid – 19  mencapai 1.851 pada anak usia kuran dari 18 tahun dan dari laporan   IDAI (ikatan dokteranak indonesia), sekitar 30 % kasus kematian pada anak terjadi pada usia 0-1 tahun, dan dari jawa timur mencatat sekita 130 anak usia 0-9 tahun terinfeksi covid 19, jumlah yang sangat fantastis disaat sekolah masih belum dibuka, dan coba bayangkan apabila pemerintah akan membuka sekolah di bulan juli mendatang, pastilah jumlah anak – anak yang terpapar covid – 19 akan melonjak dengan pesatnya.

Kesimpulan kedua :   Dengan dibukanya fasilitas – fasilatas umum termasuk sekolah, adalah sebuah skanario yang diciptakan oleh para pengusaha yang bekerja sama dengan penguasa untuk memulihkan kembali sektor ekonomi Indonesia, yang mengalami kemerosoton saat pandemi,  yang mana ketika lockdown diberlakukan banyak mall, toko, pasar perindustrian  yang ditutup dan pastinya hal ini sangat merugikan para pengusaha. Dengan cara dibukanya kembali tempat umum dapat mengembalikan kerugian yang mereka (para pengusaha) dapatkan saat  lockdown diberlakukan, maka dari itulah kebijakan “ NEW NORMAL LIFE” diberlakakukan demi kepentingan para penguasa dan pengusaha.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh punguasa kapitalistik ini adalah bentuk dari kegagalan mereka dalam menyelamatkan jiwa rakyatnya, dan memang hal yang sudah lumrah jika penguasa kapitalis lebih mementingkan kepentingan pengusaha dan dirinya sendiri daripada rakyatnya,  karena hal tersebut sesuai dengan sudut pandang yang mereka pakai yaitu idiologi kapitalisme yang mana orang – orang yang menganut idiologi ini akan memandang setiap kesempatan ataupun kesempitan untuk mendapatkan keuntungan.

Dan inilah yang terjadi jika rakyat dipimpin oleh rezim ruwaibidhah, yaitu ketika orang-orang bodoh mengurusi urusan rakyat, imam as-sythibi menjelaskan makna ruwaibidhah adalah” orang bodoh yang lemah, yang membicarakan urusan umum. Dia bukan ahlinya untuk berbicara tentang urusan khalayak ramai , tetapi tetap saja dia menyatakannya”(As-syathibi, sl0itisham, 11/681), dan sudah terbuktilah saat ini banyaknya kebijakan yang inkosisten dan lebih memihak kepada para pemilik modal atau pengusaha yang dikeluarkan oleh rezim saat ini.

Lalu  sosok pemimpin seperti apa yang dibutuhkan rakyat saat ini???

Sosok pemimin yang dibutuhkan rakyat adalah sosok pemimpin yang memiliki kapabilitas ri’ayah atau mengurusi urusan umat yang tinggi,  apalagi dengan ada nya wabah saat ini pemimpin akan hadir sebagai garda terdepan untuk menyelamatkan nyawa rakyatnya, dia akan akan mengeluarkan segala upaya untuk menghentikan wabah ini, misalnya akan memberlakukan lockdown sejak awal munculnya wabah dan akan menanggung segala kebutuhan rakyatnya saat  wabah terjadi, memastikan pelayanan kesehatan memadai untuk menangani korban yang terpapar wabah, dan mendukung berbagai riset penemuan vaksin dan obat – obatan yang mampu menghentikan wabah. Sebagaimana hal ini juga pernah dilakukan oleh satu sosok pemimpin yang sangat mengurus ummatnya yaitu umar bin khattab.

Sosok pemimpin yang seperti ini, hanya ada pada saat islam dijadikan sebagai landasan hidup serta sudut pandang dalam seluruh aspek kehidupan, karena hanya islam lah satu – satunya idiologi yang memilki kriteria pemimpin yang dibutuhkan oleh umat dan islam tidak akan bisa diterapak dalam sistem sekuler saat ini. Karena yang  bathil dengan yang hak itu seperti larutan minyak denga air yang tidak akan pernah bersatu. Maka dari itulah saat ini umat memerlukan satu institusi yang dapat menerapkan islam secara menyeluruh dalam setiap kancah kehidupan yaitu khilafah islam. 

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.