30 April 2024
53 / 100

Dimensi.id–Dalam pandangan demokrasi, politik itu kotor, dengan menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan yakni kekuasaan. Agama ditinggalkan karena dianggap politik identitas. Padahal politik itu mulia dalam pandangan Islam,  yakni aktifitas untuk mengurusi urusan rakyat. Kekuasaan bukanlah tujuan tapi cara agar bisa terpenuhi semua kebutuhan rakyat.

 

Politik itu kotor, mereka yang baik berusaha menghindari panggung politik dalam sistem demokrasi, sehingga yang tersisa orang- orang kotor yang berwatak culas dan tidak tahu malu. Berambisi untuk mempertahankan kekuasaan dengan segala cara meskipun curang dan pakai politik uang.

 

Mereka yang menginginkan perubahan dengan cara yang bersih dalam sistem demokrasi akan dikalahkan oleh cara kotor. Meskipun, menang demokrasi juga tidak memberi kesempatan bagi pihak yang ingin membela rakyat. Faktanya demokrasi lebih berpihak pada oligarki,  rakyat ditinggalkan dengan janji manis setelah kekuasaan dalam genggaman.

 

Masuk panggung politik dalam sistem demokrasi butuh dana besar. Ada yang rela jual rumah bahkan ginjal untuk bisa terpilih. Inilah yang menjadi alasan kenapa banyak pejabat yang korupsi untuk mengembalikan dana yang sudah dikeluarkan. Sementara, mereka yang gagal banyak masuk rumah sakit jiwa. Inilah fakta rusaknya demokrasi.

 

Sayang banyak dari mereka belum menyadari.

 

Kecurangan pemilu yang secara nyata digelar untuk memenangkan salah satu paslon adalah bukti nyata rusaknya demokrasi. Maraknya politik dinasti juga akibat diterapkannya demokrasi dengan menjadikan kekuasaan sebagai tujuan. Penguasa akan berusaha dengan segala cara untuk terus berkuasa termasuk jika harus memberi panggung politik pada anak keturunannya.

 

Sementara kaum akademisi menyalahkan oknum yang sudah merusak demokrasi. Mereka masih berfikir untuk merawat dan menyelamatkan demokrasi agar bisa mewujudkan perubahan. Namun, faktanya sejak reformasi digulirkan dan dimotori mahasiswa, kondisi negeri ini tidak baik-baik saja bahkan lebih buruk. Demokrasi telah menciptakan pemimpin yang culas dan tidak tahu malu. Biaya politik yang tinggi memicu mengguritanya korupsi. Kedaulatan ditangan rakyat hanyalah ilusi.

 

Apakah masih berharap dari demokrasi untuk perubahan hakiki? Tentu tidak hanya Islam solusi tepat untuk memperbaiki kondisi saat ini. [DMS/ry]

 

Penulis: Mochamad Efendi

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.