1 Mei 2024

Penulis : Iim Muslimah S.Pd

Dimensi.id-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendorong upaya membangun ‘perjodohan’ atau kerjasama antara perguruan tinggi atau Kampus dengan industri.

Strategi ini dinilai penting agar perguruan tinggi dan industri bisa terkoneksi untuk saling memperkuat keduanya. Menurut Nadiem, Kampus bisa menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dunia usaha.

Dikutip Kagam.com. Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memulai gerakan ‘Pernikahan Massal’ (Link and Match).

Program tersebut akan menikahkan pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia kerja (DUDI).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, Ph.D, pun menjelaskan tujuan utama Program Penguatan Program Studi (Prodi) Pendidikan Vokasi Tahun 2020 tersebut.

“Program ini diluncurkan agar kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja,” tutur Wikan kepada Kagama.

“Industri dan dunia kerja, mohon bersiap sambut kami,” terang alumnus D3 Teknik Mesin UGM angkatan 1993 tersebut.

*Pendidikan Minus Visi?*

Sejak awal terbentuknya kabinet baru pendidikan Indonesia memang sudah jelas arahnya. Dengan dipilihnya Nadiem Makarim yang memiliki background seorang pengusaha, tentunya arah kebijakannya pun untuk keuntungan industri.

Di awal pengangkatan, Menteri Nadiem memastikan akan adanya link and match, yaitu keterhubungan antara dunia pendidikan dan industri. Ini sesuai dengan arahan Presiden yang ingin membuat berbagai terobosan signifikan guna menyiapkan SDM-SDM yang siap kerja dan siap berusaha.

Ketika program perjodohan massal ini diluncurkan tentunya menjadi sangat jelas bahwa pendidikan saat ini diarahkan hanya untuk kepentingan kapitalistik.

Kriteria keberhasilan pendidikan terutama pendidikan vokasi hanya ditentukan oleh seberapa banyak lulusan diterima disebuah perusahaan.

Pendidikan tidak lagi di arahkan untuk mencetak manusia yang beradab yang memiliki kepribadian yang shalih, namun  diarahkan untuk bagaimana mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

Pendidikan dengan perjodohan ini hanya akan menghasilkan anak bangsa sebagai babu pekerja,  sedang pemimpinnya adalah bangsa asing dan aseng.

Sejatinya sistem pendidikan kapitalisme memang hanya mengutamakan untung dan rugi. Wajar jika pendidikan yg dihasilkan akan menguntungkan para pengusaha,  sehingga menempatkan pendidikan sebagai penyokongnya. Pendidikan dalam kapitalisme hanya akanengjasilkan anak bangsa sebagai babu pekerja.

Padahal pendidikan yang hakiki ialah pendidikan yang mampu menghasilkan intelektual sejati.  Yakni bukan hanya sekedar menghasilkan orang-orang yang pintar dan siap bekerja saja, melainkan dengan semakin bertambah ilmunya semakin bertambah pula ketakwaannya pada Allah. Sehingga dengan ilmunya Ia mampu menjadi Khalifah fil ard.

Seperti api jauh dari panggang, Pendidikan era kapitalis tidak akan mampu menghasilkan intelektual sejati.

 ketika masyarakat merasa puas hanya dengan bisa bersekolah dan bisa bekerja. Lantas berpikir, buat apa harus terikat dengan aturan agama dan perilaku yang dituntut agama (Islam)?. Ketika seseorang jauh dari aturan Allah maka ia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Mereka akan mudah menjual kemampuannya untuk kepentingan pribadi, bukan untuk membangun masyarakat.

*Konsep Pendidikan Islam*

Dalam konsep pendidikan Islam, pendidikan ditujukan untuk mewujudkan manusia berkepribadian Islam di samping membekali manusia dengan ilmu dan pengetahuan berkaitan dengan kehidupan.

Pendidikan Islam tidak memisahkan antara para ulama dgn ilmuwan serta politisi. Mereka kepribadian yg satu.  Contoh imam syafii selain seorang ulama, jg ahli astronomi dan peduli ttg masalah umat. Atau al khawarizmi membuat hitungan aljabar,  karena umat kesulitan tentang kelemahan ilmu falak.  Atau al Afghani ilmuwan yg peduli masalah banjir yg selalu di derita oleh mesir, Imam Hambali ulama yg bersikeras mengingatkan penguasa ketika menyatakan Al Quran itu mahkluk,  yg akhirnya dipenjara. Masih banyak pula tokoh-tokoh yang lainnya yang semuanya selain ulama juga seorang ilmuan. Islam menghasilkan kepribadian yg utuh bahkan menjadi mercusuar peradaban dunia.

Berbeda dgn barat yg menghasilkan kepribadian terbelah,  split personality.

Seperti saat ini sangat sulit kita temukan seorang ulama yang dia juga seorang ilmuan.

Mengapa banyak lahir ulama sekaligus Ilmuan pada masa keemasan Islam? Karena negara memberikan jaminan pendidikan secara gratis dan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh warga negara untuk melanjutkan pendidikan ke tahapan yang lebih tinggi dengan fasilitas (sarana dan prasarana) yang disediakan negara.

Negara bertanggung jawab penuh untuk melayani. Yakni dengan memastikan kebutuhan rakyat untuk memperoleh pendidikan terbaik bisa terpenuhi.

Kesejahteraan dan gaji para pendidik pun sangat diperhatikan dan merupakan beban negara yang diambil dari kas baitulmal. Begitu pula kurikulum pendidikan Islam dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan manusia yang berkepribadian Islam yang cerdas.

Berbeda dengan saat ini, dimana pendidikan dikomersilkan. Sehingga tidak semua kalangan bisa mendapatkan. Akhirnya kebodohan semakin merajalela. Ditambah pendidikan itu sendiri hanya diarahkan untuk kehidupan duniawi semata.

waaAllahu a’lam.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.