4 Mei 2024
Penderitaan Perempuan Dibalik Kenaikan Indeks Pembangunan Gender
63 / 100

Dimensi.id-Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengumumkan bahwa pada tahun 2023 indeks pembangunan generasi mengalami kenaikan. Hal ini berarti perempuan semakin berdaya dan mampu memberikan sumbangan yang signifikan dalam perekonomian keluarga. Mereka juga menempati posisi-posisi strategis dalam suatu perusahaan, bahkan mereka turut andil dalam politik pembangunan. Terlihat dari meningkatnya jumlah perempuan dalam anggota legislatif.

Lantas apakah hal ini menjadi kabar gembira bagi para perempuan?. Nyatanya meningkatnya indeks pembangunan gender tak membuat nasib perempuan kian membaik. Berbagai persoalan sistemis masih menjadi momok bagi perempuan. Sebut saja KDRT, kekerasan seksual, tingginya angka perceraian, dan sejuta masalah lain menunjukkan bahwa wanita menderita.

Terlihat bahwa pemberdayaan perempuan bukanlah solusi mengatasi problematika perempuan. Hal ini justru membuat perempuan jauh dari fitrahnya dan menjadikan mereka sebagai budak korporat yang diperas keringanan. Alih-alih memberdayakan namun nyatanya mengeksploitasi mereka. Perempuan yang harusnya terhormat dan mulia menjadi hina dengan memamerkan auratnya. Perempuan yang harusnya menjadi pendidik utama dan pertama bagi generasi penerus bangsa, terpaksa mencari cuan demi memenuhi kebutuhan hidup yang semakin sengsara.

Paradigma berfikir kapitalis jelas telah merusak perempuan. Kapitalisme memandang bahwa tolok ukur perbuatan adalah materialisme, segalanya distandarkan pada untung rugi belaka. Sehingga perempuan hanya dipandang sebagai objek yang harus menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Alhasil perempuan dengan segala keindahannya dieksploitasi habis-habisan, direncanakan kehormatanya hanya demi cuan.

Berbagai upaya kapitalis membelokkan fitrah perempuan juga terlihat dari gencarnya opini yang mereka sebarkan. Paham feminisme, kesetaraan gender, childfree, LGBTQ++ dll telah meracuni perempuan. Alhasil rusaklah mereka, dan rusak pula calon generasi penerus bangsa. Lantas apakah hal ini akan kita biarkan saja?

Kita menghadapi masalah serius yakni perusakan perempuan, yang artinya perusakan generasi penerus bangsa. Maka kita butuh solusi tuntas akan hal ini. Solusi hakiki tidak lain akan kita dapatkan jika kita kembali kepada aturan sang ilahi Rabbi Allah SWT. Karena Allah adalah pencipta kita dan Allah pasti paling paham apa yang diciptakannya. Allah telah menurunkan syariat Islam yang didalamnya terdapat aturan yang sempurna dan paripurna dalam mengatur perempuan.

Islam memandang bahwa perempuan itu indah dan mulia, sehingga Allah memberikan aturan yang rinci untuk melindunginya. Mulai dari aturan menutup aurat, aturan taat kepada walinya, aturan nafkah, juga serangkaian aturan kewajiban perempuan dalam perannya mengemban tugas paling mulia di bumi, yakni pencetak penerus peradaban, mencetak anak-anak sholiha yang akan menegakkan kalimat Allah di bumi ini.

Islam mengatur kewajiban dan hak antara laki-laki dan perempuan dengan begitu adilnya sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Contoh kewajiban mencari maisyah, jihad, sholat jamaah di masjid dll hanya dibebankan kepada laki-laki. Sedangkan jika perempuan ingin turut melaksanakannya Syariah membolehkannya tidak melarangnya. Wanita boleh bekerja, boleh ikut berjihad, boleh berpartisipasi dalam pemerintahan dengan batasan tertentu.

Islam juga mewajibkan perempuan untuk senantiasa menuntut ilmu, kalau bisa setinggi-tingginya, karena generasi cerdas dan sholih akan lahir dari rahim ibu yang cerdas. Tak heran di masa kekhilafahan banyak terlahir generasi unggul dan sholih. Banyak pula terlahir ulama, mustahil dan para ilmuwan peledak dasar ilmu pengetahuan yang hingga kini ilmu mereka masih tetap digunakan. Wallahualambissawab.

Penulis : Ummu Bisyarah

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.