27 April 2024

Penulis : Arnisah ( Aktivis Dakwah dan pemerhati Sosial )

Dimensi.id-Akhir-akhir ini telah beredar berita, diduga terjadinya perbudakan modern terhadap TKI. Fakta yang sering terjadi tidak bisa dipungkiri. Harga diri TKI dinilai rendah di dunia luar sana. Yang mengakibatkan mereka diperlakukan dengan semena-mena. Jaminan HAM tiada guna. Nyatanya mereka jauh dari perlindungan. Sumber daya manusia (SDM)  telah di eksploitasi secara berlebihan.

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menilai kejadian meninggal dan dilarungnya empat anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal berbendera China dan adanya 14 ABK yang meminta bantuan hukum saat kapal berlabuh di Busan, Korea Selatan, sudah mengarah kepada perbudakan modern atau modern slavery.

Dia melihat ada indikasi perlakuan pihak perusahaan kapal yang sudah mengarah kepada pelanggaran HAM berupa tindak perbudakan atau ekspolitasi secara berlebihan yang menyebabkan kematian. (Keponews.com)

Perbuatan yang tidak manusiawi. Dikabarkan mereka bekerja sepanjang hari, dengan waktu istirahat hanya 3 jam, makan dan minum dari sulingan air laut dan umpan ikan. Dimana perhatian negara dengan rakyat pribumi yang dikatakan sebagai pejuang devisa?  Dimana perlindungan negara bagi mereka? Sungguh miris nasib TKI.

Dikarenakan sulitnya mencari pekerjaan di negeri sendiri, keadaan ini memaksa mereka harus bekerja diluar negeri. Didorong dengan iming-iming gaji yang tinggi, akhirnya mereka bergegas melangkah meninggalkan negeri. Hidup aman, sejahtera, gaji tinggi itu hanya harapan. Namun kenyataan tidak sesuai dengan keinginan. Namun tetap mereka jalankan demi memenuhi kebutuhan.

Disisi lain, justru pemerintah membuka lebar pintu kesejahteraan bagi asing. Dikabarkan dimasa pandemi ini, dimana masyarakat Indonesia diperintahkan untuk tetap dirumah, namun para pekerja asing dipersilahkan masuk untuk bekerja disini. Disini di Indonesia pekerja asing diperlakukan istimewa dimulai dari gaji hingga fasilitas kehidupan. Berbeda dengan penduduk pribumi, tidak ada harga istimewa dibanding asing.

Sedihnya ketika rakyat sendiri sulit mencari pekerjaan di negeri sendiri. Karena pemerintah lebih sayang sama orang-orang asing. Orang-orang asing dipekerjakan dengan gaji tinggi, kehidupan nyaman, semua diberi jaminan. Lantas kenapa TKI yang bekerja di kapal asing justru mendapat perlakuan yang tidak adil? Apakah kebobrokan sistem tidak dapat mengatur serta menyelesaikan masalah ini dengan baik?

Anggota Komisi I DPR, Sukamta mengatakan pemerintah sebaiknya tidak berhenti pada pernyataan yang disampaikan Kemenlu China. Lebih jauh, terang Sukamta, pemerintah harus membongkar kotak pandora praktik pelanggaran HAM berupa tindakan perbudakan atau eksploitasi berlebihan di atas kapal asing.

“Saya lihat yang menimpa saudara kita para TKI yang menjadi ABK di kapal Long Xing 605, Long Xing 606 dan Long Xing 629 sudah mengarah kepada modern slavery. Dari enam elemen perbudakan modern, kasus yang menimpa para ABK ini terindikasi memiliki tiga elemen di antaranya seperti buruh kontrak, pekerja paksa dan perdagangan manusia,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Sabtu (9/5).

Didalam Islam Hak Asasi Manusia lebih terjamin. Harga diri pekerja lebih terjaga. Kesejahteraan lebih merata. Korban Perbudakan tidak ada cerita. Karena hanya sistem Islamlah yang mampu memanusiakan manusia. Dengan seperangkat peraturan yang Allah tetapkan. Allah turunkan Alqur’an bukan hanya untuk dibaca, melainkan untuk menerapkan isi yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk kehidupan.

Bagaimana Islam menyelesaikan perbudakan? Kembali lagi mengingatkan bahwa pemimpin yang disebut sebagai Khalifah, memiliki peran dalam perlindungan setiap jiwa rakyatnya. Khalifah sebagai perisai, Khalifah sebagai pemimpin yang menjamin setiap kebutuhan rakyatnya. Bagaimana Khalifah dapat menjalani perannya?

Islam memiliki fikroh dan Thoriqoh. Memiliki pemecahan, solusi, serta jalan atau metode dalam menyelesaikan masalah. Terkait dalam Khalifah menjalankan tugasnya harus berdasarkan hukum syara’. Perbudakan adalah sikap yang tidak memanusiakan manusia. Oleh karena itu, didalam Islam, Khalifah akan menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk rakyatnya. Memberikan pendidikan yang layak untuk mengasah kemampuan agar lebih berkualitas.

Khalifah akan memberdayakan seluruh SDA agar dapat dikelola sendiri tanpa campur tangan asing. Sehingga dapat memanfaatkan SDM yang ada didalam negeri. Sehingga rakyat tidak perlu mengadu nasib hingga ke negara asing.  Dapat kita lihat betapa kayanya negara Indonesia dengan SDA yang melimpah. Tembaga, emas, perak, minyak bumi, batu bara, perkebunan, serta kelautan semua ada di Indonesia. Dengan kekayaan itu harusnya setiap jiwa merasakan kekayaan. Tapi nyatanya?

Nah, hanya sistem Islam yang mampu mengelolanya dengan baik, dengan benar, dan amanah. Harta kepemilikan umum tersebut akan dikelola oleh negara. Bukan individu, apalagi asing dan aseng. Negara akan mengelola dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat dalam negeri, sehingga tidak ada lagi pengangguran, bahkan perbudakan. Bagaimana??  Ingin tetap di sistem kapitalis atau ganti dengan sistem Islam? Yang lebih bobrok, banyak ! yang lebih menyejahterakan , hanya Islam !

Wallahu a`lam bishowab.

Editor : azkabaik

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.