2 Mei 2024
Musim Penghujan Tiba, Masyarakat Dihantui Bencana
65 / 100

Dimensi.id-Beredar di sosial media, sebuah video yang menunjukkan sebuah aliran air cukup deras berwarna coklat menyerupai banjir lumpur yang berlokasi di perbukitan Cimenyan, Bandung. Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata video tersebut merupakan aliran air di Curug Batu Templek / Cisanggarung di kecamatan Mandalajati Bandung. Kapolsek Cimenyan Kompol Nanang Heru mengatakan aliran deras tersebut terjadi di Curug Batu Templek, Desa Cikadut. Namun, kata dia, hal tersebut tidak menyebabkan banjir ke pemukiman warga (detik 10/01/2024). 

Musim Penghujan Tiba, Masyarakat Dihantui Bencana
Tangkapan layar Instagram @odesaindonesia terkait banjir lumpur di Curug Batu Templek

Masih di wilayah kecamatan Mandalajati, aliran Sungai di wilayah pemukiman warga menyebabkan longsor dan tanah amblas. Akun Instagram @mandalajati_unik menyebutkan, Air sungai cisanggarung dan sungai cikiley dengan intensitas tinggi saat hujan deras menggerus saluran air di bawah tanah, menyebabkan tanah menjadi ambles dan longsor menutup saluran air pada sore hari. 

Pada musim penghujan tiba, masyarakat Bandung yang tinggal di perbukitan dan kaki gunung dihantui bencana longsor. Sementara masyarakat Bandung yang berada di dataran lebih rendah, dihantui bencana banjir. Meski terkesan bencana ‘langganan’ namun, masyarakat tetap merasa khawatir bila hujan turun dengan intensitas yang tinggi. 

Akibat Alih Fungsi Lahan 

Kekhawatiran masyarakat bukanlah tanpa alasan. Wilayah dataran tinggi di Kawasan Bandung utara secara kasat mata pembangunan terlihat meningkat pesat. Hal ini berarti area resapan air semakin berkurang. Maka dampaknya akan sampai ke wilayah Bandung dan sekitarnya. 

Pada tahun 2019, Walhi menyatakan alih fungsi lahan di Kawasan Bandung Utara telah mencapai 70 % dari total 40.000 hektare (pikiran rakyat 27/04/2019). Kawasan yang tidak diperuntukan menjadi Kawasan terbangun, berubah menjadi lokasi wisata, perumahan dan komersial lainnya. 

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi Sambas Subagja saat dimintai keterangan perihal banjir yang melanda pemukiman warga di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Menurutnya, alih fungsi lahan di Kawasan Bandung utara berujung pada berkurangnya daerah resapan air. Sedimentasi Sungai memperparah keadaan sehingga air yang semestinya sebagian terserap tanah, kemudian masuk ke Sungai seluruhnya. Padahal kapasitas Sungai di bawah yang seharusnya. Menurutnya, untuk mengentaskan banjir mesti dimulai dengan konservasi Kawasan Bandung utara (detik 12/01/2024). 

Kapitalisme Merusak Alam 

Keserakahan manusia terhadap materi telah menimbulkan kerusakan alam yang berpotensi pada bencana yang mengancam nyawa manusia. Demi mengejar view alam yang indah, tanah-tanah yang semestinya tidak dibangun disulap menjadi berbagai bangunan komersial. Sementara dampak lingkungan tidak menjadi pertimbangan. Para pemilik modal juga menciptakan budaya healing dan staycation masyarakat perkotaan. Seolah apa yang mereka lakukan adalah untuk memenuhi permintaan pasar. 

Para pemilik modal berani mengubah pohon-pohon menjadi tiang-tiang beton demi uang. Demikianlah ideologi kapitalisme telah diemban oleh mereka. Sayangnya, ideologi kapitalisme ini tidak hanya dianut oleh para korporasi / pemilik modal, tapi juga dianut oleh penguasa yang duduk di kursi pemerintahan. Mereka memberikan kemudahan izin Pembangunan, tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi alam dan masyarakat sekitar. Sistem kapitalisme memberikan izin alih fungsi lahan, walaupun ada dampak berbahaya bagi masyarakat karena dalam sistem kapitalisme, dengan politik oligarkinya menjadikan setiap regulasi demi kepentingan pengusaha. 

Lemahnya penegakan hukum dalam sistem kapitalisme ini juga turut menyumbang terhadap kerusakan alam yang ditimbulkan. Tidak ada ancaman yang tegas bagi pelaku kejahatan lingkungan. Sudah menjadi rahasia umum di masyarakat, bahwa dalam sistem kapitalisme saat ini peraturan bisa saja dilanggar oleh mereka yang memiliki uang dan kekuasaan. Tidak ada rasa takut karena telah melanggar hukum. Juga tidak ada rasa takut apa yang telah dilakukannya akan dihisab oleh Allah swt. 

Islam Memberikan Jaminan Keamanan

Setiap bencana tidak hanya berkaitan dengan takdir Allah swt semata. Ada peran manusia, yang telah melakukan kerusakan terhadap alam sehingga menyebabkan sebuah bencana. Ini yang bisa diupayakan untuk dinihilkan oleh pemimpin negara dalam rangka memberikan jaminan keselamatan bagi rakyatnya. 

Dalam pandangan Islam, pemimpin adalah raa’in atau orang yang bertanggung jawab bagi rakyatnya. Rasulullah saw. bersabda, 

“Imam (Khalifah) raa’in (pengurus masyarakat) dan ia bertanggung jawab terhadap masyarakatnya.” (HR Ahmad, Bukhari)

Ini merupakan landasan bagi pemimpin dan para penguasa lainnya dalam menjalankan pemerintahannya. Dalam sistem Islam, pemimpin adalah orang yang bertakwa. Orang yang memiliki kesadaran penuh bahwa setiap keputusannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt kelak. Oleh karena itu, pemimpin dalam sistem Islam tidak akan tergiur oleh materi/uang. Ia lebih takut kepada murka Allah swt karena telah merusak bumi milik Allah swt akibat kepemimpinannya. Akan ada ketegasan sanksi dalam Islam terhadap tindakan alih fungsi lahan atau pun perampasan ruang hidup masyarakat. 

Jaminan keselamatan juga tercermin dalam sistem mitigasi bencana yang ditetapkan oleh negara. Kawasan-kawasan yang rawan bencana, tidak boleh dijadikan pemukiman. Izin Pembangunan dibuat ketat dan harus dipastikan menyebabkan kerusakan alam. Infrastruktur rumah penduduk maupun sarana dan prasarana public dibuat dengan rancangan, bahan dan desain terbaik agar tidak membahayakan bila terjadi bencana. Edukasi terhadap masyarakat diberikan secara lengkap dalam setiap kondisi yang dikhawatirkan agar mampu meminimalisir korban. 

Allah swt berfirman, 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Rum : 41)

Hanya dengan kembali pada Islam, bencana yang ditimbulkan oleh tangan-tangan manusia bisa dihentikan. 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.