Dimensi.id – Miskin Ekstrem adalah sebuah sebutan bagi penduduk atau masyarakat yang terkategori hidup dibawah garis kemiskinan. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sudah menganggarkan dana Rp 2M untuk memberantas penduduk yang miskin ekstrem pada tahun ini.
Penduduk miskin ekstrem biasanya hidup di tanah-tanah garapan dengan penghasilan Rp 320 ribu perbulan. Dan mereka tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Deli Serdang.
Saat ini pemerintah kabupaten telah melakukan verifikasi untuk para penduduk yang akan menerima bantuan tersebut. Melalui Badan Pusat Statistik terkumpul data terbaru jumlah penduduk miskin di Pemkab Deli Serdang sebanyak 82.750 orang. Setiap dari mereka akan diberikan dana bantuan sebesar Rp 200ribu perbulan, pembagian dimulai bulan November – Desember.
Padahal, dengan bantuan tersebutpun belum mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin ekstrem.
Sungguh aneh tapi nyata. Negeri yang kaya raya akan sumber alamnya bisa terdapat penduduk miskin ekstrem di dalamnya. Negeri ini dikenal dunia dengan sumber daya alam yang beraneka ragamnya. Ada sumur minyak, ada gunung emas, ada tambang batu nara, nikel, tembaga, alumunium, gas bumi dan lain sebagainya. Belum hasil bumi lainnya seperti laut yang luas, padang pertanian yang banyak. Tak terkira jika dihitung-hitung kekayaan yang dimiliki Negara Indonesia.
Dengan kekayaan yang demikian banyaknya itu seharusnya bisa menghidupi penduduk Indonesia secara keseluruhan. Jika semua SDA tersebut dikelola dengan baik dan hasilnya diberikan kepada rakyat, maka tentu takkan ditemukan ada penduduk miskin ekstrem di negeri ini.
Namun sayang, SDA yang banyak itu dikelola oleh para oligarki. Paham kapitalis dalam negeri ini telah dijadikan aturan dalam setiap perbuatan manusianya. Maka pengelolaan sumber daya alam tersebut bisa dikelola oleh seseorang untuk kepentingan dirinya sendiri. Sehingga muncullah kesenjangan kehidupan di negeri ini. Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin.
Beginilah jika kita hidup didalam negara yang bersistemkan kapitalis demokrasi. Para pemilik modal bisa menguasai SDA yang harusnya di kelola oleh Negara untuk kepentingan rakyat. Solusi yang diberikan oleh sisten inipun tidak mampu menyelesaikan permasalahan miskin ekstrem yang ada di masyarakat. Karena, solusi yang diberikan tidaklah paripurna.
Masalah miskin ekstrem tidaklah terselesaikan dengan cara memberi bantuan dana. Apalagi dana yang diberikan tergolong kecil dari yang dbayangkan. Miskin yang ada saat ini tercipta akibat sistem yang rusak.
Dari segala sisi terdapat kerusakan pada sistem ini. Sistem ekonomi kapitalis, menjerat leher para pedagang-pedagang kecil. Pengusaha oligarki menguasai semua pasar besar yang tak mampu dicapai oleh rakyat biasa yang memiliki modal terbatas. Sehingga sebagian penduduk negeri ini tersingkir dan terpuruk dari perputaran ekonomi yang tidak wajar.
Namun akan berbeda keadaannya jika kita kembalikan sistem pemerintahan ini kepada sistem Islam. Islam yang sifatnya rahmatan lil’alamin pasti mampu menyelesaikan segala permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat dan Negara.
Tidak akan ditemukan penduduk miskin ekstrem yang hidup dalam sistem pemerintahan Islam. Karena pengelolaan SDA yang besar akan di handle oleh negara dan hasilnya diberikan untuk kehidupan masyarakatnya. Negara tidak memberikan izin kepada individu untuk mengkelola hasil SDA yang ada. Sehingga ekonomi tidak didominasi oleh pengusaha-pengusaha bermodal besar saja. Namun menyeluruh kepada penduduk yang ada di dalamnya.
Sistem Islam akan memenuhi standar penduduk yang dikategorikan miskin.
Misalnya saja jika individu dalam Negara ini tidak memiliki simpanan harta (uang) sebanyak Rp 2jt per orang, maka mereka terkategori miskin dan patut dibantu oleh Negara.
Begitulah jika kita hidup dalam Negara yang bersistemkan Islam. Penduduk akan diberikan fasilitas yang sama dan pemenuhan yang sama pula. Sehingga takkan muncul istilah miskin ekstrem dalam Negara ini.
Penulis : Rika Lestari Sinaga, Amd.