2 Mei 2024
11 / 100

 

Oleh Reni Rosmawati

Ibu Rumah Tangga

 

Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun, berita duka kembali datang dari Industri Kereta Api Indonesia. Jumat (5/1/2024) pagi hari telah terjadi tabrakan Kereta Api Turangga PLB 65A dan Kereta Api Commuterline Bandung 350 di petak jalan Haurpugur-Cicalengka KM 181+1700, Kabupaten Bandung. Sebanyak 4 orang tewas dan kurang lebih 22 orang terluka dalam insiden tersebut. (ITB.ac.id, 5/1/2024)

 

Masih dalam laman yang sama, Pakar Transportasi, Ir. R. Sony Sulaksono Wibowo M.T., Ph.D., dari FTSL (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan) ITB mengatakan penyebab kecelakaan tersebut adalah masih adanya jalur tunggal (singletrack) pada jalur kereta api Indonesia. Selain itu juga bisa dikarenakan adanya sistemerror dan human error yakni miskomunikasi dari sinyal serta masinisnya. Untuk menghindari kecelakaan serupa, Sony meminta agar pemerintah segera membangun jalur ganda (double track).

 

Berulang Terjadi, Butuh Perhatian Besar

 

Faktanya sepanjang Maret-Oktober 2023, telah terjadi berkali-kali kecelakaan kereta api (KA). Seperti kecelakaan KA Turangga yang menyeruduk truk pakan ternak di Jombang, KA Jayabaya menabrak sedan di Lamongan, KA Sri Tanjung serempet mobil di Banyuwangi, KA Sribilah menyerempet mobil di Asahan, KA S8 Kuala Tebas menyeruduk truk tebu, KA 112 Berantas melibas bahan bakar di Semarang, KA Jayakarta 218 menabrak pohon forklift di Cikarang, dan KA 17 Argo Semeru yang anjlok setelah diserempet KA Argo Wilis Relasi Bandung-Surabaya Gubeng. (Magenta, 5/1/2024)

 

Kecelakaan kereta api yang berulang kali terjadi ini semestinya menjadi perhatian besar bagi pemerintah. Faktor penyebab kecelakaan kereta api apakah itu humanerror atau sistemerror, seharusnya bisa dijadikan perhatian besar dan evaluasi oleh pemerintah untuk melakukan mitigasi kecelakaan kereta api, agar hal tersebut tidak terulang kembali.

 

Sayangnya, hal itu belum maksimal dilakukan. Memang benar saat ini pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tengah membangun jalur ganda kereta pada area terjadinya kecelakaan tersebut. Hanya saja, sejauh ini keselamatan rakyat belum dijadikan sebagai tujuan utama pembangunannya. Pembangunan rel ganda (double track) pun hanya bertujuan untuk memperpendek waktu tempuh dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah penumpang hingga 25%. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Direktur Prasarana Perkeretaapian, Harno Trimadi pada tahun 2022 lalu. (Kompas.com, 10/2/2022)

 

Padahal, menurut Pakar Transportasi ITB, Sony Sulaksono, prosedur kereta api double track amatlah dibutuhkan karena bisa mengantisipasi kecelakaan. Pasalnya, prosedur singletrack membuat kereta api harus bergantian ketika menggunakan jalur kereta. Sehingga menyebabkan rawan tabrakan. (AyoBandung.com, 6/1/2024)

 

Dari fakta ini kita bisa melihat bahwa kecelakaan kereta api yang berulang kali terjadi, bukan hanya sekadar musibah. Namun juga hal itu akibat kezaliman karena ada hal yang diabaikan oleh penguasa, yakni keselamatan dan keamanan rakyatnya.

 

Akibat Sistem Demokrasi Kapitalisme 

 

Sejatinya, maraknya kecelakaan kereta api di negeri ini adalah konsekuensi dari diterapkannya sistem demokrasi kapitalisme. Sistem rusak yang telah melahirkan penguasa dan negara yang gagal menjamin keselamatan dan memberikan perlindungan kepada rakyatnya.

 

Seyogyanya, negara dan penguasa wajib bertanggung jawab, mengurusi, dan mengupayakan segala cara demi keselamatan nyawa rakyat. Negara dan penguasa pun wajib melayani kebutuhan vital rakyatnya, termasuk dalam hal transportasi. Sebab, jaminan keamanan dalam transportasi amatlah dibutuhkan oleh rakyat. Karena itu semestinya pemerintah berusaha keras memenuhinya.

 

Sayangnya, dalam sistem demokrasi kapitalisme hal tersebut mustahil terjadi. Sebab, dalam paradigma sistem demokrasi kapitalisme, kepemimpinan bukan untuk meriayah atau mengurusi rakyat. Melainkan hanya berorientasi untuk meraih keuntungan bersifat materi. Pasalnya, tolok ukur sistem demokrasi kapitalisme adalah materi di atas segalanya. Sehingga wajar saja tujuan dibangunnya sarana transportasi pun tidak ditujukan demi keselamatan rakyat, melainkan demi menaikkan jumlah penumpang, yang tentunya nanti keuntungan materilah yang diraih.

 

Islam Menjamin Keselamatan dan Keamanan Rakyat 

 

Sebagai agama sempurna, Islam diturunkan Allah Swt. untuk menjadi solusi bagi segala masalah kehidupan. Ketika Islam diterapkan, niscaya jaminan transportasi yang aman, nyaman, dan murah akan dapat kita rasakan. Hal ini karena transportasi merupakan salah satu kebutuhan vital rakyat yang wajib menjadi tanggung jawab penguasa untuk mengadakannya.

 

Sistem Islam, memosisikan negara dan penguasa sebagai raa’in (pengurus) dan junnah (pelindung) rakyat. Ia wajib menjamin keselamatan dan melayani seluruh kebutuhan rakyatnya. Rasulullah saw. bersabda: “Seorang pemimpin adalah raa’in (pengurus rakyat). Dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus.” (HR. Bukhari)

 

Karena itu, penguasa yang berlandaskan Islam, akan sangat memprioritaskan keselamatan dan keamanan rakyatnya. Ia akan menyediakan sarana dan prasarana infrastruktur yang layak dan aman untuk transportasi agar dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan. Sebab, dalam pandangan Islam, keselamatan dan nyawa manusia amatlah berharga dan kelak para penguasa akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah atas nyawa rakyatnya.

 

Rasulullah saw. bersabda: “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah, daripada terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. An-Nasai dan Tirmidzi)

 

Untuk memastikan sarana transportasi selalu aman, nyaman, dan tidak berbahaya bagi rakyat, maka negara akan senantiasa melakukan pemeliharaan dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana transportasi. Negara pun akan mengembangkan teknologi dan mengerahkan tenaga ahli juga operator yang amanah serta handal dalam hal transportasi. Bukan hanya itu, pembangunan infrastruktur transportasi dalam sistem Islam pun akan selalu menjaga manusia dari perbuatan yang berpotensi tercela.

 

Adapun seluruh pembiayaan segala sarana dan prasarana infrastruktur transportasi tersebut, semua dijamin negara. Hal ini karena negara Islam mempunyai kas negara (Baitul Mal) yang memiliki sumber pemasukan tetap yang berasal dari jizyah, fa’i, kharaj,ghanimah, dan seluruh harta milik umum (SDA). Jikapun kas Baitul Mal kosong maka negara yang menerapkan aturan Islam akan memungut dharibah (sejenis pajak), yang hanya dipungut dari para laki-laki muslim yang aghnia (kaya). Namun dharibah ini sifatnya sementara. Setelah kebutuhan tercukupi akan dihentikan.

 

Sejarah mencatat, bagaimana kehebatan negara Islam di masa lalu dalam menjamin dan menyediakan sarana dan prasarana transportasi untuk rakyat. Salah satu yang dapat kita lihat adalah proyek pembangunan Kereta Api Hejaz pada tahun 1908 oleh penguasa Khilafah Utsmaniyah, Sultan Abdul Hamid ll. Pada waktu itu Sultan Abdul Hamid membangun rel yang membentang dari Ibu Kota Khilafah (Istanbul) hingga ke Makkah melewati Yerusalem dan Madinah. Tujuan dibangunnya kereta api ini adalah untuk memudahkan jamaah haji dari Turki melakukan perjalanan. Sehingga perjalanan ibadah haji yang tadinya 40 hari dapat ditempuh dengan waktu 5 hari saja.

 

Demikianlah betapa hebatnya sistem Islam dalam menjamin dan menyediakan sarana transportasi untuk rakyatnya. Karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk kembali berpedoman pada sistem Islam kafah dan menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu a’lam bi ash-shawwab.

 

 

 

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.