2 Mei 2024
14 / 100
sumber gambar : pngtree

 

Rentenir itu ibarat senja. Awalnya begitu menggoda seperti diberikan cahaya kehidupan. Seiring dengan waktu, senja itu menjadi redup dan gelap. Demikianlah yang dikatakan Ema Sumarna, Sekretaris Daerah Kota Bandung dalam acara peresmian Kampung Bersih Rentenir (KBR) di kelurahan pesanggrahan kecamatan mandalajati, Bandung. Ia mengharapkan masyarakat bisa terbebas dari jeratan rentenir dan masyarakat mampu berdaya sehingga mampu menopang kehidupan (bandung.go.id 08/12/2023).

Akibat Kesulitan Ekonomi dan Gaya Hidup

Kasus masyarakat yang terjerat rentenir memang kian memprihatinkan. Bukan hanya kehilangan harta, bahkan bisa kehilangan nyawa, karena telah putus asa dalam pengembalian pinjaman dengan bunga selangit hingga akhirnya berujung dengan aksi bunuh diri.  

Masyarakat terjerat rentenir maupun pinjol (pinjaman online) memang tidak lepas dari kesulitan ekonomi. Harga-harga kebutuhan serba mahal sementara penghasilan minim bahkan tidak menentu. Kemudahan yang dijanjikan rentenir maupun pinjol menjadi sangat menggiurkan. Maka pinjaman pada rentenir maupun pinjol menjadi jalan pintas untuk mendapatkan uang. Saking sulitnya mendapatkan uang, masyarakat menjadi tidak rasional, mengesampingkan akibat dari pinjaman yang diajukan. Yaitu pembayaran utang dengan bunga yang fantastis.

Jeratan rentenir maupun pinjol tidak hanya terjadi pada kalangan yang memang mengalami kesulitan ekonomi. Sebagian lainnya terjerat pinjaman rentenir maupun pinjol akibat gaya hidup. Kehidupan kapitalisme saat ini menyandarkan kebahagiaan pada banyaknya materi yang bisa diraih, pada benda-benda yang bisa dimiliki atau kesenangan yang bisa diperoleh melalui aktivitas menyenangkan yang membutuhkan uang. Mereka menjadi tidak rasional, karena lebih mementingkan kebahagiaan semu dari pada akibat dari pinjaman yang diajukan.

Pinjaman Legal Bukan Solusi

Masyarakat yang terjerat rentenir adalah merupakan akibat dari kelalaian negara dalam mengurusi kepentingan rakyatnya. Harga kebutuhan pokok yang tinggi, biaya pendidikan dan Kesehatan yang mahal, serta tidak ada lapangan pekerjaan merupakan konsekuensi dari penerapan sistem kapitalisme saat ini. Peran negara sangat minim dalam menjamin kebutuhan rakyatnya. Hajat hidup masyarakat lebih banyak dikuasai oleh swasta / korporasi sehingga masyarakat harus berjuang sendirian dalam memenuhi hak-hak dasarnya sebagai rakyat.

Oleh karena itu, permasalahan ini bukanlah tentang legalitas lembaga keuangan yang dijadikan tempat pengajuan pinjaman. Mengarahkan masyarakat untuk beralih pada pinjaman di lembaga keuangan yang legal bukanlah solusi. Karena baik di rentenir maupun di lembaga keuangan legal, itu semua riba yaitu pinjaman uang dengan adanya lebihan baik Namanya bunga maupun biaya administrasi. Bagaimana masyarakat bisa mengembalikan pinjaman sementara mata pencaharian tidak punya, penghasilan tidak menentu bahkan kebutuhan dasar saja tidak tercukupi ?

Edukasi finansial mungkin diperlukan bagi sebagian masyarakat yang memiliki penghasilan namun masih saja terjerat rentenir atau pinjol karena gaya hidup. Namun, yang tidak kalah penting adalah menyadarkan masyarakat bahwa pinjaman dengan pengembalian yang berbunga merupakan sebuah hal yang diharamkan dalam Islam. Baik pinjaman tersebut di lembaga keuangan yang legal maupun ilegal. Maka sekalipun dalam perhitungan manusia pinjaman yang diajukan masih logis karena bunga rendah sehingga dirasa mampu untuk membayar pengembalian, pinjaman dengan bunga bukanlah sebuah pilihan bagi seorang muslim. Allah swt berfirman,

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al Baqarah: 275).

 

Islam Bebaskan Rakyat dari Jeratan Riba

Membebaskan rakyat dari jeratan rentenir dalam kehidupan kapitalisme saat ini akan sangat sulit dilakukan. Akar permasalahannya yaitu sistem kapitalisme yang menyebabkan rakyat tak berdaya hingga terjerat rentenir lah yang harus segera dicabut dari kehidupan saat ini. Kapitalisme juga lah yang menyebabkan negara lalai dalam mengurus kepentingan rakyatnya. Sistem kapitalisme yang jelas membawa berbagai kerusakan ini selayaknya dicampakan dan diganti dengan sistem Islam.

Islam bukanlah agama ruhiyah semata yang mengatur urusan hamba dengan Rabb-nya. Namun Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang telah Allah swt tetapkan dan harus diterapkan oleh hamba-Nya dalam segala aspek kehidupan. Mulai dari level individu, masyarakat hingga negara.

Pada level individu, setiap umat islam terbentuk ketakwaannya melalui pendidikan di rumah oleh orang tua dan pendidikan di sekolah-sekolah yang diselenggarakan negara.  Setiap individu memiliki semangat untuk menambah amal baik dan menjauhi segala kemaksiatan termasuk dalam hal meninggalkan pinjaman berbunga. Sementara masyarakat Islam juga diperlukan untuk bisa saling tolong menolong, menunjukan kepedulian dengan bersedekah dan amar makruf nahi mungkar. Tidak berdiam diri ketika ada yang melakukan kemaksiatan.

Negara yang menjadikan Islam sebagai landasan, akan sungguh-sungguh mengurusi kepentingan rakyatnya. Para penguasa sadar betul, bahwa setiap peraturan atau kebijakan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.

Ibnu Umar ra. dari Nabi saw. Bersabda, 

“Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban

atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan

akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami

adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang

dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah dan anak-anaknya dan akan

ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga bertugas

memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya tentang

pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas

pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mengganti sistem kapitalisme dengan Islam berarti bertanggung jawab penuh atas rakyatnya. Dalam kitab Nidzomul Islam, Syaikh Taqiyyudin An Nabhani menyampaikan bahwa dalam sistem islam, hak-hak dasar rakyat seperti Kesehatan, pendidikan serta keamanan diberikan secara cuma-cuma kepada rakyatnya. Dengan demikian, beban rakyat tidak akan berat seperti saat ini dalam kehidupan kapitalisme.

Negara juga mengurusi kepentingan rakyat lainnya seperti harga-harga kebutuhan pokok yang murah, kemudahan dalam akses kepemilikan rumah hingga membuka lapangan pekerjaan. Semua dilakukan hanya karena Allah swt yang telah memerintahkan.

Untuk itu, Islam harus diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan untuk membebaskan rakyat dari jeratan riba. Tidak hanya itu, islam akan membebaskan kehidupan manusia dari kerusakan-kerusakan lainnya yang ditimbulkan oleh kapitalisme.

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah [2] : 208).

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.