2 Mei 2024
13 / 100

 

Oleh Reni Rosmawati

Ibu Rumah Tangga 

 

Dilansir oleh detikNews (9/12/2023), seorang anak kelas 6 SD di Bekasi berinisial F (12) diberitakan meninggal dunia akibat menjadi korban bullying oleh temannya. Sebelum meninggal kaki F sempat diamputasi. F pun mengalami sesak napas karena ada cairan di paru-parunya. Kepergian F ini, selain menjadi pukulan berat bagi keluarganya juga mendapat perhatian besar dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Kemen PPPA mengimbau kepada semua pihak agar melindungi dan menjaga anak dari segala bentuk perundungan maupun kekerasan lainnya. 

 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, beberapa waktu lalu berhasil menangkap dua dari empat pelaku bully dan penganiayaan terhadap MH (14) yang merupakan siswa MAN 1 Medan. Diketahui MH menjadi korban bullying dan penyiksaan oleh teman dan kakak kelasnya. MH dipukuli, disuruh makan sendal kotor dan daun mangga, serta minum air yang sudah diludahi 20 orang. Tak hanya itu, tangan MH pun disundut kunci panas yang sudah dibakar hingga melepuh. (Tribunnews.com, 28/11/2023)

 

Miris

 

Fakta di atas sungguh membuat hati miris. Betapa tidak, anak-anak yang semestinya giat menimba ilmu sebagai bekal meraih masa depan, justru berubah menjadi monster mengerikan dan tak punya hati nurani. Sungguh kenyataan ini membuktikan kepada kita bahwa sistem pendidikan yang kini diterapkan amatlah buruk dan rusak sehingga melahirkan generasi yang buruk pula perangainya. Hal ini juga menunjukkan betapa lingkungan di sekitar kita tak mampu menciptakan generasi berakhlak mulia. 

 

Bullying selama ini memang dianggap salah satu dosa besar dunia pendidikan. Sayangnya meskipun demikian, nyatanya kasus bullying hingga sekarang belum bisa dihentikan, padahal sudah banyak dibentuk satgas di berbagai satuan pendidikan untuk mengatasi bullying. Namun, kian hari kasus bullying terus bertambah. Berdasarkan laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus bullying di kalangan remaja semakin meningkat dari 30 menjadi 60 kasus per-tahun. Bahkan, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan kasus bullying terbesar di dunia. (chatnews.id, 22/11/2022)

 

Fakta ini sungguh membuat bulu kuduk bergidik. Bayangkan, apa yang akan terjadi jika kasus bullying tidak segera diatasi? Tentunya kehancuran generasi. Naudzubillahimindzalik, jangan sampai terjadi. 

 

Sejatinya, untuk mengatasi masalah bullying tentu dibutuhkan kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat dan negara. Setiap keluarga dan masyarakat harus dibina agar taat pada agama (Islam). Ketika keluarga dan masyarakat taat pada agama (Islam), maka dapat dipastikan akan tercipta akhlak yang mulia.  

 

Sementara pemerintah harus segera mengambil langkah serius agar masalah ini segera dapat diatasi sampai tuntas. Seperti menerapkan hukum yang tegas dan menjerakan bagi pelaku bullying

 

Sayangnya, hal demikian belum terealisasi hari ini. Pemerintah pun tampak lalai dalam mengatasi masalah bullying khususnya di kalangan pelajar. Mewabahnya kasus bullying di negeri ini, mengindikasikan bahwa pemerintah telah gagal melindungi dan menjamin keamanan generasi.

 

Memang benar pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah bullying. Seperti membuat satuan tugas anti-bullying di sekolah-sekolah. Serta membuat program sekolah ramah anak. Tetapi nyatanya, bullying antar pelajar tidak mampu diselesaikan dengan tuntas. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan dalam cara pandang kehidupan dan ada akar masalah persoalan sebenarnya yang belum tersentuh sama sekali. 

 

Akar Masalah Bullying 

 

Sejatinya, akar persoalan maraknya kasus bullying yang melibatkan anak-anak dan remaja di negeri ini adalah penerapan sistem pendidikan berbasis kapitalisme-sekuler. Penerapan sistem kapitalisme-sekuler di dunia pendidikan nyata telah telah gagal membentuk generasi yang berkepribadian mulia, tetapi sukses melahirkan generasi berprilaku tercela. 

 

Paham sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) yang menjadi asas sistem kapitalisme, telah berhasil mengikis ketakwaan individu, masyarakat hingga negara. Di sisi lain, paham liberal (kebebasan) yang menjadi akidah sistem kapitalisme pun memiliki andil besar dalam membentuk karakter buruk manusia. 

 

Pemikiran liberal telah menjauhkan umat dan generasi muslim dari pemahaman Islam yang sesungguhnya. Cara pandang liberal menjamin bahwa setiap manusia diberi kebebasan bertingkah laku tanpa memandang apakah hal tersebut sesuai dengan ketentuan syariat ataukah tidak. 

 

Sistem Islam Solusi untuk Bullying 

 

Sungguh, maraknya kasus bullying tidak akan pernah terjadi jika negeri ini mau menerapkan Islam kafah (menyeluruh). Kenapa demikian? Hal ini karena sebagai agama sempurna, Islam diturunkan Allah ke dunia ini untuk mengatasi seluruh problematik kehidupan. 

 

Sejarah mencatat, dahulu selama hampir 14 abad lamanya, sistem pendidikan Islam mampu melahirkan generasi beradab dan berakhlak mulia. Pasalnya, Islam memiliki sistem pendidikan terbaik, berasas akidah Islam yang meyakini adanya hari pembalasan.  Keyakinan ini bisa mencegah adanya kejahatan karena keyakinannya pada pertanggungjawaban kelak.

 

Dalam pandangan Islam, bullying (perundungan) dikategorikan sebagai perilaku yang dilarang dan diharamkan. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 11 yang artinya: 

 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan kalian mengolok-olok kumpulan yang lain. Karena bisa jadi yang kalian olok-olok itu lebih baik  dari yang mengolok-olok. Dan janganlah sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan yang lain. Sebab, bisa jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah mencela dirimu dan memanggil dengan sebutan yang mengandung ejekan…” 

 

Sebagai representasi dari firman Allah tersebut, maka negara yang menerapkan sistem Islam diwajibkan menerapkan sistem pendidikan berasas akidah Islam kepada anak-anak sejak dini. Tiap sekolah didorong untuk menerapkan pendidikan agama (Islam) yang kuat kepada seluruh pelajar. Tujuannya pendidikan ini agar akidah menancap kuat dalam diri tiap individu generasi. Melalui akidah inilah akan mampu melahirkan siswa yang berkepribadian mulia. 

 

Tiap keluarga dan masyarakat pun akan dibina agar taat pada syariat. Sebab, keluarga dan masyarakat adalah pilar pengokoh dan pendukung kepribadian generasi. Jika keluarga dan masyarakat memiliki kepribadian mulia, sehat, dan jauh dari perkara tercela, maka dapat dipastikan generasi muda pun akan memiliki perilaku yang mulia pula. 

 

Amar makruf nahi mungkar pun wajib dibudayakan di tengah masyarakat. Semuanya agar proses pembentukan kepribadian Islam pada generasi menjadi terjadi secara mudah dan alami. Jika ada yang melakukan maksiat seperti bullying pun akan dapat dicegah segera, sebab masyarakat tak segan saling menasehati. 

 

Dalam Islam, berakhlak mulia adalah  salah satu wujud dari menjalankan aturan syarak. Karena itu, negara yang menerapkan aturan Islam akan mewajibkan seluruh masyarakat untuk berperilaku baik dan saling menyayangi serta menghargai. Baik kepada yang lebih tua, yang lebih muda, maupun yang seumuran. 

 

Di sisi lain, sistem Islam pun mewajibkan negara agar membatasi seluruh tontonan yang ada. Pasalnya, baik disadari maupun tidak tontonanlah salah satu penyebab utama rusaknya moral generasi. 

 

Selain itu, sistem Islam pun mewajibkan negara supaya menerapkan sistem sanksi yang tegas dan menjerakan bagi setiap pelaku kemaksiatan. Tak terkecuali bullying. Sanksi ini akan diberikan sesuai dengan tingkat kejahatan yang dilakukannya. Namun tentunya, dapat memberikan efek jera bagi siapa saja yang melihatnya (jawazir) dan juga bersifat jawabir (penebus dosa) di akhirat. 

 

Demikianlah betapa hebatnya sistem Islam dalam mengatasi bullying. Sungguh, hanya sistem Islam solusi bagi masalah bullying di negeri ini. Hanya sistem Islamlah yang mampu mencetak generasi muslim berakhlak mulia. Karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk kembali berpedoman kepada sistem Islam kafah dan menerapkannya secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan. Wallahu a’lam bi ash-shawwab.

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.