2 Mei 2024
Maraknya Femisida, Perempuan Butuh Khilafah
59 / 100

Dimensi.id-Sungguh memprihatinkan. Kasus penganiayaan terhadap wanita terulang kembali. Belum lama pada bulan September di Kabupaten Ciamis seorang juru parkir terancam 15 tahun penjara akibat aniaya istri hingga tewas setelah cekcok masalah uang (www.detik.com, 11/09/2023).

Kali ini penganiayaan dilakukan oleh anak dari salah satu anggota Fraksi PKB di DPR RI dari Dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga korban kehilangan nyawa. Menurut Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mengatakan, kasus tersebut termasuk dalam bentuk femisida yaitu pembunuhan atau percobaan pembunuhan terhadap perempuan yang dilakukan secara sengaja karena jenis kelamin atau gendernya.

Pembunuhan tersebut bisa didorong oleh rasa cemburu, memiliki superioritas, dominasi, dan kepuasan sadistik terhadap perempuan. Komnas Perempuan juga mengategorikan femisida sebagai sadisme, baik dari motif pembunuhannya, pola-pola pembunuhannya maupun berbagai dampak terhadap keluarga korban. (tirto.id, 11/10/2023).

Wajar jika nasib perempuan saat ini semakin mengenaskan dan kasus keji semakin menjadi-jadi. Hal tersebut dapat terjadi karena negara kapitalis tidak mampu memberikan jaminan keamanan kepada rakyat serta tidak mampu menganalisis akar masalah dari segala persoalan sehingga alih-alih solusi yang diberikan membawa pada jalan keluar malah semakin mempersulit masalah.

Pengklasifikasian pembunuhan perempuan sebagai femisida bukanlah solusi karena sama sekali tidak menyentuh akar masalah. Di satu sisi berkembang pesatnya mindset buruk yang diusung aktivis feminis yaitu perempuan selalu dipandang sebagai kasta rendahan dan menuntut kesetaraan gender menjadi salah satu faktor kekerasan terhadap perempuan.

Dalam Islam, perempuan sangat dimuliakan laksana permata yang berharga lagi mulia. Kehormatan yang mereka miliki wajib dijaga dengan sepenuh hati dan hati-hati. Sedangkan di mata Allah semua manusia itu sama derajatnya tidak ada pembeda antara perempuan dengan laki-laki.

Mereka akan sama-sama mulia ketika menjalankan perintah Allah dan mereka akan tercelah ketika melanggar aturan Allah. Allah Swt., berfirman dalam QS. An-Nisa’ Ayat 124, yang artinya: “Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.”

Dengan demikian Islam tidak mengenal konsep laki-laki lebih tinggi kedudukannya sehingga bisa bertindak superior terhadap perempuan atau mengklaim dirinya memiliki derajat lebih tinggi daripada perempuan. Konsep ini akan mencegah tindak sewenang-wenang kaum laki-laki kepada perempuan.

Memang benar Allah membedakan dalam hal penetapan fisik laki-laki dan perempuan karena ada perbedaan peran, hak serta kewajiban di antara keduanya. Seperti perbedaan hak waris dan kewajiban penafkahan dan sebagainya. Perbedaan ini bukanlah bentuk disparitas gender namun wujud harmonis dan sinergi antara laki-laki dan perempuan dalam memainkan peran masing-masing sesuai fitrah yang ditetapkan Allah.

Akar masalah kekerasan perempuan adalah dicampakkannya aturan-aturan syariat yang mengatur perempuan. Islam menetapkan ada dua kehidupan bagi perempuan yaitu kehidupan khusus di mana mereka hanya tinggal bersama sesama wanita dan lelaki mahramnya sedangkan lelaki ajnabi dilarang masuk tanpa izin.

Kemudian kehidupan di ruang publik di mana semuanya boleh berada di sana tanpa izin maka perlu diterapkan peraturan pergaulan Islam agar kehormatan dan kemuliaan laki-laki dan perempuan terjaga seperti kewajiban menutup aurat, larangan bertabaruj, berkhalwat dan ikhtilat, dan sebagainya.

Kekerasan terhadap perempuan akan terus terjadi selagi hukum Islam tidak diterapkan dalam kehidupan dan hanya khilafah yang mampu menerapkannya. Khilafah akan menjamin keamanan perempuan sebagaimana kisah wanita Arab yang diikat bajunya dengan alat pengait ke punggungnya oleh Yahudi dan ketika Rasul mengetahui hal itu beliau bertindak tegas mengusir mereka dari daulah.

Penulis: Diyah Aulia Cahyani (Mahasiswi STEI Hamfara)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.