4 Mei 2024

Penulis : Irma Ismail ( Aktivis Muslimah Balikpapan)

Kurikulum moderasi pada saat ini menjadi ramai diperbincangkan, dimana untuk tahun ajaran baru 2020/2021,  pembelajaran di Madrasah, mulai menggunakan kurikulum Pendidikan Agama Islam atau PAI dan Bahasa Arab yang baru, dan tercantum dalam Keputusan Menteri Agama atau KMA 183 tahun 2019 yang akan menggantikan KMA 165 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah meletakkan materi sejarah Khilafah, jihad dan moderasi beragama secara korelatif dalam berbagai bentuk perjuangan muslim, di mulai sejak zaman Nabi hingga masa kini dalam membangun peradaban modern. Pembelajaran khilafah di sajikan dalam sudut pandang sejarah yang menjelaskan karateristik dan pola kepemimpinan Rasulullah SAW. Materi jihad ditulis dalam perspektif perjuangan membangun peradaban, dengan menggali makna dan menanamkan nilai perjuangan, dari masa Rasulullah saw, sahabat, walisongo hingga para Ulama untuk membangun peradaban, ilmu dan Islam.  (detikNews, sabtu 11/7/2020).

Rancangan Kurikulum Moderasi Beragama Berbasis Keluarga telah di sampaikan oleh Menteri Agama pada kabinet sebelumnya yaitu Lukman Hakim Saefudin pada Forum Group Discussion. Lukman Hakim menjelaskan bahwa terkait dasar dan moderasi beragama, jika keluar dari dasar atau tolak ukur itu maka bisa dikatakan ekstrem bahkan radikal. Batasan yang utama dan fundamental Moderasi Beragama itu adalah kemanusiaan, hal yang menjadi esensi beragama, jelas Lukman Hakim Saefudin. ( ibadah.co.id/23/8/2019) .

Perubahan kurikulum madrasah di Indonesia ternyata tidak terlepas dari pernyataan Menteri Pertahanan AS periode 2001-2006 Donald Rumsfeld, bahwa AS perlu lembaga donor yang bisa mengubah kurikulum radikal ke moderat. Demikian dikatakan Direktur Pascasarjana Universitas Gontor Assoc. Prof.Dr. Hamid Fahmy Zarkasiy dalam diskusi online, beliau mengungkapkan bahwa perubahan kurikulum madrasah adalah bagian dari proyek liberalisme agama untuk menjauhkan ummat Islam dari ajaran Islam sebenarnya, agar ummat Islam berfikirnya di ubah. Berbagai konsep dicari untuk mengubah cara pandang ummat Islam. Dan Hamid pun sudah mendeteksi proyek liberalisme ini sudah lama di jalankan di Indonesia namun banyak elit politik dan intelektual yang tidak percaya. ( Onominews.co.id, senin 13/7/2020).

Moderasi sendiri dalam kamus Bahasa Indonesia, edisi elektronik 2008 adalah (1) pengurangan kekerasan, (2) penghindaran keekstriman. Moderasi beragama adalah sikap dalam pemahaman dan pengamalan yang moderat. Moderat berarti wasathon atau pertengahan. Islam moderat artinya tidak ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. 

Membahas moderat, moderasi maka tidak jauh-jauh dari pembahasan isu radikal atau radikalisme, ekstrimis dan terorisme. Istilah ini bukanlah barang baru, digunakan oleh Barat yang dipimpin Amerika untuk menimbulkan stigma negative bagi masyarakat dunia terhadap Islam. Dan isu inipun masuk ke Indonesia, dengan jumlah muslim terbanyak di dunia. Jelas bahwa isu ini akan berdampak terhadap kebijakan yang di ambil oleh penguasa, dan adanya  kepentingan besar dari Barat atau Amerika di Indonesia, turut mewarnai proses arah kebijakan ini.

Dapat dipahami bahwa sekarang ini hanya ada tiga kekuatan besar ideology yang menguasai dunia, yaitu ideologi Komunisme, Kapitalisme dan Islam. Komunisme sendiri di emban oleh beberapa negara semisal Korea Utara, Vietnam, Kuba dan China, yang memandang bahwa segala sesuatu berasal dari materi yang berkembang dan mewujudkan benda-benda lainnya berdasarkan evolusi, dan peraturan yang lahir dari alat produksi atau evolusi materi.

Sedangkan Kapitalisme menguasai sebagian besar negara-negara di dunia, memandang bahwa yang harus membuat peraturan itu adalah manusia sendiri, karena kapitalisme memandang bahwa agama harus terpisah dari kehidupan, agama dalam tataran ibadah saja tidak dalam kehidupan sosial, tolak ukur peraturannya adalah asas manfaat. Kesamaan komunisme dan kapitalisme adalah mereka menganggap bahwa nilai-nilai yang paling tinggi dan terpuji pada manusia adalah nilai-nilai yang ditetapkan oleh manusia itu sendiri, atau dari akal semata dan kebahagian adalah dengan memperoleh sebesar-besarnya kesenangan yang bersifat jasmaniah atau materi.

Dan ini jelas sangat bertolak belakang dengan ideologi Islam. Islam memandang bahwa Allah Swt menentukan bagi manusia suatu aturan yang tidak hanya mengatur bagaimana manusia beribadah tapi juga mengatur dalam kehidupan bermasyarakat, dalam ekonomi, politik, pendidikan, pergaulan dan lainnya. Artinya manusia tidak bebas dalam berperilaku atau berbuat, karena ada batasan aturan yang harus di ikuti, standar perbuatan jelas adalah halal dan haram bukan ada manfaat atau tidak bermanfaat. Kebahagian tertinggi bagi seorang muslin adalah mencapai keridhoan Allah artinya dapat menjalankan apa yang telah Allah perintakan dan meninggalkan apa yang Allah larang.

Ini menjadi jelas bahwa sikap muslim yang berpegang teguh kepada aturan Allah yang ingin menerapkan aturan Islam secara sempurna dan menyeluruh serta berkeinginan untuk hidup dalam sebuah tatanan sistem pemerintahan Islam yang pastinya akan menghantarkan kepada kerahmatan bagi seluruh alam, maka ini akan di anggap sebagai garis keras, ekstrem atau radikal. Karena dari cara pandang terhadap aturan dan tolak ukur kebahagiaan sangat jauh berbeda dengan cara pandang kapitalis dan komunis, dan ini akan di anggap sebagai penghalang bagi keberadaan kapitalis dan komunisme itu sendiri yang  menghalalkan segala cara. Maka berbagai cara dipakai oleh barat untuk menjauhkan ummat Islam dari Syariatnya, untuk itu diperlukan jalan agar tujuannya bisa tercapai, salah satunya dengan adalah masuk melalui kurikulum pendidikan di madrasah.

Memoderasi istilah Khilafah dan jihad adalah sebuah bentuk pengkerdilan makna yang sesungguhnya. Maka sebuah kesalahan fatal ketika makna Khilafah hanya disampaikan sebagai sebuah catatan sejarah saja, hanya sebatas informasi saja, padahal jelas bahwa Khilafah adalah bentuk sistem pemerintahan Islam yang dengannya maka seluruh aturan syariat akan dapat di terapkan dan dapat menyelamatkan seluruh kehidupan ummat manusia di dunia. Dan ketiadaan Khilafah telah terbukti membawa kehancuran bagi peradaban manusia, dan ini tentu sangat membahayakan bagi kapitalisme dan komunis jika makna Khilafah mulai dipahami oleh seluruh kaum muslim, dan ketika kembali menjadi sebuah kekuatan penuh yang mempersatukan seluruh kaum muslim di dunia.

Begitupun dengan makna jihad, yang hanya di artikan sebagai makna perjuangan membangun peradaban. Secara bahasa jihad adalah mengerahkan segala kemampuan, sedangkan dalam makna syar’i adalah perang. Sehingga jihad adalah mengerahkan segala kemampuan untuk berperang di jalan Allah, maka ini adalah aktifitas tertinggi bagi kaum muslim, berjuang di jalan Allah dalam menegakkan yang makruf dan menghancurkan yang munkar. Dan itu semua jelas sangat menakutkan bagi negara-negara pengusung kapitalisme dan komunisme.

Dari sini dapat kita pahami bahwa upaya mengubah kurikulum di madrasah sebagai tempat pendidikan Islam adalah cara barat untuk menghalangi santri atau pelajar dan ummat secara umum dari memahami makna Islam yang sebenarnya. Tegaknya kembali sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah adalah bom waktu bagi kehancuran ideologi kapitalisme dan komunis. Maka sudah saatnya ummat islam menyadari bahwa Islam adalah agama yang akan membawa kedamaian, aturan yang sesuai fitrah manusia akan menghantarkan kepada kerahmatan bagi seluruh alam.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.