27 April 2024
66 / 100

Dimensi.id-Kasus korupsi di Indonesia saat ini bukan lagi menjadi kasus yang mengagetkan orang-orang. Pasalnya, sudah terlalu sering terjadi kasus serupa diberbagai daerah di Indonesia. Bahkan, setiap tahunnya selalu ada kasus korupsi yang terdengar oleh telinga rakyat yang seharusnya menerima dana yang di korupsi itu. Mulai dari dana untuk pembangunan, bahkan sampai dana bantuan untuk rakyat kecil itu juga dimakan oeh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dan gila materi itu.

Sudah banyak orang-orang yang dipercayai melakukan hal-hal seperti memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana alam, memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang tergolong miskin sampai membantu anak-anak yang membutuhkan bantuan untuk dapat bersekolah.

Namun, yang terjadi adalah orang-orang yang telah dipercaya itu memakan uang yang sudah ditujukan kepada masyarakat. Dapat diartikan seperti koruptor yang memakan uang rakyat hanya untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri sampai mereka berani menyampingkan kepentingan masyarakat yang lebih membutuhkan.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD mengatakan bahwa ada sekitar 1.300 koruptor di Indonesia yang sudah dijebloskan ke penjara. Dan mirisnya, 84 persen darinya adalah lulusan perguruan tinggi. Tidak sedikit juga yang menyandang gelar sarjana. Padahal, untuk sampai ke gelar sarjana itu tidaklah mudah. Tapi setelah lulus, mereka malah menjadi seorang koruptor yang memakan uang rakyat dengan tangan kotornya itu.

Saat ini, gelar sarjana dan ijazah hanyalah sebuah ungkapan dan kertas yang dibangga-banggakan untuk mencari perhatian dalam pekerjaan. Mereka yang menyandang gelar itu banyak yang tidak bertanggung jawab dengan apa yang telah mereka lakukan sehingga mendapatkan gelar tersebut. Belum lagi, perguruan tinggi banyak yang hanya mengarahkan anak-anaknya menguasai sesuatu yang diarahkan ke arah bisnis dengan adanya program pemerintah yakni Knowlegde based Economic (KBE).

Padahal, hal tersebut harusnya bisa digunakan untuk pekerjaan dan seharusnya mereka tetap mementingkan intelektualnya dari segi akhlaknya. Semakin bertambahnya kasus korupsi ini, membuktikan bahwa ketidakmampuan Indonesia dalam memberantas kasus korupsi ini.

Satu-satunya cara untuk memberantas kasus kerupsi yang merajalela ini adalahh berkehidupan dengan asa dan aqidah islami yang akan membentuk karakter dan akhlak orang-orang sehingga takut untuk melakukan hal-hal tercela seperti korupsi ini. Sistem Islam untuk dasar kurikulum pendidikan juga sangat dibutuhkan untuk membentuk anak-anak agar berjiwa islami sejak usia dini.

Dalam Islam, semua tata cara berkehidupan yang benar dan baik akan diajarkan dan ditanamkan sehingga orang-orang akan takut untuk melakukan hal tercela. Dengan itu, kasus korupsi ini dapat terberantas dengan mudah.

Islam akan menjamin kesejahteraan bagi setiap orang sehingga mereka tidak terfikir untuk melakukan hal seperti korupsi, mencuri dan sebagainya. Jika masih ada yang melakukannya, Islam juga akan segera memberikan pembelajaran yang nyata seperti hukum potong tangan bagi pencuri agar pelaku serta orang-orang yang melihat sadar akan kejahatan yang mereka buat bukanlah perbuatan baik dan akan dipertanggungjawabkan nantinya. Dengan hal ini, kasus korupsi juga akan segera terberantas.

Sistem transaksi dalam Islam juga sangat adil dan tidak menyebabkan kejahatan untuk masyarakat. Dengan itu, masyarakat akan terjaga dari utang-piutang. Untuk kesejahteraan dalam kehidupan juga akan ditanggung oleh negara.

Masyarakat akan hidup sejahtera tanpa harus memikirkan bagaimana susahnya mencari uang. Apalagi, memikirkan bagaimana cara memberantas koruptor yang bertebaran seperti saat ini. Semua orang hidup sejahtera dan terjamin semua kebutuhannya. Seperti itulah kehidupan berasaskan Islam yang sangat adil dan sejahtera.

Oleh: Luthfiah Az Zahra Ramadhani (Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.