3 Mei 2024
8 / 100

Dimensi.id-Dilansir TvOnenews.com, 30 September 2022, Konser ‘Berdendang Bergoyang’ yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta Pusat dihentikan pada Sabtu, 29 Oktober 2022 malam karena over kapasitas. Terhitung sebanyak 20.000 lebih padahal kapasitasnya hanya 3000. Sedang tenda kesehatan hanya tersedia 5 buah. Panitia penyelenggara konser pun tengah diperiksa pihak kepolisian. “Saat ini masih diinterogasi, artinya masih dalam penyelidikan. Kami bawa ke Polres Jakarta Pusat,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin.

Selain memeriksa panitia penyelenggara, Komarudin juga menyebut pihaknya tengah mendalami indikasi minuman keras (miras) ,“Ini masih kita dalami, informasi yang kami dapat memang banyak sekali yang duduk di luar sambil minum. Tapi belum diketahui itu miras atau tidak, ada indikasi” bebernya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Andika Permata membantah pihaknya kecolongan terkait festival musik yang berakhir ricuh karena crowd management yang dinilai buruk. Andika menilai pihak penyelenggara telah melanggar ketentuan PPKM level 1 di mana dalam penyelenggaraan festival musik Berdendang Bergoyang diketahui melebihi kapasitas. “Kejadian kemarin di mana penyelenggara memperlakukan massa tidak sesuai dengan fasilitas. Tentunya kami dari Disparekraf berkoordinasi dengan Satpol PP dan pihak kepolisian menegur kepada penyelenggara,” ujar Andika (tvonenews, 2/11/2022).

Asah Kepekaan Sosial Bukan Tipe Kapitalisme

Meskipun Disparekraf membantah tidak kecolongan namun tetap saja tidak bisa dikatakan siaga. Nyatanya aparat pemerintah baru mempemasalahkan dan menghentikan acara ketika sudah nampak nyata adanya kekacauan. Seharusnya aparat sudah bisa melakukan mitigasi acara, apalagi diketahui adanya penjualan tiket over kapasitas. Tambah lagi acara disertai dengan kemaksiatan (adanya minuman keras). Ditambah pula acara konser ini sudah berjalan beberapa hari.

Sementara yang juga baru dihentikan adalah hijrahfest yang belum mulai digelar tapi sudah dibubarkan. Kemudian Yogya mengaji yang dianggap mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Mengapa ada perbedaan perlakuan? Tak hanya itu, sebenarnya banyak even yang di dalamnya akan digelar acara bernuansa Islam, edukasi kepada generasi muda, penguatan nuansa keIslaman, pasti reaksi aparat cepat tanggap. Dengan menambahi narasi yang kadang tak masuk akal. Semisal disusupi ide radikalisme dan lain sebagainya. Belum tabbayun atau croscek, namun sudah diputuskan batal, ada apa?

Pemberian ijin untuk acara yang tak membawa manfaat terhadap pembentukan karakter generasi sebagai pilar peradaban cemerlang, menunjukkan pemerintah benar-benar tidak memiliki perhatian terhadap pembangunan manusia khususnya generasi muda. Inilah wajah asli kapitalisme, sebuah sistem aturan yang diadopsi negeri ini untuk mengatur kehidupan masyarakat. Tak ada kepekaan, bahkan zalim adalah konten yang sangat berharga.

Kapitalisme yang sekuler atau memisahkan agama dari kehidupan pada akhirnya memang akan menciptakan celah bagi kebebasan berperilaku dan berpendapat. Bahkan kepemilikan dan beragama. Zalimnya, seringkali alasan pariwisata atau HAM yang dijadikan sebagai tameng. Apapun dihalalkan asalkan bisa mendapatkan keuntungan materi. Tak lagi diperhatikan keselamatan jiwa, yang penting keuntungan dengan mudah ditangguk.

Islam Jaminan Generasi Berkualitas Dunia Akhirat

Tak sadarkah kita, bahwa peradaban usang nan ketinggalan zaman inilah yang sedang mengungkung kita? Laki-laki dan perempuan dibiarkan bercampur baur, tanpa hajat syar’i. Hanya semata memuaskan kesenangan berjoget dan berdendang, dan inilah sejatinya racun dunia barat yang secara perlahan namun pasti menghilangkan generasi muda dari posisinya yang sebenarnya. Fun, Food dan Fashion adalah senjata terbaik kaum kafir menghilangkan kepekaan berpikir dan membuang identitas Islamnya. Mereka dijejali dengan modernitas ala mereka yang pada hakekatnya mereka sedang dihancurkan agar tak membela Islam sebagainya agamanya saja.

Berbeda dengan penguasa dalam Islam, yang jelas memiliki perhatian besar terhadap pembentukan generasi, dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif demi terbentuknya generasi berkualitas yang taat pada Allah. Sebab, sebuah peradaban cemerlang lahir dari generasi muda yang sesuai kualitas syariat. Pertama, Negara akan melarang kegiatan apapun yang melibatkan praktik bercampur baur, berdua-dua dengan pasangan non halal, bahkan hingga praktik judi, minuman keras dan narkoba.

Kedua dengan menyusun kurikulum pendidikan yang sesuai dengan syariat Islam. Sarana dan prasarana penunjang pendidikan dijamin oleh negara, biaya didapat dari pengelolaan sumber daya alam yang menjadi hak milik umum atau Negara. Ketiga, dengan tidak memberi izin kepada web ataupun stasiun TV dan lainnya untuk menayangkan tontonan yang tidak edukatif bahkan cenderung memicu munculnya syahwat. Yang memicu tindakan asusila bahkan tak manusiawi. Tayangan yang tidak sesuai syariat tidak justru dikapitalisasi dan dianggap komoditas yang menghasilkan keuntungan .

Keempat, negara akan menyuburkan kajian-kajian yang menguatkan akidah, agar tercipta ketakwaan, dimana makna kebahagiaan adalah dengan taat kepada Allah, bukan pada hawa nafsu. Sebab, salah satu fungsi negara adalah menerapkan hukum syara baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan edukasi negara kepada rakyatnya. Wallahu a’lam bish showab. [DMS]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.