3 Mei 2024

Penulis : Fadillah Khairunnisa (Mahasiswa, Aktivis Dakwah)

Mereka melakukan berbagai cara untuk mencegah Khilafah, kita harus berani untuk mengambil kemenangan !

Dimensi.id-Pasti kalian sudah mendengar berita yang menggemparkan hati dan pikiran seluruh umat muslim dunia. Ya, benar, berita tersebut adalah dicabutnya status museum atas Hagia Sophia, yang lalu ditetapkan sebagai masjid kembali oleh Presiden Tayyip Erdogan pada tanggal 10 Juli 2020 lalu.

Berita baik ini tidak hanya meluluhkan hati muslim di Turki, namun juga seluruh umat muslim di dunia, karena umat muslim sudah menunggu begitu lama Hagia Sophia kembali menjadi masjid, dimana seperti yang kita tahu pemerintahan Utsmaniyah yang dipimpin Sultah Muhammad Al-Fatih yang mengubah Hagia Sophia yang dulunya gereja, menjadi masjid.

Kembalinya status Hagia Sophia menjadi masjid pun, memberikan semangat dan harapan besar bagi umat muslim untuk menegakkan kembali Khilafah sesuai janji Rasulullah SAW. Seperti munculnya majalah yang menyeru kembali pada Khilafah, yaitu majalah Gercek Hayat yang merupakan majalah mingguan surat kabar Yeni Safak yang terkait dengan pemerintah.

wartaekonomi.co.id- “Sekarang Hagia Sophia dan Turki bebas; bersiaplah untuk kekhilafahan,” “Jika tidak sekarang, lalu kapan? Jika bukan anda, lalu siapa? Berkumpul bersama untuk Kekhilafahan” begitulah yang terdapat didalam sampul majalah Gercek Hayat, 27 Juli 2020.  

Namun, partai berkuasa a.k.a kubu sekuler di Turki, menolak seruan majalah pro-pemerintah yang ingin menegakkan Kekhilafahan Islam tersebut. Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) meyakinkan kaum skeptis bahwa Turki akan tetap menjadi Republik Sekuler (27/7/2020).

beritakaltim.co- “Republik Turki adalah negara yang demokratis dan sekuler berdasarkan aturan hukum,” kata Juru Bicara Omer Celik di sebuah postingan Twitter. “Republik kita adalah payung bagi kita semua berdasarkan kualitas-kualitas ini”.

“Adalah salah untuk memicu polarisasi tentang system politik Turki… Debat dan polarisasi tidak sehat yang muncul di media sosial kemarin tentang system politik kita tidak ada dalam agenda Turki,”

“Republik Turki akan berdiri selamanya. Dengan doa dan dukungan dari negara kita, dan di bawah kepemimpinan presiden kita, kita berjalan menuju apa yang disebut tujuan yang tak terjangkau untuk negara dan kemanusiaan kita. Republik kita harus bersinar,” dilansir dari Al Araby.

republika.co.id- Cuitan tersebut merupakan bentuk penolakan oleh kubu sekuler Turki, yang menganggap seruan tersebut sebagai ajakan yang tidak dapat diwujudkan dalam hukum, juga sebagai bentuk ajakan pemberontakan bersenjata, sebagaimana pengajuan pengaduan yang dilakukan oleh Asosiasi Bar Ankara terhadap Gercek Hayat, dengan tuduhan menghasut orang-orang untuk melakukan pemberontakan bersenjata melawan Republik Turki, menghasut masyarakat membentuk kebencian dan permusuhan dan menghasut orang tidak mematuhi hukum.

trenopini.com- Semua ini muncul karena sikap Nasionalis kubu sekuler Turki yang tidak hilang dari diri mereka. Kubu sekuler Turki ingin menunjukkan kepada seluruh dunia, bahwa Bangsa Turki adalah bangsa yang hebat, yang pernah menundukkan dunia dengan kekuatan militer, padahal seperti yang kita tahu Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukan konstatinopel karena ingin mewujudkan Bisyarah Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Jika ditarik ke belakang, kubu sekuler ini muncul dan didirikan oleh Mustafa Kemal Attaturk, yang dulu juga meruntuhkan Kekhilafahan di Istanbul, Turki. Dia meruntuhkan Khilafah yang sudah dibangun Rasulullah SAW, hingga Sultan Abdul Hamis II pada tanggal 3 Maret 1924. Sekulerisme yang digencarkan Mustafa Kemal sudah ada pada diri kubu sekuler di Turki, sehingga mereka menolak keras seruan Kembali kepada Khilafah.

Tidak hanya di kubu sekuler Turki, Barat pun akan merasa terancam akan hal ini, karena Kembali pada Khilafah berarti kembali pada Politik Islam, kubu sekuler Turki pun akan tidak ada lagi, juga tidak bisa dikontrol oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Barat yang tidak pernah berhenti memikirkan bagaimana cara menjatuhkan umat muslim sekarang tengah merasa terancam, kubu sekuler Turki yang gelisah dan menolak juga sebagai bagian respon ketakutan akan hilangnya sekulerisme dari Turki.

Semoga umat Islam tidak goyah, dan tetap melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW, dan terus berdakwah untuk mengambil kemenangan, yaitu menegakkan kembali Khilafah ‘ala Minhaj Nubuwwah. 

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.