3 Mei 2024

Penulis: Sukma Oktaviani (Mahasiswa, Aktivis Dakwah)

Dimensi.id-Beberapa waktu lalu terdengar kabar bahwa setelah penantian panjang umat Muslim selama 86 tahun, semenjak Hagia Sophia dijadikan museum oleh Mustafa Kemal. Akhirnya, Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Resminya kembali Hagia Sophia tepat pada Jum’at 10 Juli 2020 dimana Recep Tayyib Erdogan menandatangani dekrit presiden penetapan status kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid (baca: detik.com,11/07/2020).

Dari kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid, hal itu membuat ruh umat Muslim semakin membara. Banyak dari umat Muslim Turki yang menyuarakan penerapan Khilafah Islamiyah. Salah satunya yakni seruan yang disuarakan oleh Majalah Gerçek Hayat yang merupakan salah satu influencer Khilafah yang terbaik di Turki. Namun seruan khilafah tersebut membuat geram kaum sekuler sampai menuntut Gerçek Hayat yang diadukan menurut hukum pidana oleh pihak sekuler Turki dan dianggap bentuk ajakan pemberontakan bersenjata. (baca: trenopini.com,29/07/2020)

Sungguh aneh, padahal dalam sejarahnya tatkala Rasulullaah Saw mendirikan Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah semua berjalan tanpa pertumpahan darah, dan dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin dengan jalan yang begitu damai. Lantas seharusnya seruan bukanlah termasuk pemberontakan senjata, karena bentuknya adalah nasihat politik bahwa Khilafah milik kaum Muslimin dan seruan bahwa Kekhilafahan dapat dicapai dengan cara damai dalam bentuk penerapan Islam secara kaffah, dengan pergantian sistem.

Pihak sekuler Turki memanglah sangat memusuhi terhadap seruan Khilafah dan takut akan kesadaran umat Muslim terhadap pentingnya penerapan Islam secara kaffah. Terbukti, adanya film-film sejarah Islam yang diduga pesannya berbeda dengan makna sejarah aslinya, para pihak sekuler Turki menggambarkan bahwa Hagia Sophia adalah lambang nasionalisme seperti di film-film sejarah yang Turki produksi.

Selain itu, pihak sekuler Turki lebih mengedepankan pesan kekuatan militer Turki, mereka  ingin memperlihatkan kekuatan militernya kepada dunia lewat film-film sejarah Islam. Padahal faktanya seluruh perjuangan Islam yang ada dalam sejarah Turki, seperti penaklukan Konstantinopel dan dijadikannya Hagia Sophia sebagai masjid bukanlah bentuk perjuangan dengan berasaskan nasionalisme, namun merupakan perjuangan Sultan Muhammad Al-Fatih untuk Islam, dan demi merealisasikan bisyarah Rosulullah Saw.

Bisyarah Rosulullah tersebut yakni yang disampaikan oleh Abdullah bin Amru kepada para sahabat. “ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw untuk menulis, tiba-tiba beliau saw ditanya tentang kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Rasulullah saw menjawab, Kota Heraklius ditaklukkan terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel).” (HR. Ahmad)

Kaum Sekuler Tak Mau Khilafah Kembali?

Selama kurang lebih 1400 tahun Islam telah memimpin dunia dalam bentuk Institusi Khilafah, dan kata Khilafah berarti sudah bukan lagi hal baru. Selama berdirinya, Khilafah telah memberi kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Seorang biarawan di Seton Hall berkata bahwa selama 14 abad di bawah naungan Khilafah terjadi sebuah peradaban agung yang sangat luar biasa. Beliau pun mengekspresikan kebanggannya terhadap peradaban Islam dalam sebuah bukunya berjudul The Story Of Civilization.

Seorang professor studi Arab dan Islam Universitas Edinbrugh juga berkata bahwa “cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa”.

Begitu indah peradaban Islam yang sampai kini tercatat dalam tinta emas sejarah. Seharusnya, para kaum sekuler tidak takut dan seharusnya mau apabila Khilafah diterapkan dimuka bumi, karena dengan adanya Khilafah seluruh umat manusia akan sejahtera dengan solusi-solusi Islam yang langsung berasal dari Allah SWT., bukan dari akal dan nafsu manusia.

Namun, para kaum sekuler tetap melakukan berbagai cara agar umat Muslim tak sadar betapa pentingnya Institusi Khilafah sebagai sistem peraturan di muka bumi. Apabila umat Muslim sadar seruannya akan langsung di diskriminasi seperti yang terjadi pada fakta penuntutan Gerçek Hayat.

Semua cara yang menjauhkan Islam dari kehidupan baik politik, sosial, dan ekonomi dilakukan agar umat Muslim tidak sadar akan pentingnya kebangkitan Islam, dan agar terhalangnya penerapan syariah Islam secara kaffah. Mengapa begitu? Karena para kaum sekuler hanya ingin mendapatkan keuntungan besar bagi mereka saja. Semua itu adalah nafsu dunia yang berasal dari kaum kufur.

Sebagai bentuk perlawanan kita umat Muslim terhadap kaum kufur yang mentransfer tsaqofah-tsaqofah sekuler mereka kepada umat manusia, kita harus semakin membakar semangat kita untuk memperjuangkan kebangkitan Islam dalam Naungan Khilafah Islamiyah.

Kembalinya Hagia Sophia adalah salah satu pintu perjuangan menuju kebangkitan Islam, mari kita mendakwahkan Islam dan menyuarakan opini Khilafah agar kejayaan Islam di masa lalu bisa kita rasakan lagi; agar seluruh umat Muslim di dunia dapat hidup dengan aman dan sejahtera lagi; agar Islam punya perisai lagi. Aamiin. Walllahu ‘alam.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.