25 April 2024
8 / 100

 

 

 

 

 

Oleh Rosita

Penggiat Dakwah

 

Akhir Februari lalu warga masyarakat Bandung dikejutkan dengan kemunculan kawanan monyet ekor panjang. Monyet tersebut berkeliaran di sekitar daerah Dago. Keberadaan hewan ini pun sontak mengundang perhatian serta kekhawatiran warga sekitar. Bahkan kawanan monyet ini terus berkeliaran dari tempat satu ke tempat lain.

 

Pergerakan kawanan monyet tersebut saat ini mendapat pengawasan dari Kasi KSDA Jabar III Bandung Halu Oleo. Menurut Halu Oleo pihaknya terus mengawasi pergerakan monyet tersebut yang diperkirakan berjumlah sekitar 5 sampai 6 ekor dan terakhir dikabarkan keberadaannya sudah ada di Rancaekek Kabupaten Bandung. (Prfmnews.id 7 Maret 2024)

 

Fenomena turunnya monyet di pemukiman warga mengundang banyak pendapat dari beberapa pakar. Salah satunya adalah pendapat dari Kurator Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), Ganjar Cahyadi, S.Si. Beliau memaparkan ada tiga kemungkinan penyebab kawanan monyet ekor panjang berkeliaran atau bisa disebut juga dengan turun ke pemukiman warga di kota Bandung, pertama, diduga kawanan tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga mereka menjauh dari habitatnya dan mencari tempat yang lebih aman. Kedua, kemungkinan hewan ini mencari makan ke tempat lain, karena ditempat sebelumnya sumber makanan menipis sementara populasinya terus bertambah. Ketiga, kemungkinan ada kompetisi dengan kelompok monyet lainnya yang lebih kuat. (www.itb.ac.id, 29 Februari 2024)

 

Hampir dua pekan kawanan monyet itu berkeliaran di kota dan kabupaten Bandung. Namun belum ada upaya penanganan yang riil dari pemerintah setempat, yang ada hanya sebatas menyiapkan kandang jebakan dan imbauan-imbauan untuk tidak mengganggu, memberi makan, agar supaya tidak membahayakan manusia.

 

Apakah dengan menyediakan kandang jebakan dan imbauan akan dapat menyelesaikan permasalahan kawanan monyet ekor panjang? Mengingat kemunculannya tersebut tidak serta merta begitu saja. Kalaupun memang akan ada tanda bahaya biasanya tidak lama dari kejadian mereka turun gunung, karena primata ini memiliki insting yang kuat, dugaan kuat kemungkinan memang mereka mencari makan ke tempat lain. Dugaan kedua ini juga diperkuat dari pendapat Dosen Ahli Ekologi Manusia dan Manajemen Agroekosistem Universitas Padjadjaran Johan Iskandar, beliau menduga kawanan monyet itu turun ke kota karena berkurangnya jenis makanan atau berkurangnya luasan habitat yang dikarenakan alih fungsi lahan.

 

Tetapi pendapat di atas sedikit berbeda dengan pendapat dari Ahli Ekologi dan Spesialis mamalia satwa liar, Agung Ganthar Kusumanto. Beliau menjelaskan sebenarnya kawanan monyet ekor panjang ini merupakan hewan semicosmopolis yang dapat belajar dengan baik dan habitat dari hewan ini sebenarnya berada di sekitar raparian (tepian) sungai bukan di hutan. Dan kemungkinan mereka turun karena faktor cuaca yang sekarang masuk musim hujan. Diperparah lagi dengan kondisi hutan yang kurang bagus (gundul) dan mengakibatkan banjir, serta wilayah raparian sungai yang banyak dibangun menjadi tempat wisata dan perkebunan.

 

Apa yang telah disampaikan oleh para ahli terutama faktor penyebab berkeliarannya hewan karena disebabkan ada kerusakan tempat tinggal yang diakibatkan selain cuaca juga karena adanya pengalihfungsian, maka dari itu seharusnya negara cepat bertindak agar hal serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. Negara seharusnya membuat kebijakan tentang pelestarian hutan dan sungai, walaupun masih ada warga yang melanggar di sinilah peran negara harus berani bersikap dengan tegas dengan membuat sanksi yang akan membuat mereka para perusak hutan jera.

 

Tetapi hal tersebut sulit untuk dilakukan pemerintah saat ini, karena sistem yang ada sekarang adalah sistem dimana keuntungan materi lebih diutamakan dibanding dengan kemaslahatan rakyat. Negara hanya akan berpihak pada para pemodal besar, tidak heran sistem ini akan selalu melahirkan sosok pemimpin yang minim empati terhadap rakyat, lingkungan, dan juga makhluk hidup lain yang ada di dalamnya. Ini menandakan bahwa rusaknya alam erat kaitannya dengan aturan atau kebijakan yang diambil oleh para pemangku kebijakan.

 

Jika kebijakkan yang diambil oleh para penguasa tidak berlandaskan syariat islam maka kelestarian alam tidak akan terwujud yang ada hanya kerusakan, bencana, dan kepunahan bagi makhluk yang ada dimuka bumi ini. Seperti yang telah difirmankan-Nya dalam Al-Quran surah Ar-Rum ayat 41:

 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagiandari (akibat) perbuatan mereka agarmereka kembali(ke jalan yang benar).”

 

Islam bukan hanya sekedar agama, tetapi mengatur seluruh kehidupan yang ada di muka bumi ini. Begitu juga dalam mengatur terhadap lingkungan, bagaimana supaya alam semesta dan kehidupan tetap terjaga dengan benar.

 

Dalam menangani lingkungan negara pastinya akan mengambil kebijakan-kebijakan yang telah diajarkan oleh syariat Islam. Langkah awal yang akan diambil oleh negara adalah tidak akan membiarkan alih fungsi lahan. Dengan cara negara akan membuat rancangan tata ruang wilayah, yang memperhatikan kelestarian lingkungan, memelihara kelestarian hijau. Semua daerah akan memiliki fungsinya masing-masing.

 

Selain itu negara juga akan memantau pemberian izin pembangunan dan alih fungsi lahan. Memang alih fungsi pasti akan terjadi tetapi harus dilakukan secara tepat guna dan tepat sasaran. Selanjutnya negara juga akan mendorong penelitian, teknologi, dan pembangunan termasuk infrastruktur yang ramah lingkungan.

 

Kemudian yang terakhir negara akan memberikan sanksi tegas terhadap siapa saja yang melakukan perusakan lingkungan. Langkah-langkah di atas tidak bisa diwujudkan dalam sistem kapitalis, karena sistem ini sangat berlawanan dengan syariat Islam, boleh karena itu solusi final atas persoalan di atas dan lainnya adalah dengan mengubah sistem yang rusak dengan sistem yang telah disyariatkan oleh Islam dan diwariskan oleh Rasulullah yakni sistem yang berlandaskan akidah Islam dengan pemimpinnya adalah pemimpin pemersatu umat yang bersifat mendunia. Wallahualam bissawab. [DMS]

Editor: Reni Rosmawati

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.