9 Mei 2024

Dimensi.id-Ramadhan tahun ini tidak sama seperti Ramadhan sebelumnya. Saat ini ramadhan berlangsung ditengah wabah Covid – 19. Keganasanya telah menelan banyak korban, hingga kini  kian bertambah. Dilansir dari CNNIndonesia.com Pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia per Sabtu (2/5) secara kumulatif berjumlah 10.843 orang. Sebanyak 831 orang meninggal dunia, 1.665 dinyatakan sembuh. Virus ini tidak hanya mengancam jiwa. Wabah ini telah melumpuhkan perekonomian Indonesia yang lemah.

Tak sedikit perusahaan yang mengalami kebangkrutan bahkan gulung tikar. Dampaknya banyak karyawan yang mengalami pemotongan gaji atau dirumahkan. Tidak sedikit pula dari mereka yang di PHK tanpa pesangon. Akibatnya, pengangguran di Indonesia bertambah banyak. Tidak hanya itu, dunia transportasi berbasis online pun terkena dampaknya, mereka kini mulai mengalami banyak kesulitan.

Dampak memilukan selanjutnya akibat virus ini adalah bencana kelaparan. Kelaparan memberikan efek signifikan terhadap masyarakat. Adanya PHK, usaha bangkrut dan tidak ada pemasukan membuat bencana kelaparan sama mengerikannya dengan virus Covid-19. Telah banyak kasus kelaparan yang diberitakan di TV atau media sosial seperti  munculnya kriminal baru karena tidak tahan melihat keluarganya kelaparan. Di Cirebon, tukang becak  kejang-kejang karena menahan lapar.

Ada juga warga yang melakukan percobaan bunuh diri dan masih banyak lagi kasus serupa yang terjadi. Selain itu, kebijakan Pemerintah melepaskan 30.000 dini NAPI dengan alasan mencegah penyebaran virus ini pun justru menambah masalah baru. Tidak sedikit dari mereka yang melakukan kembali aksinya, hasilnya masyarakat merasa resah dan ketakutan.

Dimanakah peran negara yang seharusnya memberikan rasa aman, nyaman dan mengayomi terhadap rakyatnya?. Akibat kebijakan ngawurnya rakyat dibuat lebih sengsara, resah dan ketakutan. Hingga sampai saat ini, sang penguasa negeri ini hanya memberikan janji-janji manisnya tanpa mewujudkannya.

Salah satu contoh janji manis terbarunya yaitu akan menurunkan harga BBM sebagai imbas anjloknya harga minyak dunia. Namun, hingga saat ini janji tersebut belum juga dipenuhi oleh pemerintah. Sama halnya dengan penanganan wabah virus yang masih belum terselesaikan juga.

Saat ini telah jelas tergambar sosok pemimpin Indonesia. Setiap kebijakan dan solusi dari pemimpin dalam menghadapi wabah jelas menunjukkan Ia bukan pemimpin yang bertanggung jawab atas rakyatnya. Rakyat membutuhkan pemimpin yang kuat, tangguh, tegas, cepat dalam mengambil suatu keputusan demi melindungi rakyatnya.

Hal yang terpenting adalah pemimpin yang memimpin atas dasar iman dan ketaatannya kepada Allah, Al khalik wal mudabbbir. Sosok pemimpin tersebut hanya dapat dijumpai pada Daulah Khilafah Islamiyah. Pemimpin daulah yang disebut khalifah menerapkan peraturan berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah yang telah dicontohkan Rasulullah sebelumnya.

Daulah khilafah memiliki pengaturan keuangan negara, Baitul mal yang sedemikian teratur dan siap dalam menghadapi masa sulit seperti saat ini. Baitul mal memiliki pos pemasukan dari kepemilikan negara, kepemilikan umum serta sodaqoh. Adapun pos pengeluaran meliputi pemenuhan enam hak seluruh rakyat muslim dan non muslim serta pos khusus penanggulangan bencana untuk mengatasi bencana seperti wabah yang terjadi saat ini.

Adapun krisis ekonomi akibat wabah atau yang lainnya bisa dialami oleh suatu negara termasuk Daulah islam. Yang menjadi pembeda adalah bagaimana khalifah peduli dan memikirkan jalan yang tepat dan cepat dalam mengatasinya. Solusi yang tuntas dan menyeluruh, bukan solusi tambal-sulam apalagi janji manis yang penuh pencitraan. Pertama, khalifah umar mencontohkan gaya hidup sederhana. Ia yang biasanya selalu minum susu dan mentega tetapi mengharamkan keduanya untuknya saat masa krisis sampai seluruh rakyatnya sejahtera.

Ia pun menyembelih untanya dan menyedekahkan hartanya untuk rakyatnya yang terdampak. Kedua, sebagaimana yang ditulis dalam buku yang berjudul The Great Leader of Umar bin Khattab karya dr. Muhammad Ash-shalabi. Khalifah langsung bertindak cepat saat melihat keuangan baitul mal tidak mencukupi penanggulangan wabah. Khalifah yang dijuluki Amirul mu’minin itu meminta bantuan kepada wilayah bagian kekhalifahan islam yang kaya dan mampu memberikan bantuan.

Gubernur Mesir, Amru bin Al ash mengirimkan seribu unta yang membawa tepung melalui jalur darat, dan mengirim perahu yang membawa tepung, minyak juga pakaian melalui jalur laut. Gubernur Syam, Irak dan Persia pun mengirimkan bantuan makanan yang layak untuk rakyat yang sedang dilanda krisis.  Hal tersebut menujukan kesigapan Khalifah saat melihat baitul mal tidak mampu menyelesaikan krisis, khalifah segera mengutus seseorang dan meminta bantuan kepada wilayah bagian kekhalifahan yang kaya.

Para gubernur dengan ikatan ukhuwah islamiyah pun siap mengirim bantuan dalam jumlah yang sangat banyak. Bantuan tersebut benar-benar membantu secara tuntas kebutuhan yang diperlukan. Managemen negara yang sangat rapih dan saling menopang satu sama lain dengan spirit keimanan menegakkan syariat tersebut hanya dapat ditemui dalam Daulah Khilafah Islamiyah. Wallohu a’lam.

Penulis : Suci Tiasari Kaputri (Aktivitas Muslimah dan Pemerhati Masyarakat Cikarang)

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.