3 Mei 2024

Penulis :  Iyan s (Ketua Gema Pembebasan Serang Raya)

Dimensi.id-Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, sebagian besar negara dengan mayoritas penduduk muslim sulit berkembang di bidang ekonomi karena masih konservatif dalam menerapkan ajaran agama di kehidupan sehari-hari.

“Cara berpikir konservatif menjadi salah satu penyebab mengapa negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim masih tergolong underdevelopment country dan mengalami ketertinggalan dalam ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya,” kata Ma’ruf seperti  dikutip Antara, Jakarta, Minggu, 10 Mei 2020.

Ma’ruf Amin menilai cara berpikir tersebut semakin berkembang akhir-akhir ini. Khususnya ketika muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berpikir bahwa kemurnian Islam harus dibangun dengan cara tekstualis.

“Cara berpikir seperti itu memang sudah mulai berkembang akhir-akhir ini, ketika isu kemurnian Islam harus dibangun dengan kemudian kita mengalami kemunduran berpikir dan mengarah pada cara pikir yang sangat tekstual,” kata Ma’ruf Amin. Liputan6. Com.

Jangan jadikan Agama  kambing hitam  demi eksistensi. semua cara  dihalalkan demi sebuah tahta duniawi.masih terngiang deitelinga kita dengan Pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi bahwa “Agama sebagai musuh utama pancasila”.

Pernyataan tersebut banyak menuai kritikan pedas dari kalangan masyarakat baik dari ulama hingga politikus. Secara fakta jika ditinjau dari pancasila sebagai dasar negara yang katanya disusun atas dasar agama, maka sangatlah wajar jika pernyataan BPIP menuai kritikan pedas dari beberapa kalangan karena secara tidak langsung membenturkan agama dengan pancasila itu sendiri.

*Jangan Kambing hitamkan Agama*

Negeri ini sulit maju bukan karena mayoritas umat Islam dengan pemikiran konservatif. Melainkan penguasa negeri ini banyak janji tapi nihil bukti. Bagaimana  dengan sistem teknologi tanah air. Mobil Esemka yang dibanggakan sejauh ini nyaris tidak terdengar keberadaanya.

Indiktor negara maju lainya, Indeks Persepi Korupsi sangat rendah. Bagaimana bisa menjadi negara maju maju tapi korupsi merajalela. kasus Jiwasraya yang potensi kerugiannya mencapai Rp17 triliun, ASABRI Rp 10 triliun. Kasus bribery atau suap dan nepotisme di Negeri kasini sangat fantastis. Kenapa ini semua tidak dikatakan menghbat kajian negeri?.

Bagaimana dengan  kebijakan pemerintah, apakah dapat memajukan negeri ini. sedangkan hutang luar negeri menggunung, jumlah peduduk miskin, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pun masih berada dikisaran 9,14 persen pada 2019 lalu atau sekitar 25,14 juta orang, ditambah dengan pandemi Corona dengan pemenuhan kebutuhan pokok yang lambat dan tidak merata ini memungkinkan kemiskinan dan kelaparan bertambah.

*Islam menjadikan dunia maju

Negara dalam Islam adalah untuk melindungi dan memelihara jiwa, akal, agama, nasab, harta, kemuliaan, keamanan dan negara. Karena itu, seluruh politik pendidikan dan perindustrian akan disinergikan untuk mewujudkan kemajuan negara

Strategi Membangun Kemampuan Negara Dalam Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Strategi pertama ini terkait dengan pembangunan 3 (tiga) sub sistem yang mendukung kemampuan negara dalam menguasai ilmu pengetahuan setinggi-tingginya.

Membangun sistem pendidikan yang visioner sejak dari level dasar, menengah sampai pendidikan tinggi dimana falsafah dan tradisi keilmuannya bersumber hanya dari Aqidah Islam, sehingga lahir generasi berkualitas yang bermental pemimpin dan berintegritas Mukmin, dengan berbagai keahlian dan bidang kepakaran.

Membangun sistem penelitian dan pengembangan (litbang) yaitu kemampuan riset/penelitian yang terintegrasi baik dari lembaga penelitian negara, departemen-departemen dan dari perguruan tinggi; semua dikendalikan, didorong dan dibiayai penuh oleh negara.

Membangun sistem industri strategis yang dimiliki dan dikelola mandiri oleh negara serta berbasis pada kebutuhan militer mutakhir dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.

Di mana kemandirian industri meliputi kemampuan untuk menguasai, mengendalikan dan menjamin keamanan pasokan aspek-aspek penting industri, yaitu : bahan baku, teknologi, tenaga ahli, rancang bangun, finansial, kemampuan untuk membentuk mata rantai industri yang lengkap, serta kebijakan.

Dalam bidang pendidikan, Khilafah Islam dengan garis politik luar negerinya dan strategi diplomasinya akan secara proaktif melakukan kerjasama dengan negara-negara selain negara musuh.

Sistem industri berjalan atas fondasi sistem ekonomi Islam dari sisi investasi maupun prinsip kepemilikan. Islam menetapkan bahwa sejumlah sumber daya alam tidak bisa dimiliki oleh individu, apalagi asing. Kepemilikannya adalah milik seluruh ummat. Negara menjadi pengelolanya untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi rakyat.

Editor : azkabaik

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.