3 Mei 2024
11 / 100

 

 

Drama berbalas serang antara Iran-Israel tak bisa dilepaskan dari restu Amerika Serikat sebagai negara yang masih dianggap pengendali dunia saat ini. Tembakan 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 110 rudal balistik milik Iran ke Israel pada 14 April lalu diklaim sebagai tindakan balasan atas Israel yang telah merudal kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah (1/4), dan mengakibatkan tujuh orang tewas akibat serangan itu, termasuk Panglima Korps Pengawal Revolusi Islam Iran di Suriah Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi. Setelah itu, Israel diduga menyerang balik Iran setelah tiga ledakan terdengar di dekat Kota Isfahan, Jumat (19/4) pagi. Namun, pasca serangan tersebut, Iran tidak memiliki rencana untuk melakukan pembalasan terhadap Israel. Kecuali telah dibicarakan dengan Amerika Serikat sebagaimana serangan balasan Iran ke Israel pada 14 April. Walhasil, aksi berbalas serang antara Iran-Israel bisa dikatakan bukanlah realitas nyata. Melainkan seolah menjadi alur cerita berputar (plot twist) yang memberikan efek menarik perhatian penonton dalam persoalan perampasan tanah Palestina oleh Z10n1s sejak tahun 1948. Ironis.

 

Panggung internasional penyelesaian kasus pendudukan Z10n1s atas Palestina setidaknya resmi dibuka sejak 1948 ketika PBB menerima mandat Inggris dengan penetapan solusi dua negara. Satu Yahudi, satu Arab – dengan wilayah Yerusalem – Betlehem menjadi kota internasional. Sejak itu, aksi teatrikal ‘pembelaan’ penguasa negeri Arab kepada Palestina dengan memusuhi Israel terus dipertontonkan hingga dibangun opini global bahwa Israel sulit dikalahkan meski negeri-negeri Arab bersatu. Termasuk permusuhan sengit Iran-Israel yang ditampilkan seolah sebagai musuh bebuyutan hingga hari ini. Sungguh merupakan sandiwara dunia paling menyedihkan dengan alur cerita terburuk yang pernah ada. Hipokritisme macam apa lagi yang akan dipertontonkan pemimpin Barat dan Dunia Islam untuk penyelesaian Palestina?

 

Jangan Pernah Lupa Akar Persoalan Palestina

 

Problem Palestina tidak pernah muncul hingga masuknya gerakan Z10n1s Y4hud1 ke tanah Palestina dan mengklaim wilayah tersebut sebagai miliknya. Padahal tanah itu telah berpenghuni dan dimiliki oleh Muslim Palestina, baik secara empiris maupun historis. Sejak tahun 1948, Z10n1s Y4hud1 kerap melakukan penjajahan, pengusiran, pembunuhan dan pembantaian muslim Palestina dengan diamnya dunia internasional.

 

Di tengah penderitaan rakyat Gaza akibat tindak genosida Z10n1s, justru terus dikampanyekan seruan perdamaian atau gencatan senjata seraya menyalahkan perlawanan yang dilakukan warga Palestina, khususnya Hamas. Dengan alasan kemanusiaan dan rasa iba terhadap kondisi rakyat Gaza, dimunculkan seruan perdamaian dan solusi dua negara. Padahal penyebab penderitaan rakyat Gaza justru akibat ulah keji Z10n1s dan solusi bagi rakyat Gaza adalah mengusir Z10n1s dari bumi Palestina. Bias kronik pemberitaan akar persoalan Palestina dan solusinya senantiasa dilakukan media Barat untuk memenangkan opini penyesatan. Sebagai seorang muslim, kita harus cermat memandang hal ini dan mengembalikan kepada hukum Syari’at.

 

Secara hukum syariah, ada perintah bagi kaum Muslim untuk melakukan jihad difâ’i, yakni berjihad membela negeri mereka yang diserang musuh. Allah Swt. telah berfirman:

فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ

“Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kalian.” (TQS al-Baqarah [2] : 194).

 

Allah Swt. juga memerintahkan umat Islam untuk mengusir siapapun yang telah mengusir kaum Muslim:

وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ

“Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (TQS al-Baqarah [2] : 191).

 

Dengan demikian, seruan perdamaian atau solusi dua negara bertentangan dengan hukum syariah, juga menyebabkan agresi militer kaum Z10n1s kian merajalela. Namun, menyerahkan perlawanan terhadap Z10n1s Y4hud1 hanya pada warga Gaza juga satu bentuk kemungkaran. Realitanya warga Gaza membutuhkan banyak bantuan untuk menghadapi serangan militer bertubi-tubi yang dilakukan entitas Y4hud1 yang dibantu negara-negara Barat.

 

Syariah Islam telah menetapkan bahwa kewajiban jihad difâ’i ini meluas kepada kaum muslim di sekitar Palestina. Sebagaimana yang dijelaskan Syaikh Said bin Ali Wahf al-Qahthani dalam kitab Al-Jihâd fî SabîlilLâh: ”Jika musuh telah memasuki salah satu negeri kaum Muslim maka fardhu ’ain atas penduduk negeri tersebut untuk memerangi musuh dan mengusir mereka. Juga wajib atas kaum Muslim untuk menolong negeri itu jika penduduknyatidak mampu mengusir musuh. Hal itu dimulai dari yang terdekat kemudian yang terdekat.”(Al-Qahthani, Al-Jihâd fî SabîlilLâh Ta’âla, hlm. 7, Maktabah Syamilah).

 

PembebasanPalestina Membutuhkan Khilafah

 

Ada tiga alasan mengapa umat membutuhkan Khilafah untuk membebaskan Palestina dan mengusir Z10n1s Y4hud1.

 

Pertama; ketidakmampuan lembaga-lembaga internasional melindungi Palestina. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku bahwa badan dunia itu tidak memiliki kekuatan menghentikan perang rezim Z10n1s di Gaza dan menyerukan kepada mereka “yang berkuasa untuk melakukan hal itu”.

 

Apalagi dalam catatan sejarah, justru PBB yang membidani dan mengakui eksistensi negara Z10n1s. Padahal jelas Z10n1s Y4hud1 tersebut adalah penjajah kejam yang bukan saja menduduki wilayah Palestina. Mereka juga mengusir dan membantai penduduk aslinya. PBB sendiri selama ini bekerja dibawah kendali negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan seperti Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.

 

Kedua; para pemimpin negara-negara Arab dan dunia Islam bukan saja berdiam diri, melainkan sebagian dari mereka malah menyokong negara Z10n1s dan bekerjasama dengan induk semangnya, yakni Amerika Serikat dan Inggris. Serangan main-main Iran ke negeri Z10n1s adalah sebagian dari politik kotor para pemimpin Dunia Islam terhadap nasib Gaza. Apalagi sikap penguasa Yordania yang terang-terangan menyokong entitas Y4hud1.

 

Ketiga; hanya negara Khilafah yang mampu memobilisasi kekuatan umat untuk mengusir entitas Y4hud1. Negara Khilafah akan menghapus sekat nasionalisme yang membelenggu umat dari memberikan pertolongan terhadap saudara mereka yang teraniaya seperti di Gaza, Palestina. Khilafah akan mengembalikan senseof ukhuwahIslamiyyah ke tengah umat sehingga mereka akan merasakan lagi layaknya satu tubuh.

 

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّىP

“Perumpamaankaummukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuh merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakanpanas dan demam.” (HR. Muslim).

 

Khilafah akan membuat perhitungan dengan entitas Y4hud1 dan negara-negara Barat sebagai sponsornya. Bukan saja mengusir kaum Z10n1s Y4hud1, Khilafah pun akan menghilangkan semua fasilitas negara-negara penjajah di wilayah kaum muslim seperti pangkalan militer asing. Khilafah juga akan menutup pelabuhan dan jalur pelayaran serta penerbangan agar tidak lagi dilalui kapal dan pesawat asing yang mengirimkan bantuan pada entitas Y4hud1.

 

Alhasil, umat ini masih memikul tanggungjawab besar atas nasib saudara mereka yang teraniaya oleh kaum penjajah, seperti di Gaza, Palestina. Hal itu tidak dapat dilakukan secara sempurna tanpa eksistensi Khilafah. Terbukti hingga hari ini tak ada satu pun di antara negeri-negeri Islam yang mau mengusir entitas Y4hud1. Padahal mayoritas penduduknya Muslim dan dipimpin oleh pemimpin Muslim. Jelas, umat membutuhkan jihad dan Khilafah untuk mengusir Z10n1s Y4hud1 dari bumi Palestina. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. [DMS]

Penulis: Yuyun Pamungkasari

Editor: Reni Rosmawati 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.