5 Mei 2024

Penulis : Muhammad Farhan Izzuddin (Mahasiswa STEI SEBI)

Dimensi.id-Berbicara tentang saham, mungkin sebagian orang akan berfikir bahwa orang yang memiliki saham itu adalah seorang bapak-bapak pegusaha dengan jas hitam yang mereka kenakan. Betul, tapi tidak sepenuhnya betul. Karena instrumen saham yang dikeluarkan di Bursa saham ini diperuntukkan warga Negara indonesia tak terkecuali, ibaratnya seperti pasar yang boleh dimasuki oleh siapapun dan orang-orang bebas ingin membeli apapun, bedanya adalah yang diperjual belikan adalah saham.

Dan investasi saham ini lebih baik ketimbang investasi emas. Kenapa? Karena dengan meng-investasikan harta dalam bentuk saham tidak hanya mengharap keuntungan yang besar namun dapat menggerakkan ekonomi. Maka dari itu perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya memang diperuntukkan kepada orang-orang yang ingin meng-investasikan harta/uang mereka untuk ikut membangun perusahaan dengan ambisi untuk mendapatkan cuan atau keuntungan karena hasil dari kemajuan perusahaan tersebut. Ditambah di era digital saat ini investasi pada berbagai instrumen sangat mudah sekali dilakukan, sehingga dapat mempermudah orang-orang untuk memulai investasinya.

Namun dari kemudahan di zaman ini, ternyata masih banyak orang yang takut untuk berinvestasi saham karena khawatir akan mendapat kerugian dan ada juga yang khawatir apabila investasinya bertentangan dengan prinsip agama islam. Tetapi faktanya adalah, ada beberapa saham yang terdaftar sebagai investasi saham syariah dan tentunya terjamin bebas dari riba. Dan sebetulnya saham syariah pertama kali diluncurkan di pasar modal Indonesia adalah Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli tahun 2000 dengan menerbitkan 30 saham yang sesuai dan terpilih sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dan saham-sahamnya dipilih oleh Bapepam-LK bekerjasama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN). Itu semua ada dalam pertauran Bapepam-LK nomor II.K.1 tentang Kriteria Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Dengan kata lain, produk investasi pun ternyata sudah ada yang sesuai prinsip-prinsip syariah. Ditambah lagi, pilihan-pilihan saham yang merupakan investasi saham syariah pun gak sedikit jumlahnya.

           

Mengutip dari bisnis.com, tepatnya di universitas Negeri Semarang (Unnes) di Fakultas Ekonomi Unnes, terdapat Badan Semi Ororita (BSO) bernama Unnes Stock Exchange Study Forum (Unssaf) yang mewajibkan . Setiap anggota wajib membuka rekening saham. Dan Dosen Fakultas Ekonomi Unnes Vitradessie menyebutkan, Unnes berkomitmen berkontribusi dalam proses pendidikan dan praktik pasar modal sejak 2010, seiring dengan berdirinya laboratorium pasar modal.

           

Dan ternyata kabar baik dikabarkan dari PT Bursa Efek Indonesia walaupun di tengah tren penurunan pasar akibat Covid-19, ternyata PT Bursa Efek Indoneisa berhasil memperoleh pertumbuhan investor pasar modal. Tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) per juni 2020, bahwa dalam kurun waktu 5 tahun kebelakang pasar modal Indonesia didominasi oleh golongan investor muda. “Sebetulnya investor muda sampai 40 tahun sekarang ada di 70 persen. 30 persen sisanya di atas 40 tahun,” kata Hasan dalam sesi teleconference, Jumat (26/6). Artinya ada sekitar 40 persen dari total investor merupakan kaum millennial dibawah umur 30 tahun. Dan lebih hebatnya lagi disaat yang sama, pertumbuhan investor muda dengan kelompok usia 18 – 25 tahun tumbuh hampir 3,5 kali lipat.

           

Dengan data diatas dapat disimpulkan bahwa kaum muda Indonesia telah sedikit demi sedikit terbuka pandangannya untuk bersama-sama mmebangun perekonomian Indonesia lewat investasi. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya bisa mendongkrak semangat para mahasiswa untuk ber-investasi di negri sendiri, guna memperkuat ekonomi negara yang semakin memburuk di beberapa tahun terakhir.

Mengingat bahwa Indonesia masuk dalam era Bonus Demografi yang pundaknya akan terjadi pada tahun 2030 yang dimana ditahun itu proporsi penduduk usia 15-64 tahun mencapai angka sekitar 68%. Dan ini adalah kesempatan yang harus di maksimalkan oleh pemuda-pemuda indonesia untuk bersama-sama belajar guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, seperti yang dikatakan oleh bapak Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di hari uang tahun Indonesia ke-74 lalu tentang keoptimmisannya menghadapi bonus demografi ini.

Dan manfaatnya ketika investor saham ini semakin banyak di Indonesia adalah, memajukan negara dalam jangka panjang, Karena dengan keuntungan yang didapat para investor dalam negeri, maka keuntungan tersebut akan terus berputar dalam ekonomi negara, contohnya dengan membeli produk/brand local. Kemudian dengan investasi ini pula dapat meningkatkan pendapatan per Kapita atau pendapatan nasional, karena negara yang ekonominya baik dapat terlihat dari pendapatan per Kapitanya.

Dan faktanya investasi saham ini ternyata lebih  Tentunya investasi tidak hanya lewat instrument saham. Di Indonesia ini banyak instrument investasi yang ditawarkan, dari investasi saham, obligasi, reksadana, sampai emas. Maka dari itu, penulis mengajak teman-teman yang membaca tulisan ini untuk segera meninggalkan kasur-kasur rebahan dan beralih untuk mempelajari cara berinvestasi guna persiapan keuangan di masa depan dan ikut membangun perekonomian negeri ini dengan ber-Investasi saham.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.