30 April 2024
12 / 100

Dimensi.id–Komisi Hak-hak Anak PBB menyerukan negara-negara donatur UNRWA untuk mempertimbangkan kembali keputusan penangguhan anggaran bagi badan itu di tengah situasi krisis yang mengancam anak-anak di Gaza.

 

Ketua Komisi Hak-hak Anak PBB, Ann Skelton, menyebut data terbaru PBB yang menunjukkan sedikitnya 27.585 warga Palestina tewas dan 66.978 lainnya luka-luka sejak perang Israel-Hamas tanggal 7 Oktober lalu. Di luar angka itu masih ada lebih dari 7.000 orang yang diperkirakan terkubur di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. Banyak dari korban, tambah Ann, adalah anak-anak (voaindonesia.com, 9/2/2024).

 

Ironisnya negara-negara donatur, seperti Prancis, Jerman, Italia, dan Belanda termasuk yang terbesar AS, bahkan Inggris menginginkan jaminan mutlak bahwa UNRWA tidak akan mempekerjakan “teroris” sebelum melanjutkan pendanaan mereka bagi UNRWA setelah Israel menuduh beberapa staf badan itu terlibat dalam serangan ke selatan negaranya pada 7 Oktober lalu. Dan juga memelihara kedekatan dengan Hamas.

 

“Mengingat kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi lebih dari 2 juta orang di daerah kantong Gaza, komisi ini mendesak semua negara donor yang menangguhkan pendanaan saat ini atau pendanaan pada masa depan untuk UNWRA agar segera mempertimbangkan kembali keputusan itu dan menyediakan dana yang cukup untuk memastikan agar semua bantuan yang mendesak dapat diberikan kepada semua orang, terutama kepada setiap anak.” Kata Ann lagi.

 

Anggaran ini tidak saja untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, tetapi juga untuk “dukungan psikososial yang masif” bagi anak-anak dan keluarga di Gaza dan bagi anak-anak Israel yang menjadi korban atau menyaksikan serangan yang dilakukan oleh para pejuang militan Palestina di Israel Oktober lalu tambah Ann.

 

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bukti-bukti untuk tuduhan Israel terhadap UNRWA “sangat, sangat kredibel.” Namun ia juga mengatakan bahwa UNRWA memainkan peran penting dalam mendistribusikan bantuan yang dibutuhkan di Gaza. Para pejabat Palestina mengatakan penghentian dana UNRWA akan menjadi hukuman kolektif dan membuat situasi kemanusiaan yang sulit selama perang di Gaza menjadi lebih buruk (voaindonesia.com, 31/1/2024).

 

Pemangkasan Anggaran UNRWA, Nihilnya Rasa Kemanusiaan Dunia

 

United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in Near East (UNRWA) adalah sebuah lembaga yang didirikan oleh PBB pada 8 Desember 1949 yang difungsikan sebagai badan operasional non politik yang bertanggung jawab atas kemanusiaan pengungsi Palestina.

 

Hanya karena Israel mengancam , para donatur UNRWA menunda dana yang biasanya mereka kirimkan. Hal ini memberikan gambaran bahwa dunia hari ini tidak memiliki empati, mengabaikan rasa kemanusiaan karena terjadi di tengah makin beratnya penderitaan rakyat Palestina termasuk anak-anak yang tak berdosa. Padahal jelas di depan mata Israel adalah teroris dunia yang sebenarnya, merekalah yang melakukan genoside dibantu negara-negara eropa.

 

Dunia diam saja, seolah merestui perubahan anggaran ini. Kita dibuat tak habis pikir, PBB sebagai badan perdamaian internasional, di dalamnya ada AS seolah dua orang yang berbeda. Lantas apalah artinya para negara donatur itu bergabung termasuk AS jika Israel membuat mereka bertekuk lutut?

 

Siapa sebenarnya yang memiliki kewenangan mengatur perdamaian? Jika Israel yang bukan negara dan AS pemegang hak veto dalam PBB seolah bersekongkol mengabaikan sinyal ketidakadilan ini?

 

Perubahan ini membuktikan nihilnya rasa kemanusiaan dunia atas penderitaan muslim Palestina. Dan ini menjadi bukti rusaknya tata kehidupan hari ini, buruknya sistem kapitalisme, yang lebih mementingkan tindakan yang bisa mendatangkan manfaat materi semata. Omong kosong HAM, mereka hanya membela “teman seide” dan bukan atas nama manusia apapun ras, budaya dan agamanya.

 

Hal ini juga membuktikan UNRWA hanyalah akal-akalan negara kapitalisme melepaskan tanggungjawab memelihara perdamaian dunia. Mereka tergabung dalam organisasi perdamaian untuk formalitas semata, pun negara muslim dunia. Mereka hanya takut kehilangan pengaruh dan “ bantuan-bantuan” negara-negara dunia.

 

Padahal sekali kita sebagai muslim menggantungkan nasib pada negara kafir ini maka selamanya kita ada di bawah penjajahan. Kedaulatan kita hilang berganti hegemoni tanpa batas.

 

Islam Sistem Hidup Sempurna

 

Berbeda dengan Islam, hingga hari ini tak ada yang bisa menandingi kesempurnaan Islam, sebab Islam tak hanya mengatur akidah dan ibadah pemeluknya tapi juga solusi bagi setiap individu manusia, apapun ras dan agamanya. Islam adalah sistem hidup yang menghormati nyawa manusia, apalagi warga sipil di medan perang. Islam bahkan Allah turunkan untuk rahmat bagi seluruh alam.

 

Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, termasuk pada umat lain yang membutuhkan bantuan. Islam membolehkan adanya kimah insaniah ( nilai kemanusiaan) tanpa memandang materi ataupun perbedaan.

 

Bahkan pada saat Yahudi terusir dari seluruh negeri dalam sebuah peristiwa yang dikenal dengan Holocaust, Khilafah Turki Ustmani menerima mereka, hanya dengan pembayaran jizyah, tak sebanding dengan perlindungan menyeluruh dengan perlindungan Islam, darah, harta sekaligus nyawa. Islam adalah pelindung terbaik bagi mereka.

 

Sayang Yahudi culas dan tidak tahu berterimakasih. Mereka serang Islam hingga kini, dan hanya Islam kembali yang bisa mengalahkannya. Allah Swt. Berfirman yang artinya, “Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (TQS Al-Baqarah: 191).  Wallahualam bissawab. [DMS].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.