18 Mei 2024

Penulis : Tiara, Pelajar, Aktivis Pemerhati Masyarakat

Dimensi.id-Apa mau dikata, dicegah sudah terjadi, dibiarkan makin menjadi. Bikin emak-emak sakit hati melihat muda mudi bobrok nya setengah mati. Dari dua garis biru sampai yang terbaru sinetron perusak pemikiran yaitu  dari jendela SMP mengajarkan anak zaman now kalau hamil diluar nikah itu romantis abisss..

Penonton sinetron ini sudah pasti  adalah anak  SD dan anak2 sekolah tingkat pertama, dan anak-anak yang yang pasti belum layak melihat ini sebagai tontonan. Sinetron yang sangat  tidak mendidik. Sinetron yang akan mengantarkan generasi bangsa menuju generasi yang bobrok.

Dikisahkan, sepasang remaja smp  berpacaran. Lalu tidak sengaja berhubungan seks. Kemudian  hamil di luar nikah. Orang tua perempuan pun marah. Si remaja lelaki lalu mengajak perempuannya kabur ke rumah neneknya. Di sana, mereka berdua bermaksud nikah dengan  wali hakim, tanpa sepengetahuan ayah dan ibu remaja perempuan. Tapi si nenek dari pihak lelaki setuju. Orang tua (ibu) si remaja lelaki juga setuju. Pada akhirnya, kakak si remaja perempuan hadir dan bertindak sebagai wali di pernikahan.

Akhirnya pernikahan tersebut tidak dapat terlaksanakan . Lantaran pada saat yang tepat orang tua si perempuan datang dan menyeret si remaja lelaki ke penjara. Itulah sekilas alur sinetron yang tidak layak untuk di tonton. Bagaimana bisa KPI menyetujui penayangan sinetron bobrok ini. Apa mereka mau tontonan seperti ini mendidik seluruh anak anak di indonesia dan akhirnya terjadi di dunia nyata???????

Terlepas dari semua itu, yang sangat memprihatinkan ialah remaja lelaki dan remaja perempuan seperti tidak melakukan sesuatu yang berdosa. Tidak merasa malu apa yang mereka perbuat sampai tetap berhubungan seperti biasa dengan pasangannya di sekolah. Duuuh kacau sudah..

Dalam sinetron tersebut, remaja lelaki divisualisasikan sebagai sosok yang baik, yang lurus, dan terdzolimi. Tidak sebagai remaja yang bejat moral, malah  divisualisasikan sebagai siswa yang berprestasi bidang akademik.

Sangat jelas bahwa pesan dari sinetron itu ialah berpacaran melebihi batas sebagai anak-anak adalah wajar. Berhubungan seks bagi anak sekolah tingkat pertama adalah hal yang lumrah dan mesti dimaklumi yang sama sekali tidak berdosa dan tak perlu bertobat. Padahal dalam islam tidak ada yang namanya pacaran. Dalam surat Al Isra ayat 32 berbunyi:

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).  Sudah jelas mendekati zina saja tidak boleh apalagi melakukan nya. Camkan itu!

Anak- anak SD dan anak tingkat sekolah pertama, sangat menikmati sinetron ini dan bisa jadi, secara tidak sadar akan teradopsi serta tertanam dalam pikirannya dan perilakunya. Kami sangat berharap KPAI dapat segera menghentikan penayangan sinetron bobrok ini.

TRIBUN-TIMUR.COM – Sebanyak 37 pasangan anak di bawah umur diduga menggelar pesta seks di kamar hotel. Mereka terjaring razia di hotel saat lagi asyik bercumbu. Selain pelaku, juga diamankan barang bukti sekotak  kondom dan Obat Kuat bahkan ada yang menenggak minuman keras.

Ngeri bukan???

Berita terbaru ini merupakan penampakan buah dari kebobrokan sistem yang mengatur kehidupan para remaja. Kebobrokan film sekuler yang di suguhkan dengan embel embel romantis.

Seharusnya masa-masa mereka adalah Masa yang penuh canda tawa, dan juga masa yang penuh dengan perjuangan untuk mendapatkan nilai dan cita-cita yang diimpikan. Namun mereka kini terseret dalam arus seks bebas yang menuju kubangan dosa. Inilah didikan televisi yang sulit untuk dihindari karena tak ditanamkannya nilai nilai islam sejak dini.

Remaja kita tengah dihancurkan oleh gempuran pemikiran dan gaya hidup ala kaum liberal dan sekuler. Tak heran jika banyak kasus yang sama terjadi berulang ulang. Bukan kasus satu ini saja yang terjadi namun banyak kasus dan banyak anak yang terkena dampak buruk dari kebobrokan sistem dalam naungan liberalisme dan sekularisme yang tidak terekspose.

Saatnya kita tanamkan pemikiran dan nilai islam kepada anak sejak dini.

Saatnya luruskan arah pendidikan  dengan sistem pendidikan Islam bukan sekuler apalagi liberal.

Saatnya anak-anak bangasa kembali dalam pelukan Islam, agar akalnya terjaga dan dirinya kembali pada fitrah.

Saatnya kita basmi  sistem pergaulan yang saat ini merusak anak negeri dan kita ganti  dengan sistem pergaulan dalam islam yang dapat terwujudkan dalam naungan negara bersistem Islam.

Saatnya mengembalikan Islam secara kafah dalam naungan khilafah.

Kenapa harus khilafah??

Karna sudah terbukti selama hampir 13 abad lamanya islam memimpin dunia yang menggunakan peraturan islam kaffah nasib anak-anak terjamin karna mereka akan diatur dan ditanamkan nilai dalam diri mereka hanya satu yaitu peraturan dari sang pencipta  bukan peraturan yang dibuat oleh manusia yang pemikirannya terbatas.

Kini saat nya kita mengubah pola pemikiran kita yang meninggalkan peraturan sang pencipta. Saatnya kita memakai peraturan-Nya. Karna dunia ini milik-Nya dan hanya aturan-Nya lah yang terbaik untuk kita.

Wallahu’alam bishawab

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.