5 Mei 2024

Penulis : Aisyah Farha (Mutiara Revowriter)

               

Dimensi.id-Ruh membela keutuhan negara yang dulu pernah ada seolah hadir kembali. Saat ini di medsos twitter setiap hari ada saja tagar tentang ganyang PKI atau komunisme.

 Semangat membara ini tidak hanya ada di dunia maya, tetapi juga sampai terealisasi di kehidupan nyata. Aksi penolakan RUU HIP beberapa waktu lalu juga diramaikan dengan penolakan kebangkitan komunisme di tanah air.

Sekilas tentang komunisme

               

Rakyat memang sangat trauma dengan komunisme. Sejarah kelam tentang komunisme di Indonesia menyisakan sakit yang mendalam di hati rakyat. Bagaimana tidak, kisahnya diceritakan turun temurun bagaimana kekejaman para komunis yang tidak berperikemanusiaan. Saat itu nyawa tidak berharga, menolak artinya mati.

               

Tak hanya di Indonesia, sejarah menuliskan tentang kekejaman komunisme menumpahkan darah manusia. Di bawah rezim Lenin, komunis membantai lima ratus ribu rakyatnya sepanjang 1917-1923. Stalin, penerus Lenin juga melakukan hal yang sama, pembantaian empat puluh enam juta rakyatnya.

               

Sepanjang 1947-1976 Mao Tsetung menjagal 50 juta penduduknya. Rezim komunis Kamboja membunuh 2,5 juta rakyatnya, rezim komunis Rusia Soviet menjagal 1 juta rakyatnya. Semua sejarahnya berlumuran darah (Kaffah, N0. 147, 26/6/2019).

               

Wajarlah rakyat Indonesia menjadi sangat berhati-hati dengan kebangkitan komunis ini. Apalagi dalam sejarahnya yang banyak menjadi korban adalah para ulama dan ummat muslim. Dengan semangat membela agama, ribuan orang berkumpul untuk mengikuti apel siaga ganyang komunis Jabodetabek (cirebon.pikiran-rakyat.com, 5/7/2020).

               

Komunisme memang berbahaya, tidak hanya untuk kemanusiaan tetapi juga untuk akidah kita kaum muslimin. Akidah komunisme bertentangan dengan akidah Islam. Para komunis tidak mempercayai Tuhan, mereka berpendapat bahwa alam, manusia dan kehidupan terjadi begitu saja dengan sendirinya. Tidak ada konsekuensi setelah kematian, karena manusia yang mati akan terurai kembali dengan tanah.

               

Komunisme yang dianut oleh sebuah negara sudah pasti adalah sistem kufur yang harus kita lawan. Karena bagaimana bisa ummat muslim yang beragama Islam diatur oleh sistem komunisme. Satu sisi negara tidak mempercayai Tuhan, disatu sisi rakyatnya sangat religius.

               

Jelas saja ini sangat berbahaya untuk kaum muslimin, bahkan keislaman kita akan batal jika kita menganut faham komunisme. Namun apakah yang berbahaya hanya komunisme saja? Apakah ada faham-faham lain yang berbahaya juga untuk akidah kita ummat Islam?

               

Jawabannya tentu saja ada. Banyak isme-isme lain yang bercokol di negeri ini yang membahayakan akidah kita. Namun, kita tidak merasa bahwa itu adalah suatu hal yang membahayakan. Diantaranya adalah kapitalisme yang melahirkan sekulerisme.

Sekilas Tentang Sekulerisme

               

Jika kita merasa saat ini kehidupan kita jauh dari Islam, contohnya minuman keras merajalela, perzinahan seperti sudah biasa, anak-anak kecanduan pornografi, kecanduan games, pembunuhan tidak terelakan, pemerkosaan dimana-mana, ulama di kriminalisasi, koruptor dikasihi dan lain sebagainya. Yang bertanggung jawab atas semua itu adalah sekulerisme yang dianut oleh negeri ini.

               

Sekulerisme adalah sebuah faham yang memisahkan agama dari kehidupan. Faham ini tidak akan membiarkan agama menguasai kehidupan. Sejarah kelahiran sekulerisme yaitu saat meletusnya revolusi industri di Eropa. Masyarakat di Eropa pada saat itu  sudah muak dengan penjajahan negara yang berkedok agama nasrani pada saat itu.

               

Maka, mereka mengukuhkan sekulerisme sebagai pandangan hidup mereka. Mereka mulai dengan tidak membiarkan agama untuk masuk ke ranah politik dan negara. Agama dianggap suci, sementara politik kotor. Sehingga tak boleh disatukan. Karena akan mengotori agama itu sendiri. Sebagaimana dijualnya surat tebus dosa oleh pihak gerejawan untuk menggemukkan kantung penguasa dan pemuka agama.

               

Sekulerisme langgeng hingga saat ini, dan menjadi faham yang paling berpengaruh di dunia. Semangat orang-orang Eropa untuk bangkit merubah nasib mereka sudah meluas ke seluruh dunia temasuk Indonesia. Akan tetapi, benarkah sekulerisme ini menjadikan dunia lebih baik?

Wajah Dunia Di Bawah Sekulerisme

               

Sekulerisme yang diusung orang-orang Eropa untuk memperbaiki kehidupan nyatanya tidak membuahkan hasil. Sekulerisme malah membuat dunia ini sengasara. Mari kita lihat bukti-buktinya.

               

Sekulerisme di bidang pemerintahan adalah demokrasi. Kita ketahui bersama bahwa sistem ini malah menjerumuskan manusia pada jurang kenestapaan. Terlihat dari kebijakan yang dilahirkan sama sekali tidak memihak rakyat, koruptor merajalela bahkan dilindungi. Kebobrokannya sangat terlihat saat pemilihan dewan, mulai dari suap menyuap, penipuan, penggelembungan suara sampai politik transaksional.

               

Sekulerisme di bidang hukum tidak kalah bobrok. Saat ini kita dihadapkan pada hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Keadilan hanya jargon saja. Asalkan punya uang, hakim dan saksi bisa dibeli.

               

Sekulerisme di bidang kehidupan sosial hanya melahirkan orang-orang yang individualistis. Mereka bahkan tidak kenal dengan tetangga rumah sebelah. Mereka hanya mementingkan hidup masing-masing. Hal ini sangat berbahaya karena tidak ada keperdulian antar sesama.

               

Sekulerisme dibidang ekonomi melahirkan neoliberalisme, sehingga memungkinkan privatisasi sumber daya alam. Tak heran saat ini, di tanah yang kaya akan emas saja masyarakat masih sangat miskin. Karena sumber daya alam hanya dinikmati segelintir elit.

               

Sepertinya fakta-fakta diatas cukup menjadi bukti bahwa kapitalisme sekuler sama berbahayanya bagi rakyat Indonesia. Sebaiknya kita ganyang juga faham sekulerisme ini, tidak hanya komunisme.

                Allah SWT berfirman,

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”  (TQS Ar-Rum: 41)

               

Semua isme buah pemikiran manusia yang dhoif hanya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi. Maka, Allah memerintahkan kita untuk kembali kepada jalan yang lurus. Jalan yang lurus yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah, yaitu Islam. Islam yang lengkap sebagai sistem kehidupan, tak hanya urusan ibadah.

Syariat Islam Solusi Untuk Semua

               

Syariat Islam hadir sebagai solusi mulai dari permasalahan pribadi, masyarakat hingga negara. Dengan syariat Islam, semua sendi-sendi kehidupan akan selamat. Sejarah membuktikannya, selama seribu empat ratus tahun lamanya masyarakat hidup dalam kemuliaan bersama syariat Islam.

               

Saat Islam diterapkan secara kaffah, maka pemerintahan yang ada akan menjadi pemerintahan yang memiliki kepedulian yang tinggi kepada rakyatnya. Kita ingat bersama, saat pemerintahan Umar Bin Abdul Aziz tidak ada yang mau menerima zakat karena semua orang sudah mapan.

               

Bidang pendidikan juga menemui kejayaannya. Kita dengar kisahnya bahwa para ilmuan hebat yang menginspirasi ilmuan barat saat ini adalah ilmuan Islam. Saat itu ditemukan terobosan tercanggih pada masanya, sedangkan orang Eropa tenggelam dalam abad kegelapan.

               

Ini sesuai dengan janji Allah bahwa,

 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS Al A’raf [7] : 96)

               

Kita ummat Islam hanya perlu bertakwa kepada Allah, maka Allah akan melimpahkan keberkahanNya. Seperti yang terjadi pada masa kejayaan Islam, dimana ketakwaan menjadi landasan kehidupan. Maka kaum muslimin akan menjadi rahmatan lil alamin.

               

Kini sudah jelaslah kita tidak memerlukan kapitalisme sekuler apalagi komunisme. Itu semua hanya menjadi sumber segala malapetaka yang terjadi. Kita hanya perlu menegakkan agama Allah didunia ini, agar kita kembali menjadi ummat terbaik. Ummat yang mulia seperti yang seharusnya.

Wallahu a’lam bishshawab

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.