2 Mei 2024
11 / 100

Dimensi.id–Ratusan pelajar dari empat sekolah di Kota Banjarbaru terlihat antusias mengikuti sosialisasi edukasi politik dan Pemilu 2024, yang digelar Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbangpol) Provinsi Kalimantan Selatan. Rahmat perwakilan pelajar dari SMKN 1 Banjabaru, mengatakan, sosialisasi politik dan pemilu 2024 di kalangan pelajar atau pemilih pemula sangat penting. Ini karena kesuksesan pemilu sangat tergantung dari animo masyarakat untuk berpartisipasi datang ke tempat pemungutan suara , salah satu unsur itu adalah peran penting kalangan milenial.

 

Kegiatan sosialisasi semakin semarak karena pihak Kesbangpol menghadirkan pakar yang kompetensi di bidangnya. Seperti Taufik Arbain dari akademisi ULM, Akhmad Mukhlis dari Bawaslu dan dari unsur KPU diwakili Arif Mukhyar. Tiga naraumber, sepakat sosialisasi di kalangan pelajar atau pemilih pemula merupakan media strategis untuk meningkatkan partisipasi pemilu 2024.

 

Sementara itu Kepala Bakesbangpol Provinsi Kalsel Heriansyah melalui Kabid Politik Sri Rachma mengatakan, sosialisasi ini rangka meningkatkan parrtisipasi generasi muda atau pemilih pemula agar lebih awal mengenal proses politik melalui kegiatan edukasi poltik dan proses pemilu .”Ini sesuai arahan.Bapak Gubernur Paman Birin melalui Kesbangpol agar giat melalukan sosialisasi dan edukasi dalam rangja mensukseskan pemilu dan meningkatkan pengetahuan atau pendidikan demokrasi,” terangnya.

 

Rachma, juga menjelaskan, sebagai sebuah proses tranformasi politik maka keterlibatan pemilih pemula merupakan bagian dari penataan struktur berkelanjutan menuju demokrasi negara yang lebih baik dan maju (republika.co.id, 26/10/2023).

 

Edukasi Politik , Semestinya Kaffah

 

Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z (merujuk pada orang yang lahir mulai tahun 1995 hingga 2000-an) berjumlah lebih dari 113 juta pemilih. Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih (databoks.katadata.co.id, 5/7/2023).

 

Sungguh angka yang luar biasa bagi partai peserta pemilu mendatang, jika mereka bisa mengambil hati dengan tepat, pastilah kemenangan akan semakin di depan mata. Itulah mengapa sosialisasi politik demokrasi ( untuk pemilu) harus disegerakan, waktu pemilihan semakin dekat, perhitungan kantong-kantong suara oleh tim sukses setiap Bacalon presiden dan wakil tentu sudah mulai bergerak. Berbagai isu, digoreng bahkan bila perlu disetting seolah ada konflik serius di antara kader partai berikut ketumnya, padahal sejatinya, di ujung cerita ini bakal hanya mengerucut pada nama yang sejak awal sudah disepakati untuk menang.

 

Demokrasi sejatinya hanyalah permainan elit politik, jargon dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat telah lama digantikan dengan fakta dari oligarki, oleh oligarki dan untuk oligarki. Rakyat lagi-lagi hanya jadi penggembira, janji kampanye seringkali menguap begitu calon sudah menang dan terpilih. Perubahan, jelas tidak ada, karena hanya melanjutkan program pemimpin terdahulu.

 

Disinilah letak titik kritisnya, anak muda yang identik dengan pencari jati diri, semestinya tidak hanya disosialisasikan politik demokrasi saja, tapi juga sistim politik lainnya. Selain untuk memberikan wawasan yang seimbang tentang berbagai sistem politik yang ada di dunia baik diterapkan atau tidak hari ini, juga untuk bisa lebih obyektif dalam pemahaman tentang politik mana yang sahih dan yang batil. Sosialisasi juga tidak diberikan hanya menjelang pemilu saja, melainkan sepanjang hayat, sesuai dengan tingkat pendidikan siswa. Hingga membentuk sebuah kepribadian yang kokoh layaknya seorang politikus handal.

 

Bagi seorang muslim, lebih utama lagi, juga harus paham politik Islam. Sebab, Islam adalah agama sempurna, tidak hanya mengatur tentang akidah, tapi juga syariat atau peraturan hidup. Harus pula dipahamkan bahwa berbagai kesulitan, yang belum juga terpecahkan adalah karena tidak adanya Islam hadir sebagai sistem politik. Islam justru dikerdilkan bahkan dimoderasi seolah tak layak lagi dengan zaman Milenial ini. Dan berbondong-bondong mengambil hukum selain Islam.

 

Padahal Allah swt. berfirman yang artinya,” Inilah (Alqur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” ( TQS al-Imran : 138). Dan masih banyak lagi ayat lain yang menegaskan kepada manusia bahwa mukzizat Rasulullah saw. , Alqur’an ini adalah petunjuk, pelajaran bagi setiap persoalan manusia.

 

Islam adalah Sistem Politik Terbaik Bagi Umat Manusia

 

Maka, bisa kita katakan, sosialisasi ini hanyalah kamuflase semata, tak benar-benar bertujuan memberikan pemahaman yang benar tentang makna politik yang sebenarnya, sebagaimana yang Islam maksud yaitu siyasah, mengurusi urusan umat dengan syariat.

 

Asas manfaat sebagai ciri khas dari demokrasi begitu menonjol, seolah tak mau ketinggalan kereta, begitu menjelang pemilu dikebut memberikan pemahaman politik. Lebih mirisnya, terjadi ketimpangan penjelasan. Dimana politik hanya dimaknakan ajang pemilihan pemimpin, yang itu sangatlah dangkal, tak bisa menjadi solusi hakiki bagi hilangnya penderitaan rakyat dan kemajuan bangsa ini sendiri.

 

Sementara demokrasi yang bertentangan dengan Islam tidak dijelaskan letak kebatilannnya. Demokrasi jelas melanggengkan hukum buatan manusia dijadikan sebagai penyelesai setiap persoalan rakyat. Padahal, potensi generasi muda, tidak hanya cukup diambil lima tahun sekali atau setiap menjelang pemilu saja. Ini sama saja dengan membungkam bahkan membajak potensi mereka yang lebih dahsyat lagi, yaitu agen perubahan dan pemengang kendali peradaban.

 

Yakinkah kita hanya dengan membekali sosialisasi politik hari ini kemudian semuanya akan baik-baik saja? Tentu itu sebuah kesalahan, potensi generasi muda hari ini yang besar, juga harus dibarengi dengan pendidikan yang berbasis akidah Islam, yang fokus membentuk kepribadian Islam. Tanpa itu, potensi mereka hanya akan berakhir di tong sampah. Karena terus menerus dibalut dengan konsumtif, hedonisme, liberal, individual dan lainnya hasil dari penerapan sistem sekuler, yang memisahkan pengaturan agama dari kehidupan berikut juga negara. Wallahualam bissawab. [DMS].

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.