6 Mei 2024

Dimensi.id-Kebiasaanku menatap langit dikala malam hari, gelap bertabur bintang itu bisa menenangkan hati. Dibawah cahaya rembulan aku pernah mengadu tentang sebuah rindu, rindu pada ayah tentunya. Kata mereka rindu itu kadang membuat kita semakin ingin bertemu meski dalam mimpi. Namun rindu pada orang yang sudah pergi lebih sakit lagi.

Berkali-kali mimpi itu hadir, yah… kadang aku lebih iri kepada mereka yang masih punya ortu yang utuh. Berharap dulu ayah akan menikahkan aku, ternyata Allah lebih sayang padanya.

Itu juga yang menyadarkan aku tentang makna hijrah hakiki, meski aku tak bisa menampakkan betapa sekarang ini solehanya aku. Setidaknya aku ingin mendoaka beliau dalam kondisi yang lebih baik agar kemudian doaku dijabah. Hidup kita gak seindah drama korea yang tiba-tiba jadi orang kaya dapat harta warisan kaya dapat nomor buntut.

Gak… realnya kita hidup dunia yang kejam, gimana enggak kita yang mengundang perampok ke negeri ini, hasilnya ya lagi-lagi kita menjadi korban dari budak kapitalis. Miris ya…

Tiba-tiba negeri ini jadi miskin, ketika negara membuka rekening untuk mengemis pada rakyatnya untuk meminta sedekah, berupa bantuan untuk korban yang membutuhkan. Dunia terbalik, kenapa harus rakyat? Bukan para menteri, anggota DPR, MPR.

Tak habis pikir aku dengan negeri ini. Kurasa mereka mulai gila karena bingung siapa lagi akan dikorbankan dan apa lagi yang akan di rampok. Dana haji kah? Lalu semua pajak yangdibayar kemana dibawanya? Semakin aneh saja

“Iya kan kak, macam awak ini lah. Mau makan apa coba kalo suami gak  kerja? Dirumah aja matilah kita. Bukan takut corona tapi takut keluarga mati berjamaah karna gak ada yang menafkahi. Kejam kali ya kak, disuruh dirumah aja bantuan apapun tak ada” Curhat sepupu panjang lebar sore ini

“Yah… rakyat jelata mau bilang apa dek? Kurasa telinga mereka udah budek gak denger lagi jeritan hati rakyatnya” Jawabku singkat padat dan jelas menunjukkan betapa kecewanya kami dengan pemerintah saat ini.

“Udah gini, masyarakat ngeyel aja. Bukan bertobat kek, biar wabah ini cepat diangkat. Gimanalah ramadhan kali ini ya kak?” Tanya sepupuku lagi

“Kita Doakan yang terbaik aja buat negeri ini, Moga Allah Lindungi kaum muslimin yang masih taat pada-Nya. Perbanyak ibadah nafilah dek” Aku mencoba menguatkannya dan berfikir positif pada Allah.

Biarlah mereka disibukkan dengan segala urusan yang memabukkan mereka dari dunia ini. Kemudian Allah musnahkan mereka dan menggantinya dengan yang baru. Dunia baru dengan sistem baru dan pemimpin baru untuk memimpin kaum muslimin di seluruh dunia agar menyatukan langkahnya.

Penulis : Cut Zhiya Kelana, S.Kom

Editor : Fadli

                                     

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.