4 Mei 2024

Penulis : Mochamad Efendi

Dimensi.id-Berislam secara kaffah adalah perintah Allah. Alquran (Q.S. al-Baqarah [2] : 208) memerintahkan, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam agama Islam secara kaffah.”  Berislam harus kaffah bukan pilah-pilih ajaran yang disukai saja. Fakta harus dirubah jika tidak sesuai dengan Islam, bukan sebaliknya ajaran Islam yang menyesuaikan pemikiran dan keinginan manusia. Namun demokrasi ingin menjauhkan umat Islam dari agamaNya dengan alasan menjaga toleransi antar umat beragama. Mereka yang ingin berislam secara kaffah dianggap radikal dan intoleran. Ainun Majin meyakini tidak ada Islam yang radikal. Jikapun ada yang radikal adalah pemerintah yang selalu memaksakan pemikirannya pada rakyat. Yang tidak sepaham dengan pemerintah dianggap radikal dan diancam dipenjara.

Hidup dalam negeri yang mayoritas Muslim tapi umat Islam tidak berdaya dan menjadi pihak yang dimusuhi saat mereka ingin berislam  secara kaffah. Entah, apa dibenak para pemimpin dalam sistem demokrasi yang merasa takut jika Islam diterapkan secara kaffah. Mereka lebih memilih aturan buatan manusia karena itulah prinsip dasar dari demokrasi yang berbeda dengan Islam. Harusnya penduduk mayoritas punya hak dan menjadi penentu kebijakan yang menerapkan Islam secara kaffah di semua aspek kehidupan. Jika Islam diterapkan secara kaffah kesejahteraan dan keadilan untuk semua orang, tidak hanya umat Islam tapi juga non-Muslim. Sementara sistem demokrasi telah membuktikan bahwa kesejahteraan dan keadilan hanya milik segelitir orang yang punya kekuasaan, sementara Islam yang menyuarakan kebenaran dan keadilan dimusuhi dan ditakut-takuti.

Khilafah dikriminalkan, jihad dipermasalahkan. Islam dikerdilkan hanya untuk mengurusi hubungan manusia dengan TuhanNya. Islam tidak boleh mengatur kehidupan manusia. Saat berpolitik, Islam harus ditinggalkan jika tidak dianggap radikal. Padahal, Islam akan meluruskan hakikat politik untuk mengurusi urusan umat. Politik bukan aktifitas kotor seperti yang terlihat dalam sistem demokrasi yang menjadikan kekuasaan sebagai tujuan sehingga berbagai macam cara digunakan untuk mencapai tujuan termasuk juga cara curang.

Dalam berekonomi, riba dianggap biasa dalam sistem demokrasi. Namun Islam datang untuk menghapusnya agar hidup berkah dan sejahtera. Negara mendapatkan kemerdekaan hakiki karena terbebas dari hutang luar negeri yang berbasis riba. Islam datang untuk membawa kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat, bukan segelitir orang yang memakan uang rakyat dengan cara yang tidak benar.

Dalam hukum, Islam akan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Bukan hukum tebang pilih, tajam kebawah tumpul ke atas. Siapapun yang salah harus dihukum, meskipun mereka dalam lingkaran kekuasaan. Fakta membuktikan bahwa seorang khalifah bisa dikalahkan didepan pengadilan oleh rakyat biasa jika bukti dan saksi membenarkannya. Tapi tidak dalam sistem demokrasi, meskipun bukti dan saksi sudah jelas namun tidak ada keberanian seorang hakim memutuskan seseorang bersalah, jika dia dalam lingkaran dan lindungan kekuasaan. Sebaliknya, begitu mudahnya pihak yang berseberangan dan dibenci penguasa rezim, divonis bersalah dengan tuduhan yang dicari-cari, bahkan bila perlu dibuatlah aturan hukum baru atau perpu agar bisa menjerat orang-orang kritis yang dianggap bisa membahayakan kekuasaan.

Islam juga akan membangun generasi cemerlang dan gemilang. Pendidikan bertujuan untuk membangun karakter khas dengan Islam sehingga terbentuklah generasi unggul yang berkepribadian Islam. Menguasai ilmu dan teknologi tapi tidak lupa diri karena menganggap setiap jabatan adalah amanah. Kepribadian Islam membentengi mereka dari pengaruh buruk dan mendorong mereka berbuat banyak kebaikan. Merekalah generasi yang akan mengantarkan negeri ini pada perubahan hakiki yang membawa kebaikan pada semua orang tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat nanti.

Dengan Islam, kehidupan Islami akan tercipta. Umat mengatur hidup mereka dengan Islam. Sungguh indah dan berkah hidup dalam naungan khilafah yang akan menerapkan Syariat Allah secara kaffah. Korupsi yang menggurita akan dibabat habis karena kesadaran umat atas hubunganhya dengan Tuhannya tidak terbatas ditempat ibadah tapi juga dalam menjalani kehidupan. Pejabat yang bertaqwa dan hukum yang tegas tanpa pandang bulu akan benar menghentikan Korupsi dari akarnya. Pemimpin akan perduli dengan rakyatnya dan mau mengurusi urusan rakyat dan menjadikan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi atau golongan apalagi para cukong. Negara akan mendapatkan kemerdekaan hakiki dibawah kepemimpinan Islam yang mandiri dan bertaqwa, bukan pemimpin boneka yang tidak punya keberanian membela rakyatnya.

Saat dihadapkan pada pandemi covid-19, demokrasi tidak memiliki solusi efektif dan tepat untuk menghentikan pandemi. Solusi membingungkan atas dasar pencitraan yang membuat semua orang bingung dan tidak percaya dengan aturan yang tidak konsisten. Tegas saat diberlakukan untuk orang yang dibenci penguasa, namun longgar saat dilakukan orang-orang dilingkaran kekuasaan. Pandemi terus menyerang negeri ini tanpa ada kepastian kapan berakhir, sementara dampak ekonomi dan sosial semakin meburuk dan butuh solusi jitu dan tepat dengan Islam. Masihkah kita pertahankan demokrasi yang hanya menjauhkan umat dari solusi Islam secara kaffah? Saatnya campakkan demokrasi dan ganti dengan sistem Islam yang akan mengembalikan kehidupan Islami yang akan membawa keberkahan, kesejahteraan dan keadilan tidak hanya di dunia tapi juga keselamatan di akhirat.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.