4 Mei 2024
Childfree

ilustrasi childfree sumber; pinterest.com

Dimensi.id-Istilah childfree ramai dibincangkan. Menurut wikipedia childfree adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Childfree bukan konsep yang ujug-ujug ada. Childfree adalah sebuah isu global sebagaimana isu LGBT. Peringatan International Childfree Day diperingati setiap tanggal 1 Agustus setiap tahunnya. Peringatan itu dimaksudkan sebagai bagian dari kampanye childfree yang diharapkan akan menginspirasi bagi lebih banyak orang untuk terbuka menyampaikan pilihan hidupnya.

Alasan klise yang sering dilontarkan oleh mereka yang memilih childfree adalah overpopulation yang sedang terjadi di dunia. Disamping karena alasan ingin bahagia tanpa repot dengan anak, toh tidak memiliki anak tidak akan menghalangi seseorang untuk selalu berbuat kebaikan. Ada pula alasan yang bikin miris yaitu demi menjaga kualitas hidup dan penampilan.

Yang sok bijak akan melegitamasi ide ini dengan alasan biaya hidup tinggi takut nantinya tidak sanggup memberikan penghidupan yang layak. Atau malah ada yang paranoid dan berkomentar begini, “Ngapain juga tar punya anak pas gede malah durhaka”.

Yang harus kita pahami childfree ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan Islam. Mereka yang memutuskan mengambil pilihan ini pasti seseorang yang telah terkontaminasi dengan virus liberal. Liberalisme menjunjung tinggi kebebasan. Childfree ini dianggap sebagai bagian dari hak asasi manusia dalam hal kebebasan berpendapat dan berperilaku.

Makanya mereka yang childfree ogah dikait-kaitkan pilihan hidupnya ini dengan agama. Wong yang bersangkutan sekuler. Makanya wajar ada youtuber yang dengan bangga mengumumkan pilihan hidupnya untuk childfree. Soal dia Muslim dan berkerudung itu mah urusan lain.

Kondisi seperti ini sebenarnya warning buat generasi Muslim. Sejatinya Islam sebagai sebuah konsep hidup tidak akan pernah sejalan dengan childfree. Islam adalah akidah yang paripurna, top markotop menyediakan semua piranti yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjalani hidup. Termasuk urusan kuturunan.

Islam menempatkan dua potensi besar dalam kehidupan manusia, yaitu apa yang disebut dengan kebutuhan jasmani (hajat al-`udawiyah) dan naluri (gharizah). Kebutuhan jasmani wajib ditunaikan jika tidak tentu akan berbahaya bahkan sampai mengakibatkan kematian. Seperti makan, minum, istirahat dan buang hajat.

Namun berbeda dengan naluri, pemenuhannya bisa ditunda namun yang bersangkutan akan merasakan kegelisahan alias tidak akan hidup tenang sebelum kebutuhan nalurinya terpenuhi. Perasaan marah, tertarik kepada lawan jenis, dan keinginan untuk mentaqdiskan sesuatu adalah penampakan dari naluri. Demikian halnya naluri melangsungkan keturunan (gharizah nau`), boleh jadi dia tak dapat dipenuhi kerena ketetapan dari Allah (qadha). Tidak memiliki kemampuan untuk melangsungkan keturunan secara medis misalnya.

Namun berbeda dengan childfree, ini adalah pilihan yang diambil dalam kondisi sadar sesadar-sadarnya. Padahal Allah sudah menginstal naluri berkasih sayang (gharizah nau`) pada setiap manusia. Maka memilih childfree adalah pilihan yang menyalahi fitrah. Pastinya tidak ada keberkahan pada pilihan-pilihan yang menyalahi syariah. Malah berbagai bahaya menghadang di depan mata.

Bagi Muslim hidup bukanlah sekadar hidup, termasuk menikah bukanlah sekadar relationship goals. Biar halal biar happy. Menikah adalah sebuah pilihan yang padanya mengandung sejuta kebaikan. Dengan catatan niatnya lurus dan implementasinya sesuai tuntunan wahyu.

Salah satu tujuan politis dari pernikahan adalah menjaga populasi kaum Muslimin agar terus besar dan besar. Bukan sembarang populasi tapi populasi yang dicelup dengan iman dan tumbuh menjadi sosok Islam yang berjalan. Islam menempel pada perilaku dan tujuan hidup mereka. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Ath-Thabarani dalam Ausath, 5/207;

“Nikahilah wanita yang al-wadud dan al-walud, karena sesungguhnya aku berbangga di hadapan para nabi dengan jumlah umatku yang banyak pada hari kiamat.”

Di dalam riwayat yang lain dari Ma’qil bin Yasar ra, beliau berkata: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: ‘Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang memiliki kehormatan, kedudukan, dan harta. Hanya saja dia tidak dapat melahirkan (mandul), apakah boleh aku menikahinya?’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Lalu ia datang kedua kalinya, dan beliau mengucapkan kalimat yang sama. Ia mendatanginya pada kali yang ketiga, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap mengucapkan kalimat yang sama. Lalu Ralulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Nikahilah wanita yang al-wadud dan al-walud, karena sesungguhnya aku berbangga di hadapan para nabi dengan jumlah umatku yang banyak pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, Kitab An-Nikah, Bab Fi Tazwij Al-Abkar, no. 2050, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 2/176, Ibnu Hibban, 9/363, no. 4056).

Nah, inilah urusan kaum Muslimin, memperbanyak populasi umat Rasulullah SAW. Maka childfree ini kontra dengan tujuan tersebut. Pilihan childfree ini menjauhkan Muslim dari tujuannya. Seorang Muslim pasti mendamba surga. Nah menjadi aneh jika kemudian jalan yang mereka tempuh justru menjauhkan dirinya dari tujuan itu.

Oleh karena itu jika seorang Muslim bangga memilih childfree, memperjuangkan ide tersebut, bahkan menginspirasi banyak Muslim lain, siap-siaplah dengan konsekuensi menebar keburukan alias dosa jariah gaes.

Lebih dari itu childfree ini adalah pilihan yang berbahaya. Secara personal, memiliki anak, mengasah naluri berkasih sayang adalah fitrah, maka ketika naluri ini diamputasi dengan pilihan hidup childfree, siap-siap hidupmu akan kering, kering, kering. Gelisah, galau karena gharizah nau` tak terpenuhi kebutuhannya.

Untuk itulah para penganut childfree menipu diri mereka sendiri dengan mengganti pengasuhan anak menjadi pengasuhan hewan peliharaan. Di Inggris dan AS, jumlah pasangan yang menikah dan memilih childfree meningkat dalam beberapa dekade. Dimana hanya terdapat 20% pasangan yang punya anak pada tahun 2012. Semakin banyak dari pasangan childfree yang memelihara binatang dan diperlakukan seperti anaknya sendiri (Elshinta.com 27/9/2019).

“Satu cara bagi keluarga yang tak punya anak untuk menyalurkan sisi mereka sebagai orang tua yaitu melalui hubungan mereka dengan hewan peliharaannya,” kata Dr Amy Blackstone, profesor sosiologi di Universitas Maine sekaligus penulis buku Childfree by Choice: The Movement Redefining Family and Creating a New Age of Independence.

Miris bukan? Anjing atau kucing lebih berharga dari bayi dan anak-anak manusia di mata penganut childfree. Alangkah rusaknya logika berpikir mereka sehingga ketika melakukan searching google dengan istilah fur baby alias bayi berbulu, maka akan menemukan beberapa definisi hewan peliharaan bagi pasangan childfree.

Disamping itu, childfree adalah pilihan bagi tamatnya peradaban bumi ini alias bencana kemanusiaan. Ketika tujuan pernikahan bukan lagi untuk melestarikan keturunan, maka perlahan namun pasti manusia menuju kepunahan. Ini bukan klaim kaleng-kaleng, loh gaes.

Berbagai negara maju di Eropa dan Asia sedang kerepotan mengatasi masalah kependudukan. Banyak orang tidak mau menikah, disisi lain LGBT dipromosikan, sesama jenis dilegalkan, childfree dikampanyekan, yang memilih seks bebas habis dihantam HIV/AIDS atau mati sia-sia karena aborsi dan melahirkan.

Di Jepang, childfree menyebabkan ancaman yang serius pada demografi. Di kota Yubari misalnya, terakhir kali ada yang melahirkan disana, menurut catatan, pada tahun 2007. Selama 10 tahun tak ada lagi catatan kelahiran di kota tersebut. Jika tahun 1960 jumlah penduduk 120.000 jiwa, maka tahun 2014 tersisa 10% saja.

Penduduk tinggal 12 ribu jiwa yang sebagian besar manula. Tahun 2016 atau hanya dalam waktu 2 tahun, penduduk Yubari berkurang secara alamiah sebesar 25% sehingga yang tersisa hanya 9 ribu orang. Penjualan popok untuk lansia pun meningkat, melebihi penjualan popok untuk anak. Siapa yang akan melanjutkan peradaban? Apakah anjing-anjing piaraaan itu, ataukah kucing-kucing yang menggemaskan itu?

Childfree adalah bagian dari propaganda feminisme, sebuah ide rusak yang lahir dari peradaban durhaka liberalisme sekuler. Sadarilah bahwa ini adalah bagian dari lubang biawak yang disebutkan Rasulullah SAW,
“Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka. (AK)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.