2 Mei 2024
Bullying Meresahkan, Banyak Korban Berjatuhan
69 / 100

Dimensi.id-Kasus bullying masih marak terjadi dikalangan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Awalnya mungkin tujuannya hanya bercanda, namun bercanda yang dilakukan dibarengi dengan kekerasan sehingga merugikan orang lain bahkan sampai merenggut nyawa. Aksi bullying ini tidak bisa dibiarkan, perlu adanya tindakan tegas dari negara agar tidak menimbulkan banyak korban.

Masih di bulan yang sama, pada 20 Mei 2023 seorang bocah laki-laki kelas 2 SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dinyatakan meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya. Kasus ini berawal ketika MHD dikeroyok pada Senin, 15 Mei 2023, namun korban tidak mengaku bahwa dia menjadi korban pengeroyokan kakak kelasnya.

Pada keesokan harinya kakek korban melarang MHD untuk masuk sekolah dan lebih baik istirahat saja di rumah karena masih sakit. Namun korban memaksa untuk tetap masuk sekolah, nahasnya para pelaku kembali melakukan aksi bullying tersebut hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Primaya selama 3 hari, akhirnya korban meninggal dunia. Berdasarkan hasil visum dari dokter, korban mengalami luka pecah dipembuluh darah, dada dan tulang punggung retak (bandungkompas.com 20/05/2023).

Kasus bullying seperti ini tidaklah terjadi sekali atau dua kali saja, tapi sudah berulang kali dan memakan banyak korban. Faktor yang menyebabkan anak-anak terdorong untuk melakukan bullying diantaranya adalah kurikulum pendidikan, pola asuh baik di keluarga maupun di masyarakat dan tontonan.

Kurikulum pendidikan di dalam sistem kapitalisme hanya berfokus pada pencapaian akademik hingga abai dengan adab dan moral generasi. Anak-anak juga tidak diajarkan ilmu agama yang cukup sebagai bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan baik di lingkup keluarga maupun masyarakat.

Kurangnya pemahaman agama membuat anak menjadi mudah marah, tidak berempati kepada orang lain, dan egois. Tontonan yang mengandung kekerasan juga mudah diakses oleh anak-anak tanpa adanya pengawasan yang ketat dari negara.

Ini adalah kondisi nyata yang terjadi di sistem kapitalisme sekuler. Tidak adanya benteng yang mampu menghindari anak-anak dan pemuda untuk melakukan perundungan.

Padahal Allah Swt. melarang kita untuk mengejek dan merendahkan orang lain sebagaimana dalam firman Allah Swt. yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.

Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S Al Hujurat : 11)

Masyarakat yang berada dalam lingkup negara Islam akan menjauhi perbuatan bullying karena menganggap bahwa tindakan tersebut merugikan orang lain. Kesadaran ini tumbuh dari pemahaman aqidah yang kuat. Masyarakat akan bersyaksiyah islamiyah yaitu berpikir dan bersikap sesuai dengan syariat Islam.

Upaya yang dilakukan untuk menjauhi masyarakat dari bullying tidak hanya dibebankan kepada individu melainkan diemban oleh negara. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak untuk mengajarkan akhlak yang baik dan ilmu agama khususnya aqidah yang kokoh.

Orang tua tidak boleh memperlihatkan adegan kekerasan dalam rumah tangga. Dalam lingkup masyarakat, umat didorong untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Masyarakat baik muslim maupun non muslim berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga tercipta lingkungan yang aman dan sejahtera.

Apabila terjadi kasus bullying, negara akan segera menuntaskan masalah tersebut agar tidak menjadi kasus yang besar atau sampai menelan korban jiwa. Beginilah suasana ditengah-tengah masyarakat yang menerapkan aturan dari Allah Swt. Mari kembali ke Islam Kaffah, umat akan sejahtera dengan syariat Islam.

Penulis : Rusdah (Aktivis Dakwah dan Pegiat Pena Banua)

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.