3 Mei 2024
14 / 100

Dimensi.id-Bagi sebagian besar umat muslim, limpahan kebaikan dan keberkahan Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1445 H masih begitu lekat dalam benak mereka. Begitu banyak hikmah yang bisa didulang dari banyaknya amalan luar biasa dan istimewa yang dilakukan pada kedua momen spesial ini.

 

Berbagi Rizki : Mendulang Keberkahan, Mendorong Pergerakan Ekonomi

 

Semua amal salih yang dilakukan selama Ramadan mengandung hikmah yang luar biasa. Tradisi menyiapkan makanan bagi orang yang berpuasa adalah kesempatan berbagi rizki dan membahagiakan orang lain yang pahalanya sangat besar. Mempersiapkan sajian sahur yang terbaik menjadi kesempatan langka yang dinanti para bunda. Kesempatan ifthar jamaah (buka shaum bersama) juga dapat memunculkan perasaan bahagia dan syukur karena bisa bersilaturahmi, berbagi rizki, menikmati sajian bersama, beribadah bersama dan meringankan kesulitan orang lain.

 

Pada kedua momen ini, masyarakat cenderung membelanjakan lebih banyak untuk makanan, pakaian dan barang konsumsi lainnya. Hal ini bukan hanya didorong oleh kebutuhan utuk berbuka puasa dan sahur, namun juga untuk persiapan berbagai tradisi lebaran. Hal ini memberi peluang pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) untuk tumbuh, karena banyak dimanfaatkan untuk menjual produk-produk seperti pakaian, makanan dan hiasan.

 

Infaq, sadaqah dan menunaikan zakat fitrah maupun mal pun menjadi sangat istimewa ketika Ramadan. Selain harta dan diri kita sedang dibersihkan dengan amalan tersebut, kita pun diberi pahala berlipat ganda dari keikhlasan kita mengeluarkan harta tersebut yang meringankan kesulitan orang lain yang berhak memanfaatkan harta kita tersebut.

 

Hal ini nyata memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kaum muslim dari kalangan mustahik. Amalan berbagi rizki di bulan Ramadan ini secara nyata membantu upaya pemerataan distribusi kekayaan di tengah masyarakat kita, yang akan semakin mendekatkan kita kepada kondisi kemakmuran bersama. Jika amalan ini diteruskan di luar Ramadan, akan memberikan dampak positif jangka panjang sebagai penguat ukhuwah dan perekonomian.

 

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Depok mencatat capaian pendataan Zakat, Infak, Shodaqoh (ZIS) selama Ramadhan 1445 H mencapai Rp 4,4 Miliar per 9 April 2024, diperoleh dari zakat fitrah, mal dan sedekah. Kepala Baznas Kota Depok, Ustadz Endang Ahmad Yani, merinci : Rp 1,9 Miliar zakat fitrah bentuk uang, 47. 370 kg zakat fitrah berbentuk beras, Rp 1,2 Miliar Zakat mal dan sedekah, Rp 38,8 juta Fidyah. Zakat yang terkumpul didapatkan melalui 350 Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) yang ada di masjid, lembaga, instansi, maupun satuan pendidikan yang ada di Kota Depok (republika.co.id, 17/04/2024).

 

Tradisi “mudik” atau pulang kampung menciptakan distribusi uang yang lebih luas dan membantu perekonomian daerah. Hal ini masih ditambah dengan peningkatan pergerakan uang hadiah untuk anak-anak saat tradisi berkunjung ke rumah saudara kerabat.

 

Kajian yang dilakukan oleh Kemenparekraf mengindikasikan bahwa nilai total perputaran ekonomi dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diproyeksikan mencapai Rp276,11 triliun. Bahkan Menparekraf, Sandiaga Uno mengatakan bahwa peningkatannya hampir 50% (proyeksi pergerakan masyarakat) dibandingkan tahun lalu, sehingga beliau memprediksi angka (perputaran ekonomi) yang lebih tinggi lagi yaitu sekitar Rp350 triliun sampai Rp400 triliun.

 

Lonjakan kunjungan wisatawan akan memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata, serta sektor-sektor terkait seperti perhotelan, transportasi, makanan dan minuman, serta industri kerajinan lokal. Ini juga dapat menciptakan peluang baru bagi pengembangan pariwisata di berbagai daerah, meningkatkan pendapatan lokal, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat (kompasiana.com, 16/04/2024).

 

Keberkahan dalam Penerapan Syariat Islam

 

Syariat Islam memang solusi kehidupan yang paripurna. Penerapan sebagian saja dari syariatnya di bulan Ramadan maupun Idul Fitri menumbuhkan motivasi berbagi dan membahagiakan kaum yg tidak mampu ataupun kerabat dekat, sehingga mampu mendorong peningkatan pergerakan ekonomi yang signifikan.

 

Tingginya perputaran ekonomi saat Ramadhan maupun lebaran membawa kebaikan pada dunia pada saat ekonomi dunia lesu akibat inflasi pangan dan energi yang tak terhindarkan.

 

Dari sini saja kita bisa memperhitungkan, sekiranya syariat Islam diterapkan secara keseluruhan (kafah) dalam bingkai Khilafah, maka perekonomian akan lebih cepat lagi perputarannya dan tentunya kebaikan dan keberkahannya bagi umat ini akan jauh lebih banyak lagi. Maka sudah sepatutnya kita memperjuangkannya dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Laa hawlaa walaa quwwata illaa billah, allahummanshuril bil Islam, Wallahu a’lam bisshowwab. [ DMS,ry].

 

Penulis : Ummu Rifazi, M.Si

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.