3 Mei 2024

Penulis : Nurhabibah Marua’o

Dimensi.id-Kalimat di atas bukan hanya sekedar statement belaka, tetapi sudah menjadi fakta untuk situasi yang dirasakan sekarang ini. Mengingat situasi di Indonesia yang belum stabil dikarenakan efek dari pandemi Covid-19. Sistem pendidikan juga terkena imbasnya. dimana pada situasi pandemi Covid-19 mengharuskan pemerintah mengambil tindakan tegas tak terkecuali dalam dunia pendidikan.

           

Belajar memang tidak hanya dilakukan secara face to face atau tatap muka secara langsung tetapi juga dapat dilakukan dengan media lainnya. Seperti halnya kebijakan pemerintah tentang sistem belajar online atau daring.

           

Namun dalam setiap tindakan pasti ada hal yang bisa menjadi kendala untuk keberlangsungan kebijakan yang diterapkan. Seperti halnya para pelajar yang selalu mengeluh akan belajar dari rumah. Selain dari ketidak efisiensi  penguasaan materi belajar juga dibatasi dengan lingkungan di mana pelajar tersebut berada.

           

Para pelajar atau mahasiswa yang berada di kota tentunya tidak ada masalah dalam jaringan internet yang sudah relatif sangat lancar. Namun mereka mengeluhkan tentang kuota internet yang mahal dan sistem pelajaran yang kurang efektif bagi mereka. Lalu bagaimana dengan para pelajar yang tinggal di perkampungan atau pelosok? permasalahan yang dihadapi menjadi berlipat ganda dibandingkan dengan yang berada di kota. Seperti halnya jaringan internet yang tidak stabil bahkan ada yang daerahnya sama sekali tidak ada jaringan internetnya. Sehingga membuat mereka harus mencari tempat yang ada jangkauan internet, tak jarang para pelajar atau mahasiswa rela memanjat pohon atau duduk di pinggiran jalan hanya demi mendapat jaringan internet, Sedangkan itu dapat membahayakan nyawa mereka.

Belajar daring hanya sebatas tatap layar juga mengerjakan tugas tugas yang diberikan dengan sekedarnya saja. Sedangkan kita sadar terkadang para pelajar/mahasiswa belajar secara tatap muka saja mereka tidak mengerti apalagi dengan sistem yang sekarang ini. Belum lagi mereka akan asyik bermain gawai/gadget nya ketimbang belajar daring.

            Tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan mengenai sistem belajar daring ini, ada yang mengeluhkan tentang susahnya mengajari anaknya di rumah dikarenakan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan nya belum lagi yang anaknya bandel dan hanya nurut kepada gurunya di sekolah yang memang sudah biasa mengajari dia. berbagai keluhan mereka sampaikan di saat seperti ini mereka menyatakan mengapa di kota-kota atau rata-rata seluruh daerah banyak atau sudah hampir semua normal, mall-mall di buka, pasar beroperasi dan segala tempat wisata terbuka. Bukankah itu sama saja adanya perkumpulan? mengapa sekolah tidak di normalkan saja?

Sistem belajar daring ini menuntut mahasiswa/ pelajar untuk memiliki HP, Kuota internet dan jaringan yang lancar untuk mendukung proses belajarnya. Namun sekarang ini tidak semua pelajar/mahasiswa mampu membeli atau memiliki itu semua dikarenakan perekonomian mereka tidak semuanya dari kalangan orang mampu!. bisa kita lihat kejadian yang baru-baru ini tentang seorang ayah di Garut rela mencuri handphone hanya demi anaknya untuk bisa belajar online. semua ini karena apa? Hal ini bisa terjadi karena siapa? Seharusnya pemerintah memberikan fasilitas terutama bagi mereka yang kurang mampu.

Pertanyaannya saat ini bagaimana pemerintah mengambil tindakan dengan berbagai masalah yang dirasakan oleh masyarakatnya pada situasi ini. apakah kebijakannya hanya menyatakan belajar daring atau online saja? lalu bagaimana dengan berbagai kebutuhan para pelajar? kuota internetnya dari mana?  handphonenya dari mana? jaringannya seperti apa?

Apakah ini semua sebuah lelucon? bisa kita katakan pelajar yang ekonominya tidak mampu semakin tertekan dengan kondisi belajarnya yang mengharuskannya memiliki semua fasilitas pendukung proses belajar mengajarnya. Sikap pemerintah apa kabar dengan segala keluhan ini?

Dengan banyaknya report dari berbagai kalangan terhadap sistem belajar daring tersebut. Semestinya pemerintah lebih memperhatikan lagi setiap proses berjalannya sistem yang telah ditetapkan, lebih mengontrol lagi tentang belajar daring ini. Seperti memberikan solusi dengan mensubsidi atau memfasilitasi para pelajar/mahasiswa untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajarnya. sehingga memberikan sedikit keringanan kepada para pelajar. Akan tetapi saja, bila diberi pilihan kebanyakan akan memilih untuk belajar seperti biasa secara bertemu langsung atau sistem belajar yang normal.

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.