30 April 2024
free palestine
66 / 100

Dimensi.id-101 hari sudah berlalu, genosida terus terjadi di bumi yang Allah berkahi. Puluhan ribu warga sipil meninggal dunia secara mengenaskan. Puluhan ribu terluka fisik dan mental. Seratus lebih jurnalis meninggal di medan juang. Kini, bukan  hanya karena genosida rakyat Palestina meninggal dunia, tapi juga karena kelaparan. Sungguh dunia gagal melindungi kemanusiaan dan orang yang tak berdosa di bumi Palestina.

Palestina Butuh Bantuan

Sebagai manusia yang punya otak untuk berpikir dan punya hati untuk merasa, kita pasti paham bahwa Palestina butuh bantuan sekarang juga. Banyak anak yang menangis dan berharap mereka syahid agar bisa ke surga yang penuh dengan nikmat. Mereka butuh bantuan mental dari genosida yang tak kunjung reda. Mereka butuh bantuan fisik untuk mengobati yang terluka. Mereka butuh bantuan pangan untuk melepas lapar dan dahaga.

Mereka butuh bantuan pakaian yang bisa melindungi dari dinginnya cuaca. Mereka butuh bantuan tempat tinggal agar memiliki tempat untuk bernaung. Dan tentu, mereka butuh bantuan militer yang bisa menguatkan mereka, membantu mereka melindungi diri, keluarga, masyarakat dan negara mereka dari penjajah Israel.

Sayangnya, ratusan truk bantuan kemanusian tak bisa leluasa masuk menjangkau rakyat Palestina yang membutuhkan. Otoritas Israel seenaknya menjadi pihak yang melarang dan memberikan izin bagi bantuan yang akan masuk. Kalau pun sudah masuk, belum tentu sampai pada rakyat Palestina. Israel berkali-kali membormbardir truk bantuan yang datang. Mereka bahkan mengejek kelaparan warga Palestina, menjadikan tepung sebagai umpan bagi warga. Ketika warga mendekat, peluru menembus tubuhnya. Sudah sefrustasi itu mereka karena kondisi kelaparan yang melanda. Warga melemparkan diri mereka ke arah penjajah Zionis Israel hanya demi mengambil tepung yang akan diberikan untuk keluarga mereka.

Kematian jadi pilihan yang pasti. Entah mereka akan mati di tangan penjajah Zionis atau kelaparan. Sungguh miris dan ironis.

Belajar dari Yaman

Dari sekian banyak negeri muslim yang ada di dunia. Yaman tampil memukau dengan kekuatan militer untuk membantu perjuangan warga Palestina. Walau kini Yaman menjadi target penyerangan negara – negara adidaya, tapi ia tak gentar.

Muhammed Al Bukhaiti menyampaikan bahwa jika Amerika berhasil memobilisasi seluruh dunia, operasi militer Yaman tidak akan berhenti, tidak peduli seberapa besar pengorbanan yang harus mereka  lakukan. Masyaallah.

Tak hanya ingin berjuang sendiri, Yaman pun mengajak dunia Arab untuk tidak takut pada Israel dan AS. Sayangnya, Mesir dan arab Saudi sebagai tetangga Palestina memilih untuk diam melihat genosida yang terjadi. Mereka mencukupkan diri dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan yang tak tentu sampai tidaknya. Apalah bedanya para penguasa muslim ini dengan rakyat yang  tak punya kuasa.

Padahal di tangan mereka Allah titipkan kekuatan untuk memerangi kemunkaran. Allah titipkan kekuatan militer yang bisa mengancurkan hambatan fisik dalam berjuang di jalan Allah.

Alasan Busuk

Berbagai alasan busuk dilontarkan para penguasa dunia yang tidak berdaya menghentikan genosida ini. Mulai dari label ”complicated”, hingga tersandra hukum-hukum internasional dan sekat nasionalisme. Padahal, Israel sudah menjadi pihak yang berkali-kali melanggar hukum Internasional yang mereka buat. Namun, tak ada satupun sanksi atau setidaknya kebijakan yang bisa menghentikan terus berlangsungnya pembantaian ini.

Apa rumitnya melihat fakta jelas antara Israel dan Palestina? Bahkan, anak kecil pun tahu siapa pihak yang salah dan mana yang harus dibela. Inilah buah busuk yang lahir dari sistem busuk. Lahirnya pejabat yang cinta dunia dan takut mati. Sesunnah apapun tampilannya, namun diamnya mereka menunjukkan keberpihakan pada penjahat Israel.

Ingatkah kita jika dunia hanya tempat singgah yang tak lama? Semua harta, kuasa takkan dibawa. Semua nikmat dunia takkan menjamin akhir bahagia di akhirat sana. Sudah saatnya kita semua bangkit. Bersatu melawan penjajah Zionis Israel dan sekutunya. Sudah saatnya kita bersatu, berjuang bersama demi membebaskan bumi Syam yang Allah berkahi. Dengan darah dan jiwa kaum muslim. Sebagaimana yang dicontohkan para sahabat terdahulu.

Persatuan Umat Muslim

Sungguh kita ibarat sapu ijuk yang terserak, tak kuasa membersihkan kotoran jika tercerai berai. Sudah seharusnya kita bersatu agar bisa memberikan hantaman kuat bagi para penjajah yang durjana. Sebagaimana dulu kaum muslim bersatu dibawah komando Rasulullah saw. Kemudian komando ini diteruskan oleh Abu Bakar ra, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Muawiyah bin Abu Sufyan hingga akhirnya diruntuhkan pada tahun 1924 Masehi oleh tangan antek penjajah atas nama kemerdekaan Republik Turki.

Ingatkah kita dengan cerita Khalifah Al Mu’tashim billah yang terkenal? Untuk memenuhi seruan seorang budak muslimah yang dilecehkan di Ammuria, Khalifah bergerak cepat dan tegas dengan mengerahkan seluruh tentara negara. Hingga akhirnya Ammuria ditaklukan dan sang muslimah di muliakan. Bagaimana dengan nasib puluhan ribu muslimah dan anak-anak yang telah berteriak selama puluhan tahun karena ditindas penjajah zionis Israel dan dijaga oleh sekutu mereka? Akankah kita tetap diam sampai para penjajah itu memperluas targetnya?

Sudah saatnya kita bersatu kembali dalam komando yang sama. Komando yang berasas akidah Islam. Komando yang ingin menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Insyaallah akan hadir kembali dengan atau tanpa kontribusi kita.

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. “ (QS. An Nur : 55)

Wallahu’alam bish shawab.

 

 

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.