17 Mei 2024

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, sebanyak 64,7 persen anak muda menilai partai politik atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. Sebanyak 25,7 persen anak muda yang menilai para politisi sudah cukup baik mendengarkan aspirasi.

“Sikap mereka tidak begitu yakin bahwa politisi mewakili aspirasi masyarakat,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Minggu (21/3).

Hasil survei juga menunjukkan hanya 3 persen anak muda yang sangat percaya pada partai politik. Sebanyak 7 persen sama sekali tidak percaya. Sebanyak 54 persen anak muda masih percaya pada partai politik.

Tingkat kepercayaan anak muda lebih besar kepada TNI. Terlihat sebanyak 77 persen anak muda cukup percaya dengan TNI. Bahkan 12 persen anak muda sangat percaya pada TNI.

“Trust terhadap institusi, secara umum tidak berbeda anak muda masih trust TNI, Presiden kemudian polisi, KPK,” ungkapnya.

Survei Indikator Politik Indonesia digelar pada 4-10 Maret 2021. Survei dilakukan melalui sambungan telepon dengan responden. Sebanyak 1.200 responden berusia 17-21 tahun. Margin of error survei kurang lebih sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (mdk/noe)

Jiwa muda, jiwa yang sangat ditakuti oleh para Penguasa berumur. Namun jiwa muda menciut dikarenakan cuek dengan info dan politik di negeri sendiri maupun luar negeri. Sebagian besar pemuda menganggap bahwa berpolitik itu tidak menyenangkan dan tidak menjadi urusan anak muda layaknya,  dikarenakan mereka berfikir bahwa politik hanya urusan orang-orang yang memiliki peran serta jabatan negeri.

Sedangkan dalam Islam, politik sangat penting bagi semua kalangan, mulai dari anak muda maupun lansia, dikarenakan arti politik dalam Islam itu mengurusi urusan ummat bukan urusan kekuasaan bernegara saja.

Baca juga: Peran seorang ayah dalam pandangan islam

Anak muda yang peka terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar itu sudah termasuk berpolitik. Bukankah  Allah sudah menyebut kita sebagai “Khalifah fil-ardh” yaitu pemimpin dibumi?

Yang berarti manusia diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala bukan hanya untuk beribadah saja, namun juga untuk memakmurkan bumi. Khususnya mencegah perbuatan keji dan mungkar dari para penguasa kapitalis yang ingin menguasai bumi Allah untuk keuntungan dan kekuasaan.

Dengan cara tidak cuek terhadap info dan tidak selalu hanya mengikut dan mengiyakan saja keputusan yang dzholim yang sering terjadi pada sistem Kapitalis.

Anak muda, ketika cuek dengan segala kedzholiman yang ada, otomatis akan merasakan pahitnya berada dalam aturan yang menyiksa bak neraka.

Kedzholiman merajalela tetapi masih diam saja? Zaman sekarang sudah luar biasa, sayang jika  cuek dengan kejadian dan kedzholiman yang ada disekitar.

Bukankah mampu mengunakan teknologi dan menjadi penyebar opini yang baik, bersuara di sosmed untuk membela Islam dan menghempaskan kedzholiman? Dengan tangan, dengan mata, dengan mulut, dengan alat komunikasi mu. Mari bersuara.

Penulis: Dahliyan Syaharani  | Pelajar

Editor: Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.