Ingatkah anda, 49 TKA Cina yang pernah datang saat pandemi covid-19 di sulawesi utara, kedatangannya sungguh sangat meresahkan warga. Apalagi akhir-akhir ini kita dikejutkan kabar yang tidak diinginkan dengan masuknya 500 TKA ke daerah yang sama, dengan jumlah yang sangat besar bukan? Padahal sulawesi utara termasuk daerah “zona merah” covid-19.
Aneh, tapi nyata. Sayangnya pemerintah indonesia raya merdeka, memberikan izin kepada TKA tersebut, sepertinya tersimpan rasa ketakutan yang teramat dalam, ketika berhadapan dengan negara investor tersebut. Meskipun faktanya rakyat meronta ronta jiwanya dengan kondisi ini, tapi tidak diperdulikan sedikitpun. Kondisi ini yang akhirnya mengundang kemarahan masyarakat.
Rusuhnya lagi saat kondiis PSBB di semarakkan bersama masyarakat lawan covid-19, peraturan semakin ketat, mudik tidak boleh, demi terjalin kerjasama untuk mengakhiri covid-19, nah lagi lagi masyarakat dikhianati, pemerintah akhirnya menjalin kerjasaama dibelakang layar, dengan masuknya tamu undangan yang datang dari Cina. Ini sungguh tidak adil..
Menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi, luhut binsar panjaitan terkait 500 TKA cina, dengan motif kerjasama, dan direncanakan akan dipekerjakan di PT Virtue Dragon Nickle Industrial Park dan PT Obsidian Stainlessteel. Alasan alasan terus di gaungkan, yang akhirnya, kedoknya tercium kepermukaan. Dalam kondisi banyak nya rakyat pribumi yang di PHK, angka pengangguran terus memuncak, malah memberdayakan penduduk negeri sebelah, meskipun alsannya ini dan itu. Tentu hal ini menjadi debat dan kritik pedas dari masyarakat.
Bila di telisik lebih jauh lagi, seperti nya pemerintah berupaya menyelamatkan ekonomi yang sedang hancur lebur ditengah-tengah covid-19 ini, padahal sejatinya ekonomi indonesia sudah hancur tercabik cabik sebelum adanya covid-19. Sekarang covid-19 menjadi pihak tertuduh, dan menambah ruwetnya ekonomi Indonesia. Padahal seharusnya pemerintah semakin fokus untuk menghentikan penyebaran covid – 19, karena virus ini terus merebak hampir ke seluruh provinsi, dan butuh penanganan yang optimal dan sesempurna mungkin. Namun, jika ini tidak bisa dibendung maka krisis 1998 sangat mungkin terjadi, menambah gegap gempita ekonomi dunia.
Wakil ketua DPRD Endang SKA, Berpendapat bahwa prinsip PSBB seharusnya dilakukan secara merata, hal ini termasuk kepada TKA Cina, tidak diterima dengan alasan apapun. Tapi sayangnya, aturan ketat untuk pribumi, longgar untuk TKA. Sungguh mengelus dada.
Inilah sedikit potret kehidupan dunia kapitalisme-demokrasi, yang di agung agungkan sebagian besar orang, yang terus siap menergap mangsanya, tak kunjung puas dengan kondisi yang ada, haus akan kekuasaan dan harta dunia, yang pada akhirnya rela menelantarkan masyarakat, demi kepentingan pribadi.
Sungguh berbeda pula dengan potret kehidupan dalam islam, yang mengedepankan kepentingan masyarakat, dengan prinsip bahwa untuk menyelesaikan masalah rakyat, harus dikembalikan lagi pada aturan sang pencipta. Kepala negara dalam islam, akan terus berupaya untuk menyelesaikan masalah negeri tanpa memperhitungkan untung dan rugi, karena semua kebijakan akan dipertanggungjawabkan dihadapan sang pemilik alam semesta, tentu ini berbeda dengan motovasi pemimpin ala demokrasi. Maka dari itu, apakah kita layak bertahan pada sistem yang rusak? sudah saatnya kita bangkit dan kembali pada aturan islam yang akan mensejahterkan manusia diseluruh penjuru dunia.
Nama penulis : Radiati Pardosi (Aktivis Muslimah Medan)
Editor : Ilham Imanul Azka