17 Mei 2024

Sungguh kita butuh ulama’ yang lurus dalam menyampaikan kebenaran Islam. Umat butuh bimbingan ditengah arus Islamophobia dan kriminalisasi ajaran Islam yang sengaja dihembuskan oleh musuh-musuh Islam sehingga umat menjadi ragu dan bimbang pada keyakinannya sendiri. Ulama’ yang tegas dalam lisan maupun perbuatan serta perjuangannya hanya untuk membela agama Allah adalah ulama’ yang benar dan yang dicintai Allah.

Tidak tergiur dan tergona gelimang perhiasan dunia berupa harta dan jabatan yang menipu, sehingga langkahnya pasti tidak goyah untuk menunjukkan umat pada jalan yang lurus dan benar.

Ulama’ yang sesungguhnya bukan ulama’ abal-abal memiliki pemikiran Islam yang lurus dan mulia. Hanya menyampaikan Islam, tanpa modifikasi ataupun merubah sesuai pesanan dan keinginan yang mampu membayar mahal.

Membongkar War on radikalisme dan terorisme, yang pada hakekat war on Islam. Kemudian mengajak umat agar tidak mudah terprovokasi dan terbecah belah yang membuat kekuatan umat menjadi lemah. Ulama’ sejati lisan mengajak umat untuk bersatu bukan berseteru atas dasar kebencian dan dendam.

Ulama’ yang sesungguhnya dengan tegas mengatakan sesuatu Itu haram meskipun menguntungkan dengan menggunakan perspektif kemanfaatan. Miras pasti haram begitu pula bipang ambawang, jadi harus ditolak meskipun banyak kalangan menganggapnya boleh dengan cara berfikir diluar cara pandang Islam.

Begitu pula saat ada larang menggunakan hijab, ulama’ harus berani meluruskan dan mengatakan dengan tegas kewajiban menutup aurat bagi umat Islam. Ulama’ sejati menyeru pada kebenaran Islam tanpa ada sedikitpun keraguan dalam lisannya maupun perbuatannya. Kedalaman dan keluasan  ilmu agama yang dimiliki diatas rata umat, sehingga mampu menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah.

Umat merasa kehilangan ulama’ sejati ini saat dia dipanggil Allah untuk selama-lamanya. Keberanianya untuk menyampaikan kebenaran Islam dan menolak kemungkaran, sesuatu yang dilarang dalam Islam  begitu luar biasa, karena rasa takutnya hanya kepada Allah.

Inilah ulama’ sesungguhnya yang dicintai Allah SWT, karena dia hidupnya hanya untuk membela dan memperjuangkan  agama Allah.  Umat masih butuh bimbingan ulama’ sejati yang mengajak pada jalan yang lurus, bukan ulama’ abal-abal yang mengajak pada kesesatan dan kehancuran.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat al-Fatir ayat 28 yang mengambarkan seorang ulama’ yang sesungguhnya, “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.

Hanya ulama’ yang takut kepada Allah, sedangkan mereka yang lebih takut kehilangan kekuasaan dan jabatan, sehingga bisu dan tidak mampu menyampaikan kebenaran Islam tidak layak disebut ulama’ meskipun mereka memiliki segudang ilmu agama.

Keilmuannya tidak digunakan untuk membela agama Allah, bahkan tidak jarang pernyataanya hanya untuk mendeskreditkan ajaran Islam kaffah, sehingga umat menjadi ragu dan bimbang.

Banyak sekali orang-orang yang mengaku ulama’ tapi mendukung kedzaliman Penguasa. Mereka tidak lagi menjadikan Islam sebagai landasan berfikir dan tujuan perjuangannya. Pemahamannya tidak lagi lurus tapi sekular yang menyesatkan umat. Mereka menggunakan logika berfikir manusia dalam menilai satu kebaikan dengan meninggalkan ajaran Islam yang lurus dan mulia.

Tidak ragu mempromosikan yang haram karena hanya ingin dianggap toleran dan ingin bisa diterima oleh semua kalangan. Berbagai cara dilakukan yang ujung-ujungnya kekuasaan dan amplop yang berisi uang sogokan. Mereka bukankah ulama’ tapi orang-orang fasik dan munafik yang menjual agama untuk kepentingannya di dunia.

Tentu mereka tidak layak disebut ulama’ meskipun memiliki segudang ilmu agama. Ulama’ adalah mereka yang hanya takut pada Allah dan dengan ilmu agamanya yang diatas rata -rata seorang ulama mampu menunjukkan kebenaran hakiki sesuai dengan apa yang disampaikan oleh nabi dan rasul. Jadi tidak heran, jika rasullah menyebutnya ulama’ sebagai pewaris para nabi dan rasul yang layak untuk ditaati dan diikuti.

Para ulama tidak dapat menggantikan para nabi, tetapi mereka berperan untuk berdakwah di jalan Allah SWT dan mengajarkan agamanya seperti para Nabi. Ini menjadi peringatan tentang perlunya menghormati ulama dan merujuk pada mereka terkait berbagai perkara dan urusan ibadah. Sebab, itu hak mereka sebagaimana hak para nabi yang dicintai Allah SWT.

Penulis: Mochamad Efendi

Editor: Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.