17 Mei 2024

Kebencian kelompok ekstremis Hindu di India terhadap Islam dan umatnya seolah tak ada habisnya. Hingga seruan untuk melakukan genosida terhadap umat muslim pun kembali didengungkan oleh mereka. Diketahui seruan genosida terhadap umat muslim ini mencuat sejak Desember lalu pada salah satu konferensi di Haridwar, negara bagian Uttarakhand India. Pada kesempatan itu, dengan alasan untuk melindungi negara, ekstremis Hindu menyerukan untuk membunuhi umat muslim. Seruan itu pun disambut hangat dan tepuk tangan meriah para pemimpin agama Hindu dan anggota yang hadir. (CNN Internasional, 15/1/2022)

Seruan genosida terhadap umat Islam sebenarnya adalah kelanjutan dari sederet aksi penindasan dan kekerasan antimuslim yang telah bertahun-tahun terjadi di India. Sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin petahana Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa, penganiayaan dan diskriminasi terhadap agama Islam dan umat muslim dilaporkan kerap terjadi.

Paham Hindutva yang diadopsi partai BJP berprinsip bahwa Hindu adalah jalan hidup satu-satunya bagi India. Oleh karena itu, kaum muslim dianggap tidak pantas berada di sana. Mirisnya, hal ini diperkuat dengan lahirnya UU antimuslim atau UU Amandemen (UU CAB). Melalui pengesahan UU ini, pemerintah India memberikan perlindungan kepada ekstremis Hindu untuk melakukan penyiksaan terhadap umat muslim secara terus-menerus. (CNBC, 24/12/2019)

Pada faktanya, aksi kebencian dan diskriminatif terhadap umat muslim tak hanya terjadi di India. Di belahan dunia lainnya penindasan terhadap umat Islam berulang kali terjadi. Muslim Uighur di China, Rohingya di Myanmar, muslim Palestina, dan lainnya juga mengalami perlakuan serupa. Mereka dibantai, dibunuh, diusir, disiksa, dilecehkan dan lain sebagainya. Mirisnya, hal ini terjadi bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian. Sementara itu dunia sendiri bungkam. Semua ini memantik pertanyaan besar, kenapa yang demikian bisa terjadi?

Sejatinya, berbagai penderitaan yang mendera umat muslim di seluruh dunia adalah akibat runtuhnya negeri Islam yakni Daulah Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924, dan dihapusnya sistem Khilafah oleh Mustafa Kemal Attaturk. Semenjak saat itu, umat muslim di seluruh penjuru dunia seperti anak ayam kehilangan induknya. Ia tak tahu arah dan tujuan hidup. Berbagai rentetan peristiwa mengerikan, malapetaka, kenistaan, kesengsaraan dan penderitaan terus menerus menghujani kaum muslimin di seluruh dunia tiada henti. Seperti salah satunya ancaman genosida terhadap muslim India.

Hal demikian terjadi karena sistem Demokrasi-Kapitalisme dengan paham Sekuler-Liberalnya yang menggantikan sistem Khilafah telah merusak seluruh tatanan kehidupan. Sistem ini terbukti gagal memberikan keadilan dan perlindungan. Sistem inilah biang pemicu berbagai kerusuhan dan penderitaan tak berujung di beberapa negeri muslim.

Mengatasnamakan Nasionalisme, sistem ini telah sukses memecah belah umat muslim di seluruh penjuru dunia menjadi lebih dari 50 bagian. Sehingga umat muslim menjadi lemah, tidak bisa bersatu dan memiliki kekuatan. Mirisnya, toleransi beragama yang selama ini digembar-gemborkan Demokrasi nyatanya hanya jargon semata. Faktanya, toleransi tumpul untuk Islam dan umatnya. Di seluruh dunia, umat muslim minoritas kerap mendapat perlakuan intoleran dan diskriminasi dari mereka yang antimuslim.

Penerapan sistem ini pun telah menyuburkan isu islamofobia di tengah kehidupan masyarakat. Islamofobialah yang memantik kebencian kepada Islam dan umatnya di berbagai belahan dunia, tak terkecuali India. Ironisnya, paham Sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) dalam sistem ini telah melahirkan para penguasa yang tak punya hati. Tersebab itulah, meskipun beragam penderitaan mendera umat muslim, para pemimpin di dunia tak terkecuali para pemimpin negeri-negeri muslim hanya bisa mengutuk atau bahkan diam membisu.

Sungguh, selama sistem Demokrasi-Kapitalisme masih bercokol di dunia ini, keadilan dan perlindungan bagi umat muslim hanyalah kamuflase. Kaum muslimin tidak akan pernah aman dalam sistem Demokrasi-Kapitalisme. Umat muslim hanya akan aman dan terlindungi jika berada di habitatnya yakni negara yang menerapkan sistem Islam (Khilafah). Sebab Khilafah adalah pelindung bagi kaum muslimin dari para pembenci Islam dan musuh-musuh Allah.

Rasulullah saw bersabda :

“Sesungguhnya imam laksana perisai. Dan akan dijadikan perisai dan orang akan berperang di belakangnya, digunakan sebagai tameng …” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menggambarkan secara jelas bahwa imam/pemimpin (Khalifah) adalah perisai bagi umat. Ia akan melindungi dan menjaga Islam dan kaum muslimin dari berbagai ancaman. Ia pun akan memberikan keadilan kepada umat secara menyeluruh baik muslim maupun nonmuslim. Namun tentunya, tugas Khalifah ini hanya akan terwujud secara sempurna dalam sistem Khilafah. Pasalnya, hanya Khilafahlah satu-satunya sistem kepemimpinan yang menggunakan Islam ideologi sebagai pedoman.

Negara Islam (Khilafah) akan senantiasa menempatkan syariat Islam sebagai satu-satunya sumber aturan. Karena tujuan Khilafah hadir di muka bumi ini tiada lain selain melaksanakan seluruh aturan-aturan dan hukum-hukum Allah. Tersebab itulah, Khilafah akan menjaga umat dengan segenap jiwa raga. Dalam catatan sistem Khilafah, tidak pernah ada satupun manusia yang dizalimi. Semua manusia bahkan hewan dan tumbuhan sekalipun hidup tenteram dan aman. Khilafah menjamin keselamatan warganya di manapun dan kapanpun. Khilafah tidak akan membiarkan kaum muslimin mengalami diskriminasi apalagi genosida.

Adapun dalam menjamin keamanan warganya yang tinggal di luar wilayah Islam, maka Khilafah akan menurunkan pasukan jihadnya jika mengetahui kaum muslimin terancam nyawanya. Hal ini sebagaimana pembelaan Khalifah Mu’tashim Billah yang mendengar pelecehan seorang wanita oleh tentara Romawi kepadanya. Khalifah langsung mengirimkan pasukan jihadnya untuk melindungi dan membela wanita tersebut. Pasukan jihad ini terdiri dari tentara muslim dan para lelaki dewasa lainnya, serta berada di bawah komando departemen jihad. Sehingga pada waktu itu, pasukan jihadnya sangat besar. Bahkan panjang barisan pasukannya tidak putus dari gerbang istana Khalifah di Baghdad sampai Asia Kecil (Amuria).

Demikianlah proteksi Khilafah terhadap warganya. Satu orang saja dibela dan dilindungi, apalagi jika yang dianiaya adalah banyak orang muslim. Seperti kaum muslimin di Uttarakhand yang mendapat ancaman genosida. Pastilah Khilafah siap berdiri tegak sebagai perisai dan akan mengirimkan pasukan jihadnya dengan kekuatan penuh untuk menolong mereka.

Jadi jelas, solusi atas ketidak adilan muslim India dan negeri-negeri muslim lainnya adalah kembali kepada Islam dengan sistem Khilafahnya. Tersebab itu, tegaknya Khilafah merupakan kebutuhan urgen saat ini. Agar berbagai kezaliman yang dialami umat Islam sedunia bisa berakhir. Karena, hanya Khilafahlah satu-satunya yang mampu mewujudkan keamanan dan keadilan menyeluruh bagi manusia.

Melalui penerapan sistem Islam (Khilafah), maka segala penderitaan berkepanjangan yang mendera India dan negeri-negeri muslim lainnya akan terselesaikan hingga tuntas. Itulah sebabnya, sudah menjadi keharusan bagi kita semua bersegera kembali kepada Islam dan mengenyahkan sistem Demokrasi-Kapitalisme biang kesengsaraan.

Wallahu a’lam bi ash-shawwab.

Oleh Reni Rosmawati
Ibu Rumah Tangga

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.