17 Mei 2024

Penulis : Syifa Tri Handini | Pelajar

Dimensi.id-Angka kasus positif Covid-19 di Negeri Indonesia lagi-lagi meningkat alias menyentuh rekor baru, salah satunya di kota Bekasi. Bekasi, saat ini telah terkonfirmasi sudah lebih dari 10.000 jumlah kasus covid-19 tepatnya menyentuh 10.095 pasien yang terdiri dari 850 pasien dalam isolasi, 9.075 pasien yang dinyatakan sembuh dan 170 pasien yang dinyatakan meninggal dunia. (dikutip dari Kompas 30/11/20).

Jumlah yang bisa dibilang tidak sedikit dikarenakan sudah mencapai angka yang cukup fantastis untuk kota yang tidak terlalu besar. Namun kumulasi kasus ini, nyatanya ditanggapi santai oleh wali kota Bekasi Rahmat Effendi, menurutnya jumlah kasus terkonfirmasi yang terus meningkat itu wajar saja karena pihak Pemerintahan Kota Bekasi rutin melakukan pelacakan dan tes swab yang diadakan secara massal.

“Tidaklah ada masalah, yang penting bagaimana pengendalian angka kematian rendah dan kesembuhan tinggi. Jika sekarang kita takut dengan orang yang terkonfirmasi, kita lupa bagaimana mengendalikan kematian yang rendah dan kesembuhan yang tinggi”, Kata Rahmat Effendi (30/11/20 dikutip dari Kompas)

Alih-alih menghimbau kepada masyarakatnya untuk terus mengikuti protokol kesehatan dan meyakinkan untuk program swab massal agar angka penyebaran covid-19 akan terpantau dengan mudah, namun pemerintah justru tergesa-gesa memulai era normal baru (new normal) dan melonggarkan PSBB di tengah kasus yang terus meningkat. Sungguh kebijakan yang prematur.

Padahal dengan tingginya angka kematian akibat kasus Covid-19 menandakan bahwa Pemkot Bekasi masih lemah dalam melakukan pengawasan dan terkesan tidak terlalu memedulikan kesehatan masyarakatnya di tengah pandemi covid-19 ini, juga tidak seriusnya pemerintahan dalam menangani juga merespon kasus covid-19 dan tidak mengedepankan nilai kemanusiaan sehingga membuat banyaknya nyawa melayang tidak lagi tercatat sebagai bencana kemanusiaan.

Pertanyaannya, Mau sampai kapan?

Dalam sistem Islam, nyawa manusia adalah suatu hal yang penting. Di sisi Allah, hilangnya nyawa seorang muslim(manusia) lebih besar perkaranya dari pada hilangnya dunia ini. Kita sudah lelah dan sangat tidak mungkin bertahan dengan penguasa bermental pengusaha yang lebih mementingkan hitung-hitungan untung dibanding keselamatan rakyatnya. Apalagi disaat pandemi terjadi. Negeri ini sungguh tak bisa mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat jika tetap bertahan dengan penguasa bentukan kapitalis.

Sudah semestinya khalifah menjadi perisai utama dan hakiki bagi umat, sebab khalifah dengan wewenangnyalah yang akan mampu menciptakan perlindungan yang maksimal bagi umat. Dan juga memberikan solusi yang pasti agar pandemi segera berakhir dan perekonomiam dapat kembali stabil. Bukankah kita selalu mendambakan sosok pemimpin seperti Umar bin Khaththab, yang rela melakukan apapun agar rakyatnya bisa sejahtera. Juga kita rindu dengan sosok pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz yang mampu memakmurkan rakyatnya hingga tak ada fakir miskin yang mau menerima zakat saat itu karena hidup berkecukupan.

Itu semua terwujud bahkan tanpa adanya utang berkedok investasi seperti saat ini. Sungguh pemimpin seperti ini hanya akan kita jumpai dalam sistem Islam yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Tidak kemudian membuat kebijakan yang berat sebelah dan mengutungkan sebagian pihak, sementara pihak lain harus teriris tragis, seperti yang terjadi saat ini ditengah sistem demokrasi.

Wallahu a’lam bishshawab. 

Editor : Fadli

Apa pendapatmu?

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.